30 July 2013

Ziarah ke Gua Maria Puhsarang


Diari 19 - 23 24 Juni 2013 Ziarah Puhsarang, Blitar, Bromo, Suramadu

Perjalanannya ditunggu sekali oleh kami sekeluarga
ini diselenggarakan oleh Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang St Servatius Kampung Sawah
diselenggarakan dari tanggal 19 berangkat pukul 14.00 sampai 23 Juni 2013 pukul 23.00

Ziarek, ziarah dan rekreasi,
begini rencananya :

  • Ziarah Puhsarang
  • Makan Bung Karno, Blitar
  • jalan-jalan sebentar di Malang
  • Bromo
  • Suramadu
  • menginap dan jalan-jalan di Semarang, kalau sempat ke klenteng Sam Poo Kong
  • Jalan Salib Gua Maria Ratu, Besokor,Weleri


Kami bertekad akan sangat menantikan ziarah kali ini
karena bertepatan dengan libur kenaikan kelas sehingga kami para perempuan di rumah berhasil  memaksa menggugah satu-satunya lelaki yang sekarang ada di rumah untuk ikut bergabung...
prestasi tersendiri,
bagi seorang yang sibuk luar biasa, dengan lembur dan pulang malam yang biasa setiap hari
meminta ijin kantor mengikuti ziarah kali ini
duh terharu...
walau saya agak was-was, karena tidak mau cuti untuk Senin 24 Juni 2013,
saya takut dia kelelahan kalau langsung kerja keesokan harinya...

tapi ini bentuk kompromi
sudah bersyukur mau mengikuti ziarah bersama kami
maka biarkan suami saya menentukan sendiri kapan cutinya
doa saya adalah dia tahu kekuatan badannya, tidak lelah dan sakit
maklum... khawatir dengan tekanan darah tingginya yang sering kambuh jika lelah



saking saya prbadi bersemangatnya,
beberapa saudara dan kerabat yang tahu saya akan ziara, saya tanya "Mau titip apa?"
maksudnya mau titip doa apa?
kadang saya mbathin, kok gaya amet sih saya nanyain titipan doa ke orang lain padahal dirinya sendiri berdoa juga masih belajar khusyuk....
ya memang banyak yang ditanyain gitu, jawabnya juga klasik "Titip doa.... biar yang terbaik aja deh bu untuk saya"
sampai sampai waktu ada teman dengan serius menanggapi pertanyaan saya dengan bilang "Titip dong bu"
dan serius bilangnya
dan saya deg-deg-an... hedeeeh serius dia
pengsan deh saya.... jadi malu, dan nanya sendiri "Siapa gue?"
me and my big mouth.....
jadi saya gak mau maen-maen....
ternyata ada yang titip doa dan serius seseriusnya....
pesennya di SMS (di HP saya yang hilang), bunyiceritanya begini :
tolong bantu doa agar bulan depan kami bisa dapat rumah tinggal, karena sebelumnya kan ibu tahu kalau kami gagal mendapatkan rumah idaman kami, jadi saya erharap bulan depan kami sudah punya rumah sendiri, sebagai hadiah ulang tahun perkawinan kami.... tolong ya bu doakan itu nanti saat ibu ziarah
teman saya ini bukan beragama Katolik
dan tentu... yang tadinya saya hanya kebiasaan berbicara begitu,
bolehlah dibilang untuk sopan-sopannya bilang ke orang lain, hehehe....
tentu lihat teman saya serius menanggapinya
saya juga menjadi serius memperhatikan kepercayaan yang sudah diberikan
baiklah... nanti akan saya selipkan permohonan itu di sela doa saya di sana,
dengan sungguh-sungguh

makin senang rasanya
dan gak sabar nunggu harinya saya dan keluarga ke Puhsarang

waktu suami bertanya, bis nya kayak apa?
saya tidak bisa menjawab
memang karena tidak ada komunikasi berarti sebelum berangkat ziarah
dan setiap saya bertanya dengan Ketua (WKRI) ranting,
jawabannya adalah akan diberikan pengarahan saat keberangkatan,
sehingga saya pun tidak bisa menjawab pertanyaan suami
lagian... saya bingung dengan suami, kenapa juga harus ngrepotin masalah bis...
ini ziarah.... bis seperti apa sebaiknya jangan mengeluh...
gitu pikir saya belum berhasil memahami apa pentingnya pertanyaan suami :(



