wkakakakakkkk.... ini koleksi foto lama...
menggemaskan... akrab bukan mereka bertiga?
Tapi saya mau cerita tentang kenangan 2 tahun yang lalu,
terjadi tahun 2010 menurut catatan saya
waktu itu sulung 17 tahun....
Malam itu terjadi perdebatan sengit
menurut Sulung ku -17-, aku tidak sayang dia
lebih sayang si Tengah -10- dan Bungsu -8-, yang kebetulan keduanya perempuan dan beda jauh usia dengan sang kakak yang lelaki.
Sulung ku memberikan berbagai bukti, yang menurutnya menandakan ketidaksayanganku padanya.
bahwa dia tidak diberi kesempatan les banyak, hanya menggambar
sedangkan adiknya menggambar iya.... balet iya.... olah raga iya... musik iya...
bahwa dia kesal karena sekolah harus naik bis,
sedangkan adiknya -si Tengah- naik antar jemput sekolah
dan bahkan -si Bungsu- dianterin naik mobil
Tentu lah saya mencoba menerangkan bahwa pandangannya tidak benar,
tapi Sulungku tidak mau tahu... pokoknya saya gak adil...
saya pun membantahnya, segala dalil... segala contoh
bahkan sampai tahap tidak tahu lagi harus berbuat apa, saya meminta suamiku untuk mencoba membantu menerangkannya
Tidak berhasil
malam itu kami tertidur dengan ketidakpuasan,
saya merasa belum menjelaskan dengan tepat, Sulung merasa tidak mendapat jawaban bahwa dirinya dicintai sama besarnya dibanding kedua adiknya
keesokan harinya,
si Bungsu mendekat dan berkata
"Ibu sedih ya kemarin berantem sama mas, ngomongin apa sih bu?"
saya jelaskan kalau mas nya merasa tidak dicintai sama besarnya seperti saya mencintai si Tengah dan dirinya (Bungsu)
tercenung sejenak, lalu Bungsu menghadap padaku dan berkata
"Jangan marah ya bu...." lalu menatap saya lama....
tampak kesulitan merangkai kata
saya menduga dia akan menyalahkan saya yang memang tidak mencintai kakaknya,
dan mencoba pelan-pelan sebijaksananya anak usia 8 tahun menasehati ibunya dan sekaligus berupaya dirinya tidak kena semprot..
hati saya tercekat... takut juga dinasehati anak kecil, hehehe.... emang enak???
jadi saya tunggu Bungsu untuk mencari kata yang tepat menurutnya,
"Jangan marah ya bu..."
hhmmmm.... betul kan dugaan saya,
ia pun meneruskan sambil menangkupkan kedua telapak tangannya dan mengusapkan di dadanya
"Ini perasaan aku lho bu..."
setelah ragu-ragu... akhirnya ia membulatkan tekad untuk meneruskan bicaranya,
"Menurut aku bu, yang aku rasakan bu...
Kok ibu malah sayang sama Mas, ibu malah gak sayang sama aku"
dueeengggg..... salah salah, dugaanku salah.... anak ini tidak menyalahkan aku...
malu rasanya sudah menduga-duga... dan salah pula....
dan tanpa di duga-duga,
terdengar suara dari belakang kami
"Tapi menurut aku, ibu lebih sayang Adik dan Mas, ibu lupa kalau ada aku..." begitu kata si Tengah
haaahhh??? jadi bagaimana ini.... semua merasa paling tidak disayang
kurangkul keduanya...
saya bilang, itu iri namanya, wajar kalian punya perasaan itu....
lalu saya ajak mereka membahas perasaannya
lalu saya tanya kenapa bisa terjadi seperti itu,
setiap anak merasa ibunya lebih sayang saudaranya daripada dirinya
kenapa terjadi perasaan itu...
apa sih yang menurut mereka menyebabkan mereka iri?
mereka bilang
"Gak pengen ibu juga merhatiin yang lain, maunya untuk aku aja"
kita bertiga lalu berdiskusi, seadanya, sesampainya mereka saja...
tidak mendalam...
tapi mereka mulai tahu konsep ADIL
bahwa yang disebut adil bukan berarti "SAMA" tetapi berarti "SESUAI"
bahwa uang jajan anak kelas 12 beda dengan anak kelas 5 atau 3,
bahwa anak kelas 12 sudah boleh nyetir mobil, sedang adiknya baru ngendarai sepeda...
bahwa mas nya boleh punya handphone sedang mereka tidak boleh karena alasan keamanan dan tanggungjawab yang belum sesuai untuk membawanya
semua itu di sesuaikan
jadi bukan masalah adil atau tidak adil
dan berhenti sampai situ saja kita bicara
biarkan.... sampai segitu saja dulu pemahaman mereka....
