08 May 2014

Fera Junior MasterChef Indonesia 1

EPISODE 5 JUNIOR MASTERCHEF INDONESIA 1 :


EPILOGUE

Akhirnya Fera Bungsuku mudik di episode 5 ini,
Read Team kalah
Masuklah mereka ke Pressure Test

Sejak dari Jungleland sampai kembali lagi ke galeri suasananya muram untuk mereka
untuk VJ, Fera, Afaf, Mala Kimmy, Zidan dan Revo

menanti pressure test
ELIMINASI
beberapa dari rekan satu tim sudah berbisik,
Fera akan pulang
setiap saya dengar bisikan itu, saya tatap Bungsu ku lagi
hati saya berdenyut
mau menangis tetapi itu ide buruk
itu seperti mendahului rencana Tuhan,





semakin banyak peserta lain berbisik-bisik tentang si Bungsu, walau pressure test belum dimulai...
semakin berdenyut hati saya,
hanya doa yang bisa dilafalkan
semoga dia senang mengikuti semua proses ini
semoga dia melipatkgandakan berkah yang sudah dia terima dengan menjadi jalan berkah untuk banyak orang lain

semoga dia lulus ujian...

Hari itu dia menuju lokasi syuting dengan semangat
Bungsu ku sendiri yang berkata,
saya termasuk yang tidak punya pin
saya belum pernah menang tantangan apapun
paling mungkin adalah saya yang pulang bu,
(pinjam istilah yang ada di flyer RCTI, itu artinya dianggap kurang atraktif)

"Kamu mau ibu semangati untuk menang atau mau ibu kuatkan kalau kalah dik?"
dan dia tertawa....
"Whatever..."
heee?? darimana dia tahu perbendaharaan kata itu....
dia bilang, "Terus gak papa, pulang gak papa"
dan semalam sebelumnya dia pun membantu menyiapkan koper,
hampir yakin kalau akan pulang

koper merah isinya peralatan mandi dan make up
koper besar isinya buku sekolah dan buku masak
koper merah maroon isinya baju dkk
sudah siap
tidak ada beban...
walau saya terus berdenyut hatinya sepanjang hari itu
bagaimana sih rasanya mau dieliminasi itu?
bagaimana sih kalau 'hidup' akan dimatikan? tidak ada lagi peran dalam cerita ini
bagaimana coba rasanya?

waktu itu menunggu syutingnya lama,
setiap si Bungsu berpapasan mata dengan saya,
dia selalu sempatkan diri untuk menyentuh saya,
memegang tangan saya,
merangkul pundak saya,
sekedar menatap... dan diam,
duduk tenang di samping saya,
kalau kita berpandangan, diam sejenak, lalu tersenyum

begitu cara kami menenangkan hati,
begitu cara kami saling menguatkan

hampir berasa yakin,
bahwa ini adalah :
momen yang tidak akan terulang lagi,
ada di holding room pakai kaos hitam
suasana hati ringan
Bungsu ku renyah senyumnya menyambut pressure test

kami memperpanjang 'hidup' dengan menikmati apa yang bisa kami nikmati
potret... potret... dan potret....


kakak yang suka manggilin peserta untuk masuk ruangan interview

Afaf dengan caranya sendiri membantu si Bungsu untuk lebih optimal dalam baking cooking di kompetisi ini

Puput - Bungsu ku - Afaf
\
Puput - Bungsu ku - Afaf

Afaf yang baik pada kenyataanya,
kenapa suka nyalahin teman di penampilan TVnya?
hhhm.... ada yang salah niy...
buat kami Afaf tetap anak yang cerdas otak dan hatinya
teman yang hangat dan rendah hati
saat si Bungsu selesai pressure test,
dia hanya bilang
"Udah deh bu, kalau pulang jangan tinggalin aku ya bu"
"Emang pulang dik?"
dan tanpa di duga dia mencium pipi saya....
lalu lari bermain dengan teman-temannya lagi

saya hanya tercenung,
mau meleleh saat itu juga
rasanya waktunya sudah dekat

saya memutuskan untuk sharing perasaan ini dengan suami saya
saya ketikkan "Mas....."
biasanya suami saya tidak peka,
situasi melow bisa kacau hanya karena jawaban atau pertanyaan yang aneh dari dia
tumben dia tidak jawab "Nasi kotaknya gak enak?"
untung....

"Mas...."
dia membalas,
"Kasih tau Fera, bapak bangga sama dia,
bapak berharap Fera berjuang, jangan patah semangat,
bapak sayang sama Fera"

saya berikan pesan itu pada Bungsu,
dia membacanya,
dia menangis...
bulir bulir air matanya turun menetes
kaca matanya buram,
dia seka hidunganya,
dia kembalikan gadget ke saya
dia genggam tangan saya
"Bapak di suruh ke sini aja bu"

kalau dalam situasi normal,
entah juga yang disebut normal itu seperti apa,
saya akan mengatakan kalau itu permintaan yang aneh
sudah malam, bapaknya disuruh ke lokasi
jauh, macet,
pulang dari kerja, tentu capek,
mana mau???? sia-sia
tapi entah kenapa....

