Berangkat Jumat 25 Mei 2012 sampai Minggu 27 Mei 2012...
Di bulan Maria, bulan Mei...
dan di Minggu bertepatan hari raya Pantekosta....
Saya berziarah bersama suami dan si Tengah dan si Bungsu....
dengan perjanjian penting adalah :
selama perjalanan ziarah ini tidak pakai bertengkar dan tidak juga untuk mengeluhdan mereka berjuang untuk menjalankan apa yang mereka amini
dan saya dan suami berjuang untuk mengingatkan kesepakatan ini...
hehehehe.... heran bertengkar kok rajin,
(please cek Sibling Rivalry)
perjalanan selepas jam kantor,
berkumpul di kantor pusat Jl Sudirman....
bis berangkat puku 18.30....
berulang kali berhenti untuk melegakan perut dan lapor bumi,
sampai di kantor BRI Cilacap, pukul 05.00
sampai sudah disambut dengan sarapan pagi...
kami mandi dan makan pagi....
semuanya, dibuat nyaman :p
anak-anak tidak mengeluh biar pun mandi di toilet kantor
positif cara mereka mulai berpikir
walau si bapak banyak komentar...
"jangan mandi ambil air di bak ya....
gayungnya langsung ke kran yang mengalir saja"
tapi anak-anak cibang cibung saja... senang....
setelah segar... dan kenyang...
pose pose lah sebelum berangkat
berangkat lagi ke dermaga...
kota Cilacap... Sabtu pagi pukul 07.00,
sepi....
ah enaknya...
hhhmmm... jadi kebayang macet dan hingar bingarnya Jakarta...
baiklah,
ke Cilacap... refreshing jauhi kemacetan dan hingar bingar
sekalian ziarah....
sebelum berangkat ya sekali lagi pose...
berikut ini foto favorit saya niy,
masih saling mengganggu, bahkan untuk berfoto juga...
hhhmmm... anak-anak...
dengan kapal motor,
perjalanan selama 2 jam....
boleh ngantuk boleh tidur boleh potret-potret....
kebayang memang, kalau jadi terpidana
di hukum di pulau Nusakambangan...
sulit juga mau lari kabur
hehehe... bisa-bisa hilang arah, tersesat...
dan mengakibatkan mudah banget tertangkap lagi...
tapi, kalau di bandingkan Alcatraz...
ya (maaf) belum apa-apa... kalau ada narapidana niat amat sangat...
ah Nusakambangan sih cincay...
berenang sebentar juga sampai daratan....
kalau di Alcatraz... duh airnya dingin... jaraknya ke daratan juga jauuuuhhhh
(andai foto saya waktu tur ke Alcatraz tidak terdelete... tentu bisa tayang di sini)
kembali kepada perjalanan ziarah kita,
sampai di tempat...
ala mak panasnya pollllll..... Jakarta kalah panas...
tapi ini jauh lebih baik katanya, daripada kalau hujan...
daerah ini kalau hujan... becek, ojeg sulit jalan, licin....
ini pemberhentian perahu kita...
Pos TNI AL Klaces
kita disarankan untuk ke toilet, buang air kecil
karena setelah ini.... toilet adalah barang langka...
jadi kami mencari WC,
biasanya di rumah penduduk...
seadanya...
bayar serelanya... satu orang Rp. 1000,- cukup
jadi sangat beruntung kalau membawa tisue kering atau basah sendiri
karena tentu tidak ada layanan fasilitas ini bukan?
daripada lembab, lebih baik bawa tisu sendiri
setelah itu...
kita siap menuju Gua Maria...
kita punya pilihan,
berjalan kaki atau naik ojeg...
saya dan anak-anak memilih ziarah nyaman dengan naik ojeg...
sedang suami saya memilih ziarah dengan lebih serius, berjalan kaki...
hidup memang penuh pilihan....
itu foto ojeg anak-anak saya... sesaat mau mendaki
dengan ojeg, ke tempat tujuan membayar Rp 20.000,-
jadi kalau pulang pergi tinggal dikalikan dua saja....
perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit....
jalannya sempit...
kadang dengan alas jalan paving block,
mendekati tempatnya.... jalannya bebatuan, berkerikil....
yang membuat sepeda motor sangat riskan untuk tergelincir...
apalagi kalau papasan dengan motor lain...