Rabu 19 Juni 2013, pukul 14.00

kami berkumpul di gereja St Servatius Kp Sawah


dilepas dengan doa yang dipimpin pastor Paroki kami Romo Rudi,


pesan Romo, nanti pulangnya boleh capek fisik tapi jangan capek hati 
harus tambah sehat imannya
setujuuuu...

jadi bis yang tempat duduknya 3-2, bukan seperti permintaan awal 2-2 supaya lebih lebar area duduknya serta 
suspensinya angin dan gerakannya selama perjalanan sesuatu banget itu termasuk dalam hal yang dapat ditoleransi.... boleh capek fisik jangan capek hati

perjalanan Bekasi - Puhsarang, rencananya akan ditempuh dalam waktu 24 jam
saya melirik gadis-gadis saya.... mereka sudah pernah berziarah sebelumnya
semoga bisa tetap enjoy selama waktu itu.... doa saya

Kamis 20 Juni 2013

kaki Gunung Wilis, kecamatan Semen
di Puhsarang pukul 18.00an.... bukan 24 jam perjalanan, tetapi hampir 28 jam
tidak tahu kenapa bisa molor sepanjang itu, entah tadi tersesat atau apa...
rasanya sih tidak macet...
tapi tidak penting, ini baru memulai ziarah...
capek fisik boleh... tapi jangan capek hati
saya lihat... anak-anak tetap ceria, tidak ada keluhan, 
suami tetap tenang, semangat
syukurlah...

masih sempat mengabadikannya sebelum matahari hilang berganti malam
indah pemandangan dari depan kamar hotel kami di Puhsarang Hotel


kami mandi dan makan malam dengan agak bergegas karena akan mengikuti misa pk 21.00
semangat... semangat...
ingin tahu apa dan bagaimana sih Puhsarang itu

ternyata.... indah nian malam itu
agak romantis menurut saya
karena hujan rintik-rintik

Kami mencari tempat untuk misa Jumat Legi
yang ternyata akan dimulai tepat pergantian hari nanti 00.00
kami kesulitan mencari tempat duduk
yang ternyata lesehan
yang tentu perlu alas duduk, yang tidak kami persiapkan 


tips ziarah ke Puhsarang dan mengikuti misa adalah :
jadi kalau mau misa di Puhsarang depan Gua Maria Lourdes...jangan lupa alas duduk



ini pemandangan saat malam itu....


indah sekali... sungguh
biar celana jeans mulai basah... saya bertahan lesehan
dan ternyata semakin malam semakin banyak yang datang
area di sana menjadi penuh
untung datang sejak pukul 21.00
dapat dekat gua Maria,
jadi bisa lebih jelas melihat prosesi misa berlangsung


altarnya ada di dalam cerukan gua
unik...

misanya waktu itu diiringi dengan kolintang
syahdu sekali...
merinding saya
aduh ini kali pertama saya ikut misa di tempat perziarahan malam hari
(eh duluuuuu pernah ding di Lourdes... sama juga.... merinding dan menangis terus menerus)

bahagianya lihat anak-anak bertahan
tidak mengantuk sama sekali
setelah perjalanan panjang di bis dan tidak sempat tidur sesampainya di Puhsarang...
hebat anak-anak

padahal saya juga melihat
ada yang sambil menunggu mereka tertidur
tetapi itu saya acungi jempol
walau mereka para peziarah ada yang tertidur, 
tetapi malam itu, mereka bertahan sampai misa selesai walau hujan
dan misa selesai pk 02.00

ini si Tengah
di depan salah satu pemberhentian Jalan Salib, yang patungnya tampak terbuat dari emas



Jumat 21 Juni 2013

kali ini kami bangun pagi pukul 05.30
tetapi karena miskomunikasi, kami sekeluarga tidak mengikuti jalan salib pada pukul 06.00
karena mendengar bahwa acara itu dibatalkan mengingat tadi kami selesai misa pukul 02.00
eh ternyata jalan salibnya tetap berlangsung... dan kami melewatkannya
sedikit menyesal.....

