03 April 2012

Bertemu Butet Saur Marlina Manurung dan SOKOLA, Titik Penting Hidup Saya

Waktu itu saya sedang mengurus paspor di kantor imigrasi di Cipinang
ah seperti cenayang saja saya melangkahkan kaki ke pojok menuju perempuan yang sedang menunduk mengetik di gadgetnya
ya gak kelihatan rupanya,
saya tidak kenal....
tapi kaki berhenti di depannya, dan
seperti cenayang juga mulut ini berkata "Butet?"


wanita itu mendongakkan kepala dan terpana sebentar,
dan keluarlah panggilan yang hanya Butet dan teman-teman dari SOKOLA lakukan kepada saya
"Teh Pipin???"
asli raos pisan... abdi urang Sunda....
hehehe....
senang sekali saya dipangil "Teteh"



ah.. ternyata memang Butet... uhhh peluk erat saya lakukan kepadanya
rasanya saya tidak cukup lama siang itu memeluknya... kangen...
lama sekali tidak bertemu dengan Butet...

hhhhmmm gaya bener... sok kenal Butet,
iya memang ini Butet yang 'The' Butet....
Saur Marlina Manurung
yang dapet penghargaan internasional itu???
 nah iya atuh... memang ini Butet yang itu...

menurut saya, seperti yang saya amati
Butet itu perempuan yang keras hati (bukan keras kepala)
dia tahu apa yang dia mau lakukan,
halangan rintangan tidak dipedulikan kalau dia sudah punya mau
keras hati...
bukan nkeras kepala, karena Butet enak diajak bicara,
wawasannya luas, bisa menerima masukkan dari orang lain...
pantas menurut saya dia dapat penghargaan2nya....
UNESCO's "Man and Biosphere Award" in 2001, TIME Magazine's "Hero of Asia" in 2004, Ashoka Fellowship in 2006, "Asia Young Leader" in 2007 and World Economic Forum "young Global Leader" in 2009 (nyontek dari buku "The Jungle School")
wah gaya... ketemu dengan orang segambreng prestasi???
Emang siapa kamu Pin?
lhaaa... saya ya saya, kenal dengan Butet juga tidak saya minta....
malah bisa satu tenda coba sama dia, liyat dia tidur, liyat dia masak, liyat dia makan, liyat dia ketawa, liyat dia marah, liyat dia nyetir labi-labi, ngebut pulak... hehehe....

labi-labi??? apa itu?
search google deh... pasti keluarnya kura-kura atau bulus,
tapi mosok Butet nyetir kura-kura dan ngebut?
eeeyaaa bukan lah...
labi-labi itu angkutan umum di propinsi Nangroe Aceh Darussalam,
bentuknya bisa dimirip-miripin sama kura-kura... nah itu labi-labi yang saya maksud

jadi saya ketemu Butet memang di NAD tepatnya di desa Neuheun, kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar
Februari 2005.... dua bulan setelah becana tsunami menerjang NAD

di depan rumah Leman bin Adnan Puteh
seluas mata memandang pepohonan kering meranggas, tidak ada gedung berdiri, dan penuh puing

waktu itu saya berperan sebagai tenaga psikolog
yang diperbantukan pada tim guru... jadi saya tinggal bersama para guru di dalam tenda besar
dan baru kemudian saya tahu kalau mereka adalah guru dari organisasi yang namanya SOKOLA

SOKOLA ??
ya saya waktu itu juga belum pernah mendengar itu organisasi apa...
SOKOLA provides educational opportunities for indigenous peoples in remote areas of Indonesia.  SOKOLA uses a practical reading-writing-counting method developed during Butet's years living among the Orang Rimba in the jungle of Jambi (saya nyontek lagi dari buku "The Jungle School".... hihihihiiii gak malu apa sama guru2 itu, kerjaan nyontek mulu)
jadi waktu menjadi sukarelawan waktu itu... saya lihat bagaimana para survivor cilik, datang ke tenda belajar berhitung, belajar bahasa, menulis, dikte... diberikan kesempatan untuk bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar....
juga belajar menari, tentunya juga belajar agama....
saya membantu sebisa mungkin, kadang mengelilingi kamp pengungsian berbicara dengan orang tua ataupun ibu-ibu dan anak remaja... bicara apa saja, teman curhat lah istilah kerennya sekarang :)