yang horor lagi adalah kalau melewati parit kecil
yang disambung dengan sebilah papan
jadi kalau lewat papan kecil tipis itu kadang kita ikut tegang
nah yang paling heboh adalah ketika melalui jalan yang menanjak tajam
(pikirkan nanti pulangnya, pasti menukik tajam)
kadang was-was juga melihat tukang ojeg nya mengemudi
kok bisa masih ngebut ya?
heeedeeeh... ikutan deg-deg-an
takut jatuh....
tips nya untuk mencegah jatuh dari sepeda motor
(karena ada peserta yang terjatuh juga selama perjalanan menuju tempat ziarah)
- jika memungkinkan menyetir... setir motor sendiri, pinjam dari tukang ojegnya (apalagi jika tukang ojegnya anak kelas 6 SD)
- ramah dengan tukang ojegnya dan rayulah untuk perlahan
- tawarkan apakah lebih baik kita turun saja saat tanjakan terjal atau lewat titian sempit
- ajak bicara agar dia tidak serius fokus ngebut, agak teralihkan keinginan untuk ngebutnya dengan menikmati pembicaraan dengan kita
lain lain tips silakan berkreasi lah...
pada dasarnya kalau kita tegang, ketakutan... tukang ojegnya juga menjadi tegang
maka lebih baik waspada dan tenang....
jangan sangka perjalanan naik motor enak...
kita harus sabar,
karena badan kita ikut-ikutan mengerem atau menegang kalau mereka mengeraskan gas untuk ngebut, misalnya untuk nanjak
melalui jalan bebatuan...
bahkan ikut terhempas-hempas,
seperti sedang kegiatan off road
bahkan ikut terhempas-hempas,
seperti sedang kegiatan off road
tentu badan sebaiknya direlakan saja untuk ikut naik turun terhempas di jok motor...
pijet menjadi prioritas berikutnya setelah sampai Jakarta lagi, hehehe....
nah kalau jalan kaki, seperti pilihan suami saya....
mungkin makan waktu sekitar 45-60 menit....
ini foto suami saya dari kejauhan....
paling akhir sampai, hehehe....
jauuuhhhh banget ya... untung kaosnya merah, jadi nyata diantara rimbunnya rumput dan semak :)
paling akhir sampai, hehehe....
jauuuhhhh banget ya... untung kaosnya merah, jadi nyata diantara rimbunnya rumput dan semak :)
dijemput anak-anak, bak pahlawan kembali dari medan perang
hehehe.... hebat juga suami saya ya... kuat juga dia jalan lumayan jauh...
setelah anggota keluarga lengkap,
kami langsung masuk gua...
di gua itu...penerangan seadanya, diusahakan penduduk lokal
tanahnya becek, licin
perjuangan tersendiri untuk tidak terjatuh atau kepleset
kami mengadakan misa di dalam gua penuh stalagtit
suatu pengalaman baru...
yang memimpin misa adalah Romo Nicko OMI, pastor Paroki di Cilacap
syahdu...
sebelum misa, doa-doa yang di tulis di amplop atau di selembar kertas dibacakan oleh romo Nicko
saya senang mengikuti ziarah ini...
setelah perjuangan sampai ke tempat ini....
saya bisa hening....
bersyukur....
selalu ada pelangi kegembiraan diakhir perjuangan....
gua ini bukan milik pemda.... bukan milik gereja...
tapi milik Departemen Kehakiman...
karena berada di pulau Nusakambangan
(jadi mungkin itu ya ... menurut saya sih, kenapa perkembangan gua ini tidak terlalu sebaik gua Maria yang lain)
dulu...
gua ini adalah tempat para sipir Belanda berdoa...
setelah kemerdekaan... pemerintah Belanda memberitahukan pemerintah Indonesia
kalau dulu ada sebuah tempat yang sering digunakan untuk berdoa kepada bunda Maria...
oleh karenanya, pemerintah Indonesia meminta gereja Katolik untuk melacaknya...
dan ketemu lah....
ada satu bagian yang dari tetesan stalagtit membentuk bunda Maria
ada bagian mahkotanya dan jubahnya dengan tangan bunda yang merentang ke bawah...
hanya bagian itulah yang batuannya ada efek kristalnya....
amazing....
setelah selesai misa,
kami dijamu oleh kepala Dusun...
di rumahnya...
kali ini suami saya menyerah...
tidak jalan kaki tetapi naik ojeg....
tidak jalan kaki tetapi naik ojeg....
