05 January 2012

Membuat E-KTP dengan Sabar

Wah program ini harus didukung,
biar negara punya data base...
biar kayak di filem2 CSI, NCIS, yang detektif atau polisi gitu deh...
itu lho, kalau mencocokkan sidik jari dengan data penduduk
seru ya kalau Indonesia punya data base gini....

nah... begini kenyataan saat membuatnya...

menuju kantor kecamatan, asli baru tau tadi kalau kantor kecamatannya di situ... hehehhhe..
datang pagi jam 07.30.... no urutnya sudah 245,
diminta mulai antri untuk difoto pk 16.00
pukul 16.00 itu nomor urutnya sudah 200
saya dan suami pulang ke rumah, memeriksa PR anak-anak,makan malam...
kembali lagi ke kantor kecamatan
pk 19.00 itu nomor urutnya 237,
semangat !!! sudah dekat...

tapi setelah itu kacau... setelah 237,
lalu 201 karena yang tadi terlewat datang lagi dan merasa perlu didahulukan,
lalu 202, 175.... lho kok 175 sih...
sudah mulai panik
tadinya menunggu dengan duduk tenang... sekarang tanpa dikomando... banyak yang berdiri dan merapat ke pintu masuk...

untungnya petugasnya ramah... sudah tahu psikologi massa rupanya...
full senyum dan empati..
menerangkan kalau mau pulang besok pagi bisa datang tanpa nomor urut baru.. nanti didahulukan
tapi kalau tidak bisa, silakan akhir minggu, tinggal bilang nomor urut dan hari mengantri awal..
yang ramah tadi sepenglihatan saya nama di tanda pengenalnya bapak Edi Supriadi....
haloowww pak camat Pondok Melati (hayo siapa namanya? maaf saya gak tau... hehehe, nanti kalau keteuan kita kenalan ya pak),
baiklah.. saya ulangi,
helow pak camat, saya puas dengan pelayan pak Edi Supriadi lho pak... cool... sabar...

(i wish ada orang yang membuatkan sistem untuk prosedur yang mengerahkan massa seperti ini,
agar semuanya nyaman...
bagaimana membagi pekerja disesuaikan dengan sarana dan tenaga yang tersedia,
load kerja jadi fair... ya load kerja petugasnya juga load kerja warga yang nunggu.... bikin sistem gitu... sistem ! )

ya sudah lah...
kami kembali lagi ke rumah.... ada tamu datang dan sudah menunggu di rumah.....
dan berikutnya, dengan tabah kami kembali lagi pukul 23.00
-ini kali keempat, hari ini, kami menuju kantor kecamatan... what a day-
masih banyak penduduk yang sabar menanti....
saat itu nomor urutnya 290, sudah tentu nomor kami terlewatkan.... gak papa, dinikmati saja
tetangga saya nomornya 336... tidak pernah pulang sekalipun, sejak pukul 16. tadi....
saya sempatkan bawa schotel yang baru saya buat tadi siang.... untuk makan malamnya

situasinya sudah terbaca
lelah....
pasrah...
jadi dengan ikhlas duduk saja... tidak ada energi lagi untuk ngeriung di pintu masuk
hujan deras membuat udara menjadi dingin...
sedingin hati yang menunggu, halah....
dari yang tadi datang rapi, seperti ingin kondangan,
sampai akhirnya lipstik luntur, muka berminyak...
dari yang semangat, sampai mengangkat kelopak mata pun malas saking ngantuknya...
kasihan...

jam 23.30 makanan datang..
oh.. *tepok jidat*... saya lupa,
petugasnya tentu juga bekerja keras... bahkan sampai larut itu belum makan malam....
pak Camat dan ibu datang... membawa martabak hangat...
ah penghiburan untuk mereka yang kerja keras...
tapi pak... rakyatnya juga pengen martabak hangat, untuk menghangatkan hatinya... halah..  qiqiqiqiiii...

saya masuk ruangan... horeeee
ada 4 petugas, 4 layar komputer, 4 pengenal sidik jari, 4 alat untuk lihat iris mata..