setelah selesai tugas saya...
hubungan saya dengan SOKOLA tidak terputus,

suatu ketika saya bertugas ke Makassar,
saya mengunjungi tempat mereka bertugas....
saya punya teman baru dari SOKOLA (yang waktu itu tidak ikut ke Neuheun)...
namanya Oceu Apristawijaya yang memang bertugas mengelola anak-anak Mariso, Makassar
anak nelayan dan anak-anak di lingkungan itu
waktu saya kesana, mungkin karena saya cantik ya... *siap-siap kantung kresek kalau ada yang muntah*
ada tu anak sana yang tertarik kepada saya,
sampai membuatkan gambar diri saya,
namanya Samsul..
hehehe.... saya tersanjung amat sangat...
kemampuan menggambar mereka tersalurkan karena kakak pengasuhnya itu pelukis tenar juga... gitu kan Ceu....
saya masih simpan gambarnya....


karena Samsul, saya merasa spesial...
saya merasa cantik dengan sendirinya
karena belum pernah seumur hidup saya sebelumnya ada orang yang tergerak untuk membuat skets tentang saya tanpa diminta....
kemana Samsul ya sekarang?

hubungan kekeluargaan lainnya adalah ketika saya diberi sarung bantal
bukan sembarang sarung bantal,
tapi ini dijahit sepenuh hati,  sendiri tanpa mesin...
coba lihat gambarnya dong.... ah sesuai dengan passion saya


Produk jahit menjahit ini milik www.mypillowcase.blogspot.com
nah Aditya Dipta Anindita atau yang saya panggil Indit ini... adalah teman setenda dulu,
tidurnya deketan, krobongan sarung...
nyuci baju dan mandi barengan turunnya ke desa sana ya Ndit...
yang saya ingat tentang Indit adalah...
sedikit mengeluarkan suara,
namun sekali berbicara penggunaan bahasa Indonesia nya baik dan benar, rapi jali serapi jahitannya :)
waktu di Aceh dulu saya sempet membathin dalam hati aja,
ini Indit kok deket banget dan minta sarannya kok sering ya ke Dodi Rokhdian
hehehe... setelah saya selesai bertugas di Aceh,
kok tega ya kalian... menikah gak undang-undang...
terlalu.....

satu lagi keterkaitan erat saya dengan mereka....
dengan Hani Handayani....
ini lucu..... ingatan saya pada Hani yang nama kerennya Hanoi
adalah perannya sebagai 'perawat' di tenda
karena pekerjaan Hanoi adalah menggerus antimo menjadi bubuk, setiap malam...
hehehe...
seperti perawat kan... berkaitan dengan obat-obatan...
untuk apa itu? siapa mabok?
ya tidak ada yang mabok...
tetapi kami tidak bisa tidur
karena setiap malam... tenda selalu dipenuhi tamu (laki-laki penduduk desa ataupun sukarelawan dari tenda/kamp lain) untuk bermain kartu,
kami para wanita kelelahan menanti mereka pulang...
dan keesokan harinya terjadi kekacauan
karena kami masih tertidur pulas... tetapi anak-anak sudah riang gembira masuk tenda dan membangunkan kami minta ditemani main atau belajar...
hedeeew....
"Antimo nya Noi... masukkan ke dalam kopi mereka"
hehehehe....
di sisi lain...
Hanoi ini sangat mendukung saya dalam mengembangkan minat,
dia customer loyal saya....
ini cake yang Hanoi pesan dari saya untuk ulang tahun anaknya...



senang ya..
berkenalannya kapan, gak pernah ketemu lagi... tapi persaudaraan tetap terjalin...

