23 January 2012

Kalau Pelayanan Rumah Sakit Tidak Menyenangkan

Sahabat saya Endang Husen Juhaeri...
dia sakit...
di bawa ke rumah sakit M**** K******* di daerah Cibubur,
perutnya membesar... kesulitan buang air, badannya demam... dan yang terpenting kesakitan amat sangat
sejak masuk sampai tiga hari sesudahnya tidak ada penanganan yang signifikan membuatnya lebih nyaman
at least dia menjadi tidak kesakitan...
berulang kali meminta obat pereda atau penahan sakit, tidak diberikan...
akibatnya sahabatku ini tidak tidur selama 3 hari sambil menahan sakit

hari ketiga saya menengok,
saya tidak berpikir yang negatif karena Endang rajin meng up-date perkembangannya melalui jalur grup di BB
ini foto yang dia kirimkan,


saya merasakan aura keprihatinan sejak membuka kamarnya,
ternyata seluruh keluarga sudah berkumpul,
suasananya sedih,
adiknya menangis, bapak ibunya terpekur
anaknya bingung dan cemas
istrinya lelah dan menyembunyikan kesedihan
Endang sendiri gelisah,
dari  mulutmya keluar ocehan, dan yang jelas tertangkap adalah
"Aku gak kuat lagi Yos"
"Aku capek banget Yos"


Malam itu, tekanan bertambah
karena pihak rumah sakit berkata kalau tidak sekarang maka operasi bisa dilakukannya besok,
mereka hanya memeberi waktu berpikir sampai pukul 19.00
sambil memberikan gambaran bahwa
sepanjang menunggu besok pagi, ada kemungkinan terjadi yang lebih buruk
begitu kata rumah sakit....
keluarga sangat kebingungan...
karena kata dokter,
kemungkinan kesakitannya sahabat saya ini karena usus buntunya pecah (??##@@??***??? duengg....)
padahal kata Endang... sudah dipakai alat canggih kok dokternya tidak bisa memutuskan ada apa sebenarnya
diagnosanya mungkin ini.... mungkin itu...
dan saran penanganannya adalah sebaiknya dioperasi,
dibuka perutnya sehingga diketahui apa penyakitnya...
lah... belum tau kok operasi?

dari posisi pasien, tentu ini situasi yang sangat menekan..
sudah kesakitan,
diagnosa tidak jelas,
tapi harus merelakan badannya untuk dioperasi...

ini rumah sakit yang baru saja ada...
mungkin rumah sakit baru ini belum capable untuk menyajikan fakta yang kurang mengenakkan tapi dapat nyaman diterima...
caranya bicara mungkin belum memahami psikologi pasien
customer focus nya belum tinggi nilainya dalam hal ini

akibatnya,
semua kebingungan,
pasiennya kesakitan amat sangat...
minta selang yang dipasang di hidung untuk mengeluarkan cairan di perut dicopot saja
merasa gak nyaman
pihak rumkit jadi setengah hati, pasiennya terkesan sok tahu
toh padahal karena itu sahabatku bisa tertidur sebentar....
bayangkan 3 hari tidak tidur dan kesakitan

diputuskannya untuk pindah rumah sakit
pihak keluarga dan kita teman2 kuliahnya dulu membuka percakapan intens
ada yang mencarikan kabar tentang dokter terbaik yang mungkin mengurangi dan bahkan mneyembuhkan sahabatku ini
ada yang mengusahakan RSCM untuk menerima kepindahannya

untungnya semua sayang Endang.... yang suka menyeletuk menceriakan suasana dimanapun kami berkumpul...
(saya jadi ingat malam-malam dulu  menyelesaikan tugas kelompok, bersama Endang,
biar tugasnya berat tapi dengan Endang semua ringan dijalankan....)
kelompok Psi Sosial, Endang ada di latar belakang tu...
untungnnya dia keras kepala malam itu
menyuruh adiknya untuk memerintahkan dokter dan paramedik pulang saja,
pokoknya malam ini tidak mau dioperasi.... "Suruh mereka pulang, tidur saja"

Maka segala sumber daya yang mungkin ada dan segala daya upaya dikerahkan
dari kenalan dokter terkenal itu,
dari sepupunya dokter yang bertugas di RSCM
dari punya kenalan mantan suster kepala di bagian UGD
dengan teman yang punya kemampuan 'preman' ngotot meminta rumkit MK Cibubur ini untuk sigap dan tangkas tidak lelet surelelet dan banyak excuse....
membiarkan pergi sahabat saya ini yang sudah lama berada di ambulance tetapi tidak bergerak jalan menuju RSCM dengan alasan harus memfax banyak dokumen lah....

walau penyakit memang dalam proses untuk ditemukan
walau sahabatku ini mengulang langkah yang telah dilakukan sebelumnya
tetapi karena tingkat kenyamanan hati dan trust sudah diberikan untuk RSCM....
dia ikhlas menjalaninya
dia tenang
dia kooperatif...

tahapan sampai dia sembuh masih banyak
tapi.... sudah dijalankan dengan nyaman

mungkin pasien yang keras kepala dan tahu apa yang diinginkan seperti Endang ini perlu untuk dibentuk dalam diri saya
saya mengandaikan diri berada di posisinya
tentu semakin bingung dan kadang memutuskan menjadi sulit
punya supporting grup juga penting
bayangkan jika adik atau istrinya sebagai stressor baru bagi pasien...
bagaimana coba situasinya,
tambah riweuh (ribet)
untung mereka tanya dengan Endang... mau gak kalau dibeginikan dibegitukan...
bayangkan jika istri dan adiknya tidak membuka diri kepada kita teman kuliahnya
tentu bantuan menjadi lebih sedikit, keputusan lebih kelihatan sulit untuk diambil

berhadapan dengan rumah sakit yang pelayanannya kurang nyaman,
harapan kita sebagai pasien tentu sangat terletak pada keluasan wawasan, ketahanan diri pribadi, dan supporting grup

saya bersyukur punya sahabat seperti Endang
dia tahu mengerahkan sumber daya yang diperlukan untuk membantunya dengan tidak membuat dirinya sendiri tampak seperti orang yang tidak berdaya

sakit saja kamu mumpuni Ndang... apalagi kalau sehat...
yuuuk cepat sehat ya Ndang....

No comments:

Post a Comment