06 December 2011

Berkenalan dengan Orang Baru di Negeri Belanda<< Belanda 7-16 September 2011

Saya bersyukur selama di Belanda menengok anak saya,
saya di kelilingi orang yang baik... kebanyakan orang yang saya baru kenal
Kebanyakan orang Indonesia yang telah lama tinggal di Belanda


Pada foto itu dimulai dari ibu kostnya anakku -bu Yati-, berputar searah jarum jam adalah Inggrid putrinya bu Yati, lalu Eyla A, Maranny ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Enschede, lalu duo fotografer Rurie van Sark dan I Ayu Utami, dan yang terakhir adalah Pak Victor Jonathans teman ibu Yati
Ibu Yati, ibu kost Sulung ku... menikah dengan pak Proost, sudah 35 tahunan tinggal di Belanda,
dirumahnya super duper rapi.... saya belajar nilai kebersihan dan kerapian saat bersama dirinya.  
Rumahnya penuh bunga anggrek... she's really orchid lover... dirawat dan anggrek ini tumbuh sangat subur... sangat menyenangkan hati ... katanya beli anggrek dari tidak ada bunganya sampai berbunga segede-gede itu... tiap hari beli bunga baru untuk ditaruh di meja makan, rumahnya penuh bunga, harum....

ditengah kesibukannya bekerja sebagai Asisten Pribadi para manula, saya diberi kesempatan berkeliling kota bersamanya....
Saya juga diajaknya bekerja, karena tugasnya adalah menyiapkan segala kebutuhan majikannya -para manula-.... misalnya majikannya akan mengadakan pesta, maka ibu Yati membelikan semua kebutuhan dari makanan juga karangan bunga untuk buah tangan tamunya... ia pergi ke supermarket, membelikan kebutuhan2 dan membawanya kembali ke tempat tinggal majikannya itu.
Saya diaku sebagai saudara... dan dibolehkan masuk ke apartemen tempat majikannya tinggal. Mereka sudah tua, 80 tahunan usianya... jalan sudah sangat perlahan, tinggal hanya berdua.... rumahnya tertata rapi, mereka punya akses internet... biar tua, berjalan menggunakan tongkat atau alat bantu, tepi mereka rajin berinternetan.... hebat betul ya...

Ibu Yati juga pintar memasak, maka ia juga menerima jasa catering... terutama untuk kalangan teman saja,
karena kalau dijadikan bisnis.... ada banyak peraturan yang harus ditepatinya
di sana gak akan bisa kayak saya yang bisnis on-line buat cake/cupcake....
aturan mainannya banyak
dijaga betul semua bahan makanannya, supaya tidak ada  yang komplain alergi lah keracunan lah... jadi... dalam hal ini saya bangga hidup di Indonesia.... bisa bisnis juga dari rumah....

Kenalan saya yang lain adalah Inggrid van Proost, putrinya ibu Yati
Bisa sedikit-sedikit bahasa Indonesia, dia sangat dinamis.... energinya besar, sangat 'hidup' dan tegas...
Sulung ku habis 'dibantainya', diajari hidup rapi, tertib, gentlemen, mandiri.... jadi saya bahagia juga tau anakku bisa masak, bisa cuci baju, kamarnya rapi....
ternyata siapa dulu dong gurunya... hehehe,
terima kasih yang sangat ya Inggrid.
Inggrid ini anak yang pandai... sarjana Hukum lulusan Utrecht, bekerja di Hengelo;
saat saya datang, dia sedang menjalani proses penyembuhan dari kecelakaan fatal di jalan tol...  
yang menyebabkan dirinya koma berhari-hari, kepala membengkak dan tidak tidak bisa berjalan....
tapi memang semangatnya kuat.... dengar2 sekarang sudah kembali bekerja lagi, pulang pergi Enschede-Hengelo (seperti Jakarta-Bogor gitu lah),
o iya... Inggrid ini sangat sayang pada anjing, sejak kecil selalu punya anjing.... saat ini nama anjingnya adalah Ratna Sari Dewi.... panggilannya Sari...
bukan hanya Inggrid, tapi Sari juga sekolah sampai S2, ambil master di sekolah anjing... hehehe... diajari tata cara berperilaku (macam psychology camp nya Cesar Milan di Dog Whisper itu lah).

