06 December 2011

Perjalanan ke Enschede << Belanda 7-16 September 2011

Sulung saya sekarang kuliah di Universitas Twente,
letaknya di kota Enschede di Belanda..... saya mau menengok keadaannya

Enschede tu dimana siy????
Ternyata... itu sebuah gemeente (pembagian secara administratif) di Belanda yang terletak di provinsi Overijssel. Sebelah Timur Belanda berbatasan dengan Jerman. Rasanya, berharap banget bisa sampai juga ke Jerman... walau numpang jejakin kaki dikiiiiit aja di perbatasannya....hihihiii....


Hari pertama & kedua : 7-8 September 2011

Perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur, ditempuh selama kurleb 2 jam
Tempat duduk saya paling belakang... dan waktu itu penumpang terpusat di depan... samping kiri kanan saya kosong... saya bete, tidak ada wajah manusia yang bisa dilihat....
maka ini kesempatan saya memotret dengan Canon G12 saya, ceklak ceklek tanpa mengganggu siapapun...

saya tertarik dengan penumpang barisan depan... sepanjang 2 jam perjalanan, yang saya perhatikan, terus membaca koran... waktu gelap, apalagi saat terang
Sedangkan saya,
saya gunakan untuk motret2.... (wondering, kalau modenya gak auto, tapi manual... apa yang harus diperhatikan untuk menghasilkan foto bagus di saat gelap atau terang seperti tadi???)
saya juga menggunakan 2 jam perjalanan dengan menikmati makanan, dan bicara dengan pramugaranya ('ra' ya bukan 'ri')

Pilihannya nasi Ayam Kentang daripada Ayam Taliwang yang pedas itu... oh no.. ini saja saya suka..
yang menawarkan makanan, pramugaranya ramah....
waktu tadi bicara memperkenalkan diri, saya sempet berpikir... hhhmmm ada yang aneh dari namanya...
"ladies and gentlemen on behalf the Captain, my name Stuart Afandi... bla bla bla..."
tapi  waktu nawari makanan, di pin nya hanya tertera nama Afandi... nah Stuart nya kemane?
you know what.... dodol banged saya... Stuart?? Stuart darimane??
jadi malu.... ternyata saudara-saudara... bukan Stuart tapi "Steward" pramugara.... dodol dodol....

Kalau ramah... pramugara dan pramugari Malaysian Airlines... ramah,
tapi kalah banget sama keramahan awak kabin Garuda indonesia
Bisa dirasa, kita lebih tulus......

Yang saya belum pernah denger, dan ini bagus kalau dijalankan.... adalah, pengumuman saat mendarat di KLIA ada tu kalimat "Kepada warga Malaysia... selamat kembali ke rumah"
coba di Garuda Indonesia gitu ya "Kepada putera puteri bangsa, selamat datang di tanah air..." uuh nonjok banget tu, perasaan bangga bangsa bisa terdongkrak.....

Begitu sampai, ternyata untuk boarding lagi... harus naik kreta antar terminal...
Di jendela-jendela kreta... ada bendera Malaysia.... sangat kebangsaan, perlu di tiru Indonesia dijadikan SOP di semua bandara internasionalnya gitu, bagaimana menonjolkan kebanggaannya pada bangsa

Nah, setelah itu pengalaman internasionalnya baru kerasa...
Naik pesawat, yang kanan kiri orang-orang bule... jarang wajah Asia nya,
yang naikin tas ke kabin bgitu selesai ciuman.... benerin seat belt ciuman... pandangan sebentar, ciuman lagi
halah... saya kebelet pipis deh... :p
(sirik tanda tak mampu katanya.. hehehe...)
jangan kaget juga... tujuan Belanda booo...
di sudut sana, pasangan juga gitu, selesai makan, ciuman... minum anggur, ciuman... dan itu sesama lelaki..
mari luaskan wawasan...
hayati yang namanya perbedaan tanpa menghakimi... mareee...

Ini menu yang saya pilih, Fish and Potatoes daripada pilihan satunya Chicken Rice
(maksud hati mulai membiasakan lidah untuk ukuran Eropa gitu... nasi sih bisa nanti lagi kalau pulang, hehehe...)
dan menu breakfast saya sejenak sebelum mendarat di Amsterdam adalah Sausage and Omelette (dan menolak Seafood and Rice atau Continental Breakfast, roti doangan...)

Dan setelah sekitar 12 jam lebih, sampailah saya di bandara Schiphol, Amsterdam,

saya mengarah ke bagian imigrasi, ikutan antri di lorong pasport Non-EU...
hanya ditanya tinggal dimana, basa-basi doang
tapi mereka bilang dengan sepenuh hati "Selamat datang di sini" fasih nian petugasnya...
dan saya pun mengarah ke belakang bagian itu.... tempat saya mengambil bagasi....

22 kg beban koper... saya tarik sendiri....
sudah deh... tidak perlu diungkapkan, ini situasi yang menggembirkana...
mau ketemu anak booo.... apalah berat 20an kg itu... ada stroler bukan... ah alat itu sangat membantu sekali....