"Mas jemput mas, temani bungsumu.
Datang sama si Tengah. Bawakan makanan kesukaannya ya....
supaya dia tambah seneng nanti"

dengan si Tengah,
"Kesini mbak, temeni adiknya yuk.
Bawakan makanan kesukaannya, biar dia senang hatinya. Kesini ya"
biasanya dia akan malas-malasan dimintai tolong,
ada ulangan lah, mau belajar bla-bla-bla-bla sejuta alasan lain.
Entah kenapa, si Tengah langsung mengiyakan.

padahal saat itu penjurian belum di laksanakan
belum dicicipi
belum dikomentari

sudah siap.... ini akan jadi akhir cerita....

tenang... tenang...
aku ora opo opo

saatnya menunggu hasil penjurian,
saya banyak meluangkan waktu berdampingan dengan bu Wellda, mama VJ
sepertinya pendamping lain menjauh dari kami
mungkin sudah ada perasaan Bungsu ku yang pulang
tatapan mata menghindar dari mereka, saya rasakan,
tersenyum salah, diam salah, canggung situasinya...
mau jalin komunikasi juga bingung mau bicarakan apa?
daripada salah bicara, mungkin mereka memutuskan untuk tidak mendekati saya

mama VJ berulang-ulang mendekap saya,
sambil menyatakan keikhlasannya
kami saling menguatkan

papa Patrick menepuk bahu saya,
berkata bahwa dia sangat terkesan dengan Bungsu ku,
"You have nice daughter... I (papa Patrick) proud of her"

bu Levin mama Alex, mendekati kami,
diam saja tetapi ada di sekitar kami
begitu caranya menguatkan kami
menurut saya,
keberadaan itu penting,
being...
ada....
itu sesuatu kekuatan
terima kasih bu Levin

tanpa dikomando,
saya bergegas menuju pintu tempat anak-anak akan keluar
ada yang menggerakkan saya ke sana saat itu
mama VJ mengikuti

dan tepat pintu terbuka,
Bungsu keluar lebih dulu lalu VJ

kami diam sejenak bertatapan,
lalu Bungsu ku mengangkat jempolnya, tersenyum,
"Kita pulang bu"

saya peluk, saya cium dia,
dia diam saja
ada tetes mata di ujung matanya,
tapi dia tersenyum
saya bilang "Yuk sama-sama.  Kamu hebat dik"

saya bisikkan "Yuk minta berkat"
saya ajak dia berpamitan kepada semua pendamping yang ada,
dia cium tangan semua pendamping,
dia dipeluk dicium....
tanpa kata...
begitu si Bungsu berada di depan pendamping ingin mencium tangan,
mereka paham.... dia yang tereliminasi,
tanpa kata....

kami sudah sekuat itu hubungannya....
bahasanya bahasa kalbu,
mama Alain menangis.... ah bu Iko, sudahlah bu..

Afaf tak kunjung selesai menangis,
Bungsu ku mendekapnya,







sesi interview malam itu berjalan lama sekali
entah si Bungsu disuruh bercerita apa saja, saya tidak tahu...
dia bukan yang populer
jadi apapun itu, lebih dari 1 jam di ruang interview saya artikan mereka menghargai keberadaan Bungsu sebagai peserta
saya berterima kasih atas kepeduliannya pada di Bungsu
selama ini sudah jadi rahasia diantara kami,
siapa peserta favorit yang lebih sering dan lebih lama diinterview setiap selesai suatu syuting
dan saya serta si Bungsu mendukung teman-teman semuanya untuk sukses

apapun keadaannya,
senang akhirnya Bungsu mendapat sesi interview yang lumayan lama....
interview terakhir....

dengan penguasa sesi interview
terima kasih kak Agatha
kepeduliannya pada Bungsu








MUDIK lebih tepatnya karena lebh positif kesannya,
jadi bukan tereliminasi atau pulang,


si Bungsu bersama orang hebat di detik terakhir,
VJ, anak kecil tapi pemimpin besar yang hebat,
bahagia karena si Bungsu bisa mendapati role model yang bagus

Bungsu ku dan VJ
dengan Pak Bram
Produser Junior MasterChef Indonesia

ya kami mudik...
dengan keluarga masing-masing

itu ayah VJ, yang ternyata juga datang menjemput malam itu
padahal sedang dalam penyembuhan karena sehari sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas
kami merasa dilimpahi banyak cinta hari itu



saat melihat episode 5 di televisi
saya sangat emosional...



lihat Bungsu ku mulai dari detik 15 : 35 dan seterusnya...
saya menangis haru...


sekian bulan selama di karantina,
saya tidak pernah meneteskan air mata untuk Bungsu
namun menonton akhir episode 5 itu membuat saya menangis haru

betapa tabah nya anakku
dia yang menenangkan teman-temannya
saya tidak menyangka bahwa dia punya kekuatan menerima sesuatu yang berat ini
ah betapa tabahnya dia....

kamu lulus nak

aku itu punya disleksia tapi aku tidak akan pernah putus asa 
dan aku terus berjuang meraih cita-citaku 
di Perancis

bermimpilah setinggi-tingginya..... langit batasnya dik... 