Berikutnya, pak Victor Jonathans.... teman ibu Yati
Waktu ibu yati bekerja, pak Victor mau untuk mengantar saya keliling Enschede...
terutama menjadi guide saat mengunjungi Universiteit Twente...
dan tanpa diduga saya di ajaknya ke stadion dan pusat fans dari Twente Football Club...

yyyiiiipppiiiieee.... sekali seumur hidup saya senang dengan sepak bola, hehehe...
Pak Victor sudah lama tinggal di Belanda, kurang fasih berbahasa Inggris, tetapi saya bicara dengannya menggunakan bahasa Indonesia...
saya diajari cara isi angin ban, yang tersedia gratis untuk umum di depan tempat kerjanya....
di Belanda, semua harus bisa dikerjakan sendiri karena kalau dikerjakan orang lain mahal sekali biayanya....
lah tukang tambal ban banyak banget ya di sepanjang jalan di Jakarta... ngisi angin mah murah banget... 1 ban paling seribu rupiah... berapa Euro tu segitu.... hehehe....
sekalli lagi saya merasa beruntung tinggal di Indonesia... semuanya saling membantu :p tidak perlu bisa ngisi angin, masih oke-oke aja tu nyetir...

Ada juga kenalan baru saya, namanya Eyla A. Maranny....
Eyla ini ketua PPIE Perhimpunan Pelajar Indonesia Enschede... waktu saya datang, Eyla sudah menyelesaikan studinya dan  akan kembali ke Jakarta  (aplusan aja sama Sulung ku... hehehe...)
Perkenalan pertama saya dengan Eya adalah saat mengantar Sulung teleconference di kantor Neso Nuffic di menara Jamsostek...
waktu itu Sulung ku sudah mendapat surat pernyataan kalau di terima di Univ. Twente; dan mempersiapkan diri untuk ke sana.... pihak Neso mengakomodir kekhawatiran newbie ini dengan menyediakan teleconference dengan Eyla... jadi saat itu, newbie bisa bertanya tentang bagaimana hidup di Enschede... sehingga lebih tenang
sejak saat itu.... hubungan Eyla tidak saja dengan Sulung ku tetapi juga dengan kami orang tuanya...
bahkan referensi tempat kos didapat dari Eyla
Sangat membantu... sabar menjawab pertanyaan2 tidak saja anak saya tapi juga pertanyaan orangtuanya...
Dan saya beruntung bertemu Eyla sebelum di telan rimba kesibukan sepulangnya nanti ke Indonesia....
Waktu ketemu pertama kali, saya merasanya seperti... sudah lama berkenalan dengan Eyla... orangnya ramah
Aneh buat saya.... tapi terjadi untuk saya.... kenalan di dunia maya, ternyata bisa juga kopi darat... 

Berikutnya,
yang juga aneh....
perkenalan saya dengan I Ayu Utami dan Rurie van Sark, diluar imajinasi saya sebelumnya....
Saya adalah orang yang mencoba teratur dan jarang impulsif... jarang taking risk, semuanya jelas baru melangkah.... yang tidak mungkin berkenalan melalui dunia maya.... tanpa rekomendasi siapapun sebelumnya
tapi sejak tahu tentang hukum ketertarikan, Law of Attraction... saya berani bermimpi....
termasuk impulsif memikirkan banyak hal yang kemunginan besar tidak terealisir.. (itu cara pikir saya dulu), sekarang saya akan berpikir apapun yang saya inginkan... membiarkan seemesta alam membukakan jalan untuk realisasinya....
perkenalannya dengan Rurie terlebih dahulu... saya tertarik dengan blognya,
saya norak dengan memberanikan mengirimkan e-mail kepadanya, singkatnya mengapresiasinya...
sayapun membuat copy e-mail yang saya kirimkan, begini bunyinya :
"halo ruri... saya suka sekali dengan blog nya,
sangat simpel tapi 'berbicara' banyak...
buat saya sangat inspiratif perjalanan hidup yang direkam ruri melalui foto..