Schiphol saya foto dari dalam ruangan.... inginnya sih memotret mengarah ke bandara... apa daya. mana mungkin saya keluar bandara.....
di area ini, ada banyak kedai rumah makan, seperti layaknya di bandara lain.... juga ada lorong turun untuk menuju peron.... di situ saya akan menuju, naik kereta menuju Enschede...


Beli tiket kereta dulu.....

Saya memilih membeli tiket di tempat ini daripada berhadapan dengan mesin tiket.... gak tau juga harus mencet apa, hehehe...
Lalu saya turun ke bawah.

Schipol-Enschede jaraknya kurleb 160 km, dengan kereta ditempuh dalam waktu 2,5 jam.
Kereta menuju Enschede ada setiap setengah jam sekali, menit 49 dan menit 19.
Untuk kereta pada menit 19, biasanya ganti kereta di Amersfoot, waktunya mengganti kereta terbatas, padahal saya musti jadi porter juga... jadi ini bukan kereta yang saya akan naiki.
Sedangkan kereta menit 49 biasanya langsung ke Enschede. gak usah ribet....

Untuk turun ke lorong dengan bawaan sebegitu banyak, saya menggunakan lift, bukan eskalator...
maka saya dengan tenang menunggu di peron tiga sembari berpikir, bagaiamana nanti menaikkan kopernya itu ya... berebutan dengan banyak penumpang lain yang naik, bahkan semuanya bawa koper berat....

Ke Enschede, kereta akan berangkat dari peron 3... maka saya pun dengan tenang menunggu di sana... udaranya terasa dingin untuk saya...
dan saya masih terus berpikir, apakah saya kuat menaikkan koper besar dan berat sembar membawa ransel berat dan tas jinjing berat ke kereta yang waktu berhentinya pun sebentar?? hehehe.... merenung di sisi rel judulnya...

Nah bener kan.... begitu sampai, sekuat tenaga membawa koper berat... sendiri,
ah orang sana mana ada yang mau bantu...
paling mereka sabar nunggu saya angkat2 barang, antri dengan tenang tanpa mengulurkan bantuan pada orang yang terengah-engah ini....
tapi begitu nilai hidup mereka... don't talk to stranger....

saya bersyukur juga mendapati pengalaman teronggok bersama mereka yang semangat mengejar mimpi, para mahasiswa dari luar negeri yang menuju ke Enschede juga...
gerbong di bagian belakang penuh dengan 'kita'
saya, mahasiswa S3 dari India dan mahasiswi S1 dari Vietnam
bertumpukkan juga dengan koper2 yang berat2, bareng sepeda segala...


dan peralatan perangku bertambah.... koper, ransel, tas jinjing.... juga tas pinggang... halah...
(yang motret adalah mister India itu.... calon Doktor di Univ. Twente "Mr Aca-Aca would you help me to take picture of mine?"..... "Sure... Aca-Aca"  asli pake geleng-geleng kepala khas India itu.... hehehe...)

Saya pegangi peta erat-erat, takut keterusan.....yang sebenarnya gak mungkin, karena Enschede kota paling Timur untuk jalur kereta di Belanda, mentok gitu...
tapi saya perhatikan tiap pemberhentiannya yaitu
Schiphol – Amsterdam Zuid – Duivendrecht – Hilversum – Amersfoot – Apeldoorn – Deventer – Almelo – Hengelo — Enschede
Awal perjalanan terasa nuansa kota besarnya.... makin ke sana makin pedesaan.... seger, hijau... ada sapi, ada kuda.... lega juga tahu anakku sekolah di tempat yang tenang, pedesaan... lebih segar udaranya, semoga asmanya tidak terlalu mengganggu kesehatan Sulung....

Sesampainya di Enschede..... horeeeee akhirnya....
saya dijemput anaknya ibu kost..... namanya Inggrid van Proost


di depan stasiun kereta Enschede, sebenarnya langsung ada terminal bis....
tapi karena rumah kost  nya tidak terlalu jauh dengan stasiun, maka sebenarnya bisa jalan kaki
untungnya Inggrid paham, dia mengendarai mobil karena tahu lah... bawaan saya pasti sangat heboh...
dan anakku juga tidak membantu angkat atau membawakan, karena jam kedatangan saya adalah jam nya kuliah....

Anyway.... akhirnya saya sampai juga di Emmastraat, tempat kost si Sulung



saya lanjutkan ceritanya di sini ya...

2 comments:

  1. Great story.. Enjoy reading it.. Saya dulu juga study phd di twente thn 98-02. Jadi mengingat lagi waktu sekolah dulu.. Pulang pergi belanda kurang lebih 6 kali selama 4 tahun:).. Btw i also know inggrid.. Anak tante yati:).. Have a good time in holland :).

    Rajesri, bandung

    ReplyDelete
  2. hai Doktor Rajesri...
    senang bertemu anda di sini
    semoga anak saya mengikuti jejak anda ya
    bisa lancar kuliahnya dan (mudah2an) bisa sampai gelar doktor atau Phd lalu mengaplikasikannya untuk keuntungan lebih banyak orang, khususnya untuk bangsa kita ini ya....

























    ReplyDelete