Bertemu Butet dan SOKOLA,
melihat pengabdian mereka.... totalitas mereka.... saya angkat topi...
tanpa disadari.... itu momen penting, titik signifikan dalam perjalanan hidup saya,
untuk mulai lebih 'loose' melonggarkan energi hidup ke pada orang lain juga,
mulai berpikir tentang orang lain, menjadi berkah buat banyak orang
tidak terlalu serius memandang hidup... dan tidak fokus untuk pribadi saja

sejak bertemu mereka.... plus dalam situasi tsunami...
yang menjadi pelajaran hidup saya adalah :
semua ada yang mengatur... berbuatlah baik kepada orang lain
dan total dalam mengejar mimpi... namun di sisi lain, pasrah dan ikhlas pada yang kita jalani
seimbang lah dalam hidup...

saya merasa sekarang lebih tenang, semua ada yang mengatur...
bekerja memang saya usahakan serius,
tetapi tidak fokus untuk mencari sebanyak-banyak pemasukan materi,
tetapi juga tidak menutup mata untuk banyak hal lain, kepuasan untuk memberi... melayani...
terutama orang lain yang bisa terbantu dengan kemampuan atau ketrampilan saya

Ketika ada teman saya, namanya Maulydia Yuniarti menanyakan apa resolusi setelah bertugas di Aceh....
waktu itu saya belum bisa menjawabnya,
merangkaikan dalam kata pun bingung sendiri... terlalu abstrak...
sekarang... sedikit-sedikit mulai bisa menjawabnya...
Lyd... resolusinya adalah total dalam mengejar mimpi, berbuat baik kepada orang lain dan pasrah serta ikhlas menjalaninya karena percaya semua ada yang mengatur....
maaf Lyd... butuh 7 tahun untuk memformulasikannya....
dan terima kasih ya sudah menanyakannya pada saya....
you are the only one, who asked me that question
and that question lead me to another question... to another different question,  and so on.... and need 7 years to answer your question Lyd...
for me.... you are also an inspiring person

Butet, Indit, Dodi, Oceu, Hani.... nice to have you in my magical journey of life


juga tidak dilupakan, tokoh penting yang membuat saya bersinggungan di suatu titik dengan Butet dan SOKOLA
kakak angkatan (perhatikan ya kata kuncinya "KAKAK"), seorang psikolog, yang merekomendasikan saya mengikuti program sukarelawan di Aceh...
Ami Kadarharutami Saragih,
saya menggantikan posisinya waktu di Neuheun dulu, aplusan istilah kerennya...
mbak Ami duluan yang bertugas.... baru saya menggantikannya...
"Kakak Ami mau kembali ke Jakarta ya Kak?" kata seorang anak di kamp pengungsi Neuheun itu................ dijawab mbak Ami "Iya, lho kok tau?"...................... dijawab anak itu "Udah dijemput kan?"............ mbak Ami heran "Dijemput?? Dijemput siapa???"................. "Senang ya kak Ami... dijemput pulang mamanya"
what??? MAMA?????
oh no....

Mama dan Puteri nya
why you are so young mbak Ami?????


4 comments:

  1. Teteh... tulisannya bikin aku terharu... Terutama di bagian akhir, pas Teh Pipin dibilang mamanya Teh Ami! Hahahaha... *apa bener ini bahasa Indonesia yang benar? ;P

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya bener... bahasa yang dipake indit adalah yang baik dan benar...
      sedangkan yang dipake saya... bahasa sebunyinya... hehehe....

      Delete
  2. you guys is really extraordinary people who still exist on this earth, all your writting is awesome and we love it! ur life is so meaningful, you compliment each other and thanks each other, I hope the good time will follow you. - Regards, The Dipetto's in New York

    ReplyDelete
  3. amin... thank you so much you came to my blog,
    terima kasih atas perhatiannya,
    saya menuliskannya karena saya menemukan orang hebat dalam perjalanan hidup saya...
    salam dari saya untuk seluruh anggota keluarga Dipetto di New York ya....
    *hugs*

    ReplyDelete