30 April 2012

Pentas Kupu-Kupu : si Bungsu Menjadi Dirigen, bermain Biola ; ini Berkah


Ini acara rutin tahunan,
yang saya senang... undangannya ada tulisan tangan anak saya


pagi itu 29 April 2012,
saya terharu dalam hati, pertama kalinya Bungsu bilang "Aduh aku takut salah nanti"
setelah semalam suntuk berlatih menjadi dirigen....
ini kemajuan,
karena biasanya si Bungsu 'sebodo teuing'...
kalau sekarang takut... ini tanda baik, artinya dia berusaha semaksimal mungkin





ceritanya Rama dan Shinta,
jalan cerita dan para pemerannya
selalu dituliskan di sebuah media, tahun ini difotokopi ditempel karton yang berbentuk burung merak
karton ini diwarnai sendiri oleh si Bungsu
dan diberikan kepada orang tuanya setelah mengisi absen di meja penerima tamu
semua orang tua mendapatkan hal yang sama, tetapi berbeda-beda karena diwarnai oleh anaknya sendiri


perhatikan,
sudah 2 hal dalam pentas ini yang dibuat sendiri oleh Bungsu,
saya sangat menghargai cara sekolah memberikan apresiasi kepada kami orang tuanya,
juga kepada putri kami, si Bungsu
sebagai pembanding, kakak2nya kalau ada pementasan atau yang membutuhkan kami orang tuanya hadir... undangannya selembar kertas yang diketik dan ditandatangani Kepala Sekolah, di cap...
kalaupun ada buku petunjuk tentang acara, biasa dalam bentuk buku, dicetak dipercetakaan dengan segenap logo para penyumbang

tapi ini dari Bungsu beda...
ada sentuhan pribadi....
siapapun kalau dihargai 'AKU'nya... tentu merasa berharga....
kami merasa spesial mendapatkan undangan dengan tulisan anak sendiri,
mendapat petunjuk acara dengan pewarnaan oleh anak sendiri

Hebat betul sekolah ini...
punya energi untuk mewujudkan hal itu,
pemberian penghargaan.... dengan perhatian kecil, sederhana, tetapi bersifat pribadi

saya berharap andai lebih banyak sekolah menggunakan cara ini
punya waktu dan energi untuk mewujudkannya
daripada memenangkan kepraktisan tanpa hati, kesannya semu,
malah buang-buang uang untuk ke fotokopi terdekat ataupun percetakan

lihat juga...
sepanjang 'koridor' menuju tempat acara
tertempel gambar-gambar hasil anak-anak
dengan bangga Bungsu menunjukkan hasilnya padaku
"Ini bu gambarku.... potret bu"



Saya suami dan si Tengah,
sangat menikmati pentas kali ini,
khususnya karena si Bungsu yang membuka acara dengan menjadi dirigen,
memimpin kita semua menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
lagi...
tidak banyak lagi sekolah menganggap penting menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk mengawali setiap acara....
kebetulan di tempat si Bungsu dan si Sulung dulu wajib hukumnya cinta tanah air.... 
setiap pentas seni di SD Kupu-Kupu selalu dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan ini.
dengan Sulung, saya merinding sendiri waktu ikuti acara graduationnya dulu
lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan gagah secara semua muridnya laki-laki
menggelegar dan menjadikan bangga sebagai rakyat Indonesia

(ini ketika si Bungsu menjadi dirigen..... videonya belum berhasil saya unggah)

saya melelehkan airmata sambil memegang kamera untuk merekamnya,
hati saya hangat sekali melihat Bungsu saya seperti sekarang keadaannya,
saya tidak bisa meminta lebih padaNya...
ini sudah berkah... sangat berlimpah untuk saya
terima kasih ya anakku kamu mau berjuang
terima kasih SD Kupu-Kupu, tanpa atmosfir dan sistem pendidikan yang unggul 
yang punya hati yang memanusiakan segala keunikan dari individu.... tentu tidak memaksimalkan tumbuh kembang anak saya

saya peluk dia,
walau bapaknya memberi komentar konstruktif
"kalau mimpin menyanyi... jangan menunduk dik"
walau si Tengah "cie.. cie... kamu lucu"
kami tahu ini berkah....

dulu target kami,
sudahlah dia mau dulu sekolah,
sudahlah lewati sekolah dasar dulu,
jadi tidak berani berfikir untuk sekolah lanjutannya apalagi pendidikan tingginya
kalau sekarang dia bisa berhitung, dan sangat menikmati pelajaran matematika,
sangat larut kalau berkreasi dengan komputer membuat animasi, membuat presentasi dengan power point...
saya menganggapnya mukjizat...
kalau akhirnya setelah sekian tahun,
diagnosa resminya Dislexia.... kami bersyukur,
toh tanpa diagnosa pun kami tetap optimis dengan si Bungsu
karena dia ada di lingkungan sekolah yang kondusif

siapa yang sangka,
dulu memasukkannya ke kelas saja sulit,
memintanya menyimak guru berbicara saja harus menghela napas panjang
buku catatan tidak lengkap, ada tapi rusak terobek tidak terurus
atau yang paling parah... hilang,
dibelikan baru... hilang lagi
diajari membaca sangat sulit
apalagi mengenal angka, apalagi melakukan operasi hitungan....
duh....
pelajaran musik sesuatu yang sangat abstrak
yang mengarahkannya untuk lebih baik bermain-main keluar kelas daripada sekelas dengan not balok, kunci G ataupun nada do re mi fa sol la si do

dengan segala yang terjadi waktu itu....

siapa sangka...
dia sekarang bisa memainkan biola
mau dengan tenang tampil
saya tidak terpikirkan akan sampai ke situ....
berharap itu sesuatu yang mahal untuk kami....
jadi waktu itu berharappun tidak terpikirkan

tapi itu dulu....

membelikan biola saja itu gegar budaya buat kami,
kami tidak pernah muluk2 berfikir akan keahlian memainkan biola
yang standar-standar saja saja... suling atau harmonika sudah prestasi,
biola??? hedeeew... repot rasanya...  hehehe...

ah tapi si Bungsu ini membuat kami lebih terbuka wawasannya,
terbuka akan peluang baru
mau mencoba tantangan....



tidak ada kata yang dapat menggambarkan perasaan saya,
melihat dia nyaman di bawah rindang pohon di halaman sekolahnya,
seusai pentas seni, menampilkan kemampuannya menggesek biola


si Bungsu mempersembahkan lagu-lagu dengan biola.... bersama teman-temannya dari kelompok ekstra kurikuler biola
dengan guru musiknya, Pak Dana,
yang menerima si Bungsu apa adanya,
tidak pernah mengeluh, dan positif serta optimis untuk anak saya

Pak Dana,
terima kasih kepercayaannya terhadap si Bungsu ya


saya bersyukur sekali hari itu,
acara Pentas Seni ini adalah perayaan besar buat kami
ucapan syukur tak terhingga

terima kasih SD Kupu-Kupu
Kepala Sekolah, Ketua Yayasan Budaya Cerdas, guru-guru dan staf
besar sekali yang telah dibuat untuk putri kami
tidak bisa meminta lebih,
tapi kami diberi berkelimpahan...

betapa beruntungnya kami....

No comments:

Post a Comment