dan demi amannya...
kali ini saya turun dari motor saat motor harus menukik tajam di sebuah turunan...
kali ini saya turun dari motor saat motor harus menukik tajam di sebuah turunan...
sampai di rumah pak Kadus...
terhidang pecel, mendoan, air kelapa muda dan teh manis hangat
terhidang pecel, mendoan, air kelapa muda dan teh manis hangat
mahal ternyata mengusahakan es di sana...
listrik juga terbatas...
membeli bahan-bahan makanan pun harus ke Jawa Barat, 1.5 jam perjalanan...
susah juga hidup di sana ya....
jadi ingat Jakarta... ingat rumah....
bersyukur.....
dengan situasi udara jauh lebih panas dan ombak lebih tinggi dibandingkan sewaktu berangkat tadi pagi...
wajar jika kelelahan dan tidur di atas perahu, digoyang-goyang perahunya,
apalagi disertai angin sepoi sepoi..... wah merupakan surga tersendiri...
apalagi disertai angin sepoi sepoi..... wah merupakan surga tersendiri...
hehehehe....
Hotel tempat kami menginap adalah hotel Tiga Intan
kalau sudah malam Cilacap tidak ada lagi angkutan
jadi waktu kami mau membeli oleh2 dan ke alun-alun, repot...
jasa layanan taxi menjadi pilihan...
taxi juga sedikit banget di Cilacap hehehe....
jadi untuk antisipasi.... kami pesan untuk jemput dan antar ke hotel lagi....
ada argo, tetapi karena kota kecil mereka punya sistem sendiri
sekali naik taxi, kemanapun, minimal bayar Rp 25.000,-
jadi kalau cuma putar kota, berangkat dan pulangnya bayar taxi Rp. 50.000,-
ada argo, tetapi karena kota kecil mereka punya sistem sendiri
sekali naik taxi, kemanapun, minimal bayar Rp 25.000,-
jadi kalau cuma putar kota, berangkat dan pulangnya bayar taxi Rp. 50.000,-
malam itu kami beli oleh-oleh di toko Valerie, Jl Gatot Subroto
oleh-oleh yang khas Cilacap adalah stik sukun...
dari buah sukun di potong sepanjang korek api lalu di goreng
sukun banyak sekali pohonnya di Cilacap
jadi pantes juga sebagai cemilan favorit, khas Cilacap
dari buah sukun di potong sepanjang korek api lalu di goreng
sukun banyak sekali pohonnya di Cilacap
jadi pantes juga sebagai cemilan favorit, khas Cilacap
sesampainya di hotel,
kami bersiap untuk ibadat sabda di kantor BRI Cilacap
dan kami tutup malam itu dengan ibadat sabda bersama,
dipimpin oleh Romo Nicko OMI lagi...
keesokan harinya pagi-pagi setelah peserta yang mengikuti misa kembali ke hotel
kami pulang ke Jakarta
namun,
kami menuju obyek wisata Benteng Pendem dan Teluk Penyu terlebih dulu...
dan membeli oleh-oleh khas Cilacap di jalan Bakung
pukul 22.00 kami sampai kembali di kantor pusat,
dengan rasa syukur
saya bisa bersama-sama suami dan anak-anak
dan terlebih anak-anak bisa menunjukkan tekadnya,
untuk meminimalisir pertengkaran diantara mereka dan keluh kesah...
mereka belajar untuk bersyukur... dan bersikap positif...
terima kasih ya anak-anak atas keimanan kalian... love you girls
foto berikut, adalah momen langka
karena sebelumnya
kedua anak saya ini di banyak kesempatan mudah untuk bertengkar
karena biasanya saling tarik urat leher dan membeliakkan mata
kalau gak saling teriak menyalahkan dan membela diri,
saling melototlah satu sama lain....
itu tadi adalah.... langka
jarang terjadi mereka bisa akur berdua, diskusi dengan tenang,
bersebelahan satu sama lain...
bandingkan keadaannya saat mereka dulu memang (aslinya) rukun,
damai, saling bermain bersama.....
tapi itu waktu mereka kecil.... hehehehe.... jaman prehistoric
cute kan mereka?
hihihiiii... ya itu adanya mereka
tetap saja mereka bersaudara... sedarah... sekandung...
bertengakar ok... bersatu ok....
pokoknya please, saling menjaga ya girls....
No comments:
Post a Comment