tengah malam gini, mereka masih semangat... masih ramah... wah saya ikut semangat..
ah tapi pak camat dan ibu pulang cepet,
saya jadi belum sempet kenalan, hohohoooo siapa elu pin? :)
sebenernya kalau pak camat mau menyapa warga yang masih tabah menanti... wah itu kan sangat humanis,
dikenang sama warga... pasti sangat menghibur
saya kan bisa mengajukan apresiasi... mungkin ide-ide untuk pengembangan kecamatan (halah, siapa elu pin? hehehe saya  ini pemerhati lho...)
hehehe... jadinya saya hanya mengucapkan terimakasih pada petugas2nya saja,
makasih ya pak udah mau capek2 gini...
dari Senin sampai Sabtu nanti, dari jam 08.00 sampai jam 02,00 pagi....
hebat sekali dedikasinya, saya kasih jempol ke bapak petugas yang ada di ruangan itu... bravo...

saya nikmati saja momen yang ada,
saya dilayani pak Yudi... sama ramahnya dengan pak Edi...
saya banyak tanya....
sambil menjawab pertanyaan saya, pak Yudi minta ijin dan menerangkan tiap tahapannya...
"coba ibu cek namanya ini, betul?", "sekarang saya mau ambil sidik jarinya", "sekarang mau lihat lensa matanya ya bu", "fotonya gini bagaimana bu?"

pak Yudi bilang gini "Pose apa yang ibu mau?"
wah... kemajuan niy.... ditanyain gini... "Ini untuk 5 tahun lho bu..."
kalau saya gak mau serius, tapi senyum boleh?... "Ooooh boleh bu... silakan senyum ya bu"
(jadi sekarang SIM dan KTP saya fotonya adalah saya yang tersenyum....
menebarkan keceriaan hati saya pada yang melihatnya... halah... qiqiqiii...
lho bener lho, lebih baik menularkan kegembiraan kan daripada kekakuan atau tampak tegang...)

o iya... latar untuk memotretnya berbeda untuk tahun kelahiran,
kalau lahir di tahun genap... background foto biru,
kalau ganjil, merah...

aahhh menyenangkan sekali mereka...
waktu sidik jari... nah ini, bagian ini krusial... beberapa orang diambil berulang-ulang kali karena terlalu menekan, atau berminyak... sehingga tidak didapatkan yang seharusnya
(oooo mungkin proses ini ya yang menyebabkan luama antrian luar biasa.....)
wah pak ini kasihan ya yang diulang-ulang.. "Iya ibu, terutama yang lanjut usia... jarinya bergetar gak stabil, alatnya error terus membacanya"
pengambilan sidik jari suami
lalu saat ambil foto lensa mata... pakai alat seperti kacamata teropong gitu... ah kayak film Star Trek aja,
saat pengenalan lensa mata
jadi teropongnya di dekatkan ke mata, dipegangi oleh petugas...
nah ini hasil nya untuk mata saya
hiiii... apa itu,
ya itu.... setelah 'memotret' mata saya, saya lihat di komputer seperti itu tampilanya...
gak ada indah2nya ya, qiqiqiii...

terakhir diminta  tanda tangan di sebuah alat...

dan...
selesai sudah urusan dengan pembuatan KTP ini..
cihuyyyy pulang...
gak tau juga jadinya kapan KTP yang penuh perjuangan ini...
entah 4 bulan atau 1 tahun lagi..ah saya gak peduli...

saya sudah senang dengan pengalaman ini,
pacaran berdua suami sampai tengah malam gini di hari kerja (kapan lagi... qiqiqiii...)
dilayani petugas yang ramah-ramah...
akhirnya tahu kantor kecamatan ada dimana
senangnya hari ini, menghapus jengkel karena lamanya nunggu,
apalagi saya dapat bonus...
dihadiahi kesempatan difoto (oleh pak Edi dong...) dengan latar belakang gorden biru dengan pose andalan saya seperti ini...
jadi saya lahir tahun genap atau ganjil hayoo?

No comments:

Post a Comment