saya tertarik blog ruri,
karena simpel tapi berbicara banyak
saya baru akan mencoba memahami fotografi,
selama ini saya baking cake and cupcake,
kalau motret hasil kerjaan saya asal aja....
karena blognya ruri ini saya sadar harus ada improvement..

background saya psikologi, jadi kalau menangkap orang dengan 'bahasa tubuh' tertentu juga sangat suka... masalahnya saya belum pandai memindahkan pemandangan indah melalui kamera
 ruri akan saya letakkan sebagai guru dan inspirator saya

semoga suatu ketika kita bisa ketemuan ya...

regards,
pipin"
agak norak ya... mengingat saya bukan orang yang bisa begini sebelumnya... terkesan 'caper'.... tapi ini dikerjakan dengan sepenuh hati, saya tulus menuliskan e-mail itu... berharap dibalas...
berharap si empunya blog orangnya ramah....
ternyata..... ya gak di balas lah..... nah siapa elu siapa gue , gitu??

Akhirnya bisa lancar berhubungan juga,
karena ternyata Rurie juga suka masak memasak dan kenalannya Yulia Riani,
nah Yulia ini foodblogger yang merupakan inspirator saya (yang pede aja kuenya bantat dan gosong, membuat saya pede juga terus baking kue... sampai akhirnya bisa juga gak bantat dan pede terima pesenan)
jadi dari Jakarta saya bawa pesanan untuk Rurie... obat penghilang rindu, keripik Ma'Icih dan cokelat  batangan beraneka warna.... Yulia titip hadiah juga untuk Rurie...
jadi ketemuan dengan Rurie, hitung-hitung melatih diri sebagai kurir hehehe....
(ke Belanda, selain belajar jadi porter barang ternyata juga belajar jadi kurir... asyiiik bener ya)

Waktu ke Gouda pertama kali, saya nunggu di jemput Rurie cukup lama... karena dia harus menjamu tamu,
di rumahnya saat itu sedang ada pesta barbeque,

Begitu ketemu untuk pertama kali... saya peluk Rurie,saya lonjak-lonjak girang, lupa umur...hehehe...
(untung murid2 dan anak2 saya tidak melihat polah saya... turun harga deh :p)
Sesampainya di rumah Rurie.... banyak orang Indonesia di  sana berkumpul bersama keluarga... ada yang menikah dengan orang Belanda, ada yang pasangan suami istri Indonesia, salah satunya mbak Ayu...
Di situ kalipertama saya ketemu dengan mbak Ayu.... pekerjaannya perawat... memang sabar banget mbak Ayu ini
Begitu semua tamu pulang... tinggal saya sendirian,
Jadilah saya menginap di rumah Rurie.... stranger of nowhere....
Saya berbincang-bincang dengan suaminya Peter dan tentunya dengan Rurie... padahal mereka pasti lelah,
tapi Rurie ramah sekali... kita bicara lamaaaaa sampai larut malam,  di living room nya yang cozy, seperti reunian, padahal itu baru kenal pertama kalinya....

Begitulah.... saya ditemani Rurie jalan-jalan di Gouda dan Utrecht...
dan dilain kesempatan bersama Rurie juga, plus mbak Ayu yang ramah itu, jalan-jalan seharian di Amsterdam
Perasaannya seperti... sudah kenal lama.......
Ini ajaib... pengalaman unik berkenalan dengan teman dengan cara ajaib seperti ini... dengan hasil yang ajaib pula...

Saya merasa sangat terberkahi, mengenal mereka....
Pelajaran berharga yang saya peroleh adalah seseroang sangat senang dilayani oleh orang lain dengan tulus, maka sebaiknya saya juga melakukannya kepada orang lain.... melayani dengan tulus...
berkah ini harus saya bagikan kepada orang lain, seperti mereka membawa berkah kepada saya...




No comments:

Post a Comment