Terima kasih kami ucapkan kepada,

20 Peserta Junior MasterChef Indonesia 1,
kalian teman sekaligus kompetitor hebat

Pendamping Peserta Junior MasterChef Indonesia 1,
Oma, Om, Tante, Kakak, Mbak semua adalah sayap pelindung Fera

RCTI dan Shine 360
sebagai pelangi di perjalanan hidup Fera

semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu,
tiada terkira bahagianya kami diberkahi kalian semua

maaf jika ada hal-hal yang kami buat
sengaja tidak sengaja
menyakiti hati kalian semua

semoga momen hidup ini bisa dilipatgandakan berkahnya  melalui saya dan terutama oleh Fera,
semoga bisa menginspirasi untuk banyak orang lain lagi

sekali lagi,
TERIMA KASIH



15 comments:

  1. Replies
    1. haiiiiii Maulinda Istnaeni
      senang sekali sudah mampir ke blog saya
      salam dari Fera ya

      Delete
  2. Replies
    1. terima kasih sudah mau main ke blog saya

      Delete
  3. Tetap semangat ya fera.. Buat saya dan istri kamu dan alex adalah inspirasi bagi anak2 indonesia.. Tetap semangat kejar cita citanya ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih pak Endro Liandanu,
      salam dari Fera
      titip salam dari kami untuk istri bapak ya

      Delete
  4. Saya terharu tante baca blognya...
    Dari awal saya udah senang sama Fera. Dia salah satu kontestan favoritku. Saya senang sama gaya masaknya yang suka bereksperimen, gaya tenangnya, dia juga tabah banget pas tereliminasi, kelihatan berjiwa besar.

    Saya yakin dia akan menjadi orang hebat nantinya. semangat terus ya tante, salam untuk Fera dari dina :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Din....

      aduh... saya jadi terharu baca komen Dina untuk Fera
      Terima kasih atas dukungannya kepada Fera ya Din...
      Amin atas doanya

      Suatu ketika Dina ketemu saya atau Fera di jalan atau dimana gitu (hahaha.. belagak ngetop)..
      lha habis bagaimana, saya dan Fera gak kenal wajah Dina,
      nanti kalau Dina ketemu kami, colek-colek ya ingatkan kami akan dukungan Dina untuk Fera ini ya

      sampai ketemu ya Din

      Delete
    2. Iya sama sama tante :)
      Pokoknya sukses selalu untuk Fera!
      Kalo misalnya ada cooking demo di kampusku boleeh dong ya undang Feraaa :D

      Iya siap tante, semoga aja bisa ketemu,. Mungkin bukan colek-colek lagi. Tapi minta foto bareng hahaha.

      Sampai ketemu juga tante :)

      Delete
    3. dengan senang hati....
      colek boleh
      foto bareng Dina pasti sukaaaa...
      please do...
      Dina kampusnya dimana sih.... Bogor? ah nanti ajak Alain hehehe.... belagu lagi saya,
      belum ijin udah nawarin Alain... gaya banget saya
      atau di Jakarta? Bekasi? halah... nebak-nebak...
      kalau bisa ngajak Nayla, Matthew atau VJ nah tambah seru kan... hehehe... gaya deh saya sok jadi manager aja

      Pokoknya... hayuk lah... janjian dulu cariw aktu yang pas yak.... siyu

      Delete
  5. tantee... intan terharu baca semua tulisan tante. kita semua disini kangen fera. -intan (kakak afaf)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kakak Intan....
      halooooooo
      peluk peluk peluk

      apa kabar?
      kangen deh
      salam dari Fera, dari Bela juga
      kami doakan Kak Intan pekerjaannya menyenangkan,
      dapat ilmu yang banyak, pengembangan karirnya mantap...
      sukses ses ses ses....

      siyu Kak Intan
      salam untuk Abi, tante Emma, Ali dan Afaf ya...

      Delete
    2. ayo kumpul2. Tante, fera & kak Bela kesini dong. Kalo jd kita mau bikin reuni jg nih katanya. tpblm tau kapan -Intan & Afaf-

      Delete
    3. pasti gak akan nolak kak Intan cantik....
      pengen banget niy ketemuan lagi
      seemoga cepet erlaksana ya kak
      biar bisa hore-hore bareng

      Delete