tapi untuk si Sulung.... lebih sulit memberi pemahamannya
kadang kalau dia lebih cakap berdebat,
saya juga terhanyut untuk lebih pandai memberi argumen
jengkel saya dengannya, kenapa sulit sekali diberi pengertian
karena saya kadang dalam menjelaskannya dibayangi dengan tuntutan "Ih sudah besar kok masih saja iri",
kadang saya juga lupa... anak usia 17 tahun pun wajar punya perasaan iri, cemburu....
anak???
remaja lah kalau 17 tahun itu....
ya remaja pun berhak punya perasaan iri dan cemburu...
ah andai waktu itu saya ingat bahwa Sulung juga perlu untuk merasa iri...
tentu perdebatan sengit itu bisa sampai suatu kesepakatan, suatu pemahaman yang lebih
sayang malam kemarin itu, saya bersikukuh
dan kurang memahami bahwa adalah wajar dia punya perasaan iri cemburu
andai saya bisa memberitahu Sulung waktu itu, bahwa ini namanya Sibling Rivalry,
dan mencoba browsing bersama di internet untuk membahas perasaannya
tentu malam kemarin tidur saya dan dia lebih nyenyak....
jadi apa itu sibling rivalry?
singkatnya adalah konflik diantara saudara sekandung untuk mendapatkan perhatian ataupun pengakuan dari orang tuanya...
satu merasa kurang diperhatikan, yang lain merasa diberi tanggung jawab lebih dan sebagainya,
yang satu dapat kesempatan yang lain tidak....
tampilan nyata dari Sibling Rivalry adalah pertengkaran... dari masalah penting dan besar sampai masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan cepat dan singkat.... tapi mereka senang berpikir komplikated
bahkan pernah, Tengah dan Bungsu bertengkar,
berebut kesempatan menekan angka di lift,
tangan terulur, ditepis tangan yang lainnya, begitu terus sampai perlu menegangkan otot mata dan leher
untuk melotot dan saling berteriak.....
dan berhenti serentak... ketika Sulung dengan tenangnya mengambil kesempatan yang ada untuk menekan angka yang dituju....
dan berbalik arahlah kemarahan....
ajaibnya Tengah dan Bungsu sekarang bersatu melawan si Sulung.....
yang utama sebagai orang tua adalah.... jangan terpancing keributan yang terjadi,
stress management nya harus baik dan luwes....
jangan memihak
tapi setelah mereka tenang,
kita bicarakan bagaimana caranya bekerja sama satu sama lain
sekaligus bagaimana mereka menghormati kekuatan keunikan maupun keterbatasan masing-masing
ya banyak sih tips lainnya, searching sajalah di internet atau buku-buku Psikologi...
tapi pada dasarnya perlu juga dipahami bahwa sibling rivaly itu tidak selalu negatif,
maka biarkan saja mereka berdebat sengit (asal jangan mulai mengarah pada peperangan nyata dengan fisik..... nah perlu itu turun ke lapangan menghampiri mereka yang sedang perang... hehehehe...)
ini yang menurut saya keuntungannya bertengkar satu sama lain diantara saudara kandung :
- meningkatkan dan mengembangkan kompetensi negosiasi
- meningkatkan dan mengembangkan kompetensi stres manajemen
- meningkatkan dan mengembangkan kompetensi analisa masalah
- meningkatkan dan mengembagkan kompetensi untuk mempertahankan relasi sosial yang dijalinnya
itu baru empat...
yang menurut saya bisa jauh lebih banyak lagi.....
jadi wajar lah ada konflik atau persaingan diantara saudara sekandung
hanya saja... harus cepat ditangani
agar memang hal positif atau keuntungan saja yang diperoleh dari adanya Sibling Rivalry
yang nantinya dengan berjalan waktu....
ternyata sibling rivalry itu merupakan kenangan terindah,
yang melekatkan saudara sekandung satu sama lain....
biar bertengkar, kadang iri...
kadang mereka juga bisa saling tolong menolong..... dan akrab....
Mbak, makasih buat sharing ini.
ReplyDeleteSibling rivalry juga dialami anak-anak saya. Selama ini tentu saja saya belajar terus agar bonding di antara mereka selalu terjalin, walau terkadang ada juga gesekan-gesekan ringan.
Namun, setelah si sulung jauh... Oh baru mulai terlihat, bahwa bonding itu begitu erat. Semoga saja bonding itu selalu terjalin, sampai mereka juga menjadi orang-orang dewasa dengan kehidupannya masing-masing kelak.
Salamku selalu,
EB
sebagian dari hati kita tersenyum ya mbak,
ReplyDeletekalau melihat mereka memiliki ikatan bathin
sebagian hati lainnya was-was, berharap semoga ini bertahan terus sampai mereka jadi orang dewasa dengan kehidupannya masing-masing...
tugas seorang ibu sangat challenging ya....
mari berpelukan sebagai sesama ibu.... *peluk*