jadi setelah makan pagi di hotel,
kami melihat area Puhsarang sendiri



Jalan salib bukit Golgota,
Jalan salib di sini sangat unik
karena setiap pemberhentiannya, patung-patungnya sebesar tinggi manusia dan terkesan berwarna emas

Lalu inilah Gua Maria Lourdes,
yang memang dibangun sebagai tiruan Gua Maria di Lourdes, Perancis
dibangun mulai 11 Oktober 1998, tingginya 18 meter dan lebarnya 17 meter


di area Puhsarang, selain Gua Maria Lourdes,
ada juga gereja
unik bentuknya kebanyakan menggunakan batu kali dan batu bata
ceritanya ini seperti jaman Majapahit dulu gitu
ada batu batuan...
tapi memang unik








butuh waktu yang lama untuk mengelilingi 5 obyek ziarah di sini,
gereja berstruktur klasik (seperti candi),
tiga patung Bunda Maria,
tiga jalan salib,
tiga pondok Rosario, dan
Gua Maria Lourdes

tetapi waktu yang terbatas kali ini, sudah cukup memuaskan saya dan keluarga
semoga anak-anak saya semakin menyenangi kegiatan ziarah dan berdoa
tahu dan menghayati doa kepada Bunda Maria, berdevosi, Novena dan Rosario

terima kasih pada ibu-ibu Wanita Katolk Republik Indonesia cabang Servatius
kami sekeluarga bisa sampai Puhsarang ini


mari perjalanan ziarek ini kita lanjutkan....
yang rencananya akan ke Blitar, Malang, Bromo,Suramadu, Semarang, Weleri

itu rencananya...
tapi ini kenyataannya :

pada kenyataannya kami nyaris tidak ke Blitar
melewati kesempatan berjalan-jalan di kota Malang
berhasil ke Bromo
nyaris tidak melewati jembatan Suramadu
berhasil sampai Semarang tetapi tidak sempat ke klenteng Sam Poo Kong
dan tidak ke Weleri
serta sampai kembali ke starting point Gereja Servatius Kp Sawah 9 jam lebih lambat dari rencana awal da berarti sudah beda hari

mungkin memang masalah pengetahuan jalan sangat memegang peranan penting
berulang kali kami tersesat
entah kenapa tidak bersiap peta, dan tidak bisa menggunakan GPS
jika siang hari,
peserta dalam bis semuanya menatap gadgetnya melihat GPS mencegah penyimpangan jalan terlalu jauh, seperti dari Kediri ke Blitar kok mengarah ke Utara....

Add caption

tapi kalau malam menjelang dan mata bertambah berat
atau karena tidak sampai-sampai tempat tujuan dan gadget pun habis dayanya
pasrahlah kami untuk dibawa kemana bis ini mengarah
entah ke arah yang benar sesuai tujuan
atau pun berputa-putar tak tentu arah...

menghargai waktu itu juga menjadi hikmah permenungan yang diambil selama perjalanan ini
waktu tidak pernah bisa diminta ulang
di sini penting kita untuk mengisi waktu dengan hal yang memang baik
karena waktu tidak pernah bisa kembali....

maka berdamailah dengan sang waktu...
bekerja sama lah dengan waktu
berbahagia lah dengan waktu

mau kesasar berulang-ulang
kesal dan jengkel bukan pilihan untuk berbahagia
antara mencoba bekerja sama dengan waktu
kita juga bisa berbahagia dengan waktu
bisa memperbanyak deras doa
bisa menjalin pembicaraan dengan suami dan anak lebih dekat
bisa menghitung dan menyiapkan rencana baru
seperti,
untuk suami yang akan bekerja Senin 24 Juni 2013,
kemungkinan masuk kantor dengan tepat waktu perlu ditimbang-timbang lagi
jika akhirnya waktu itu Surabaya Semarang ditempuh 12 jam, membuat bulat keputusan pulang dengan pesawat.... saya memahami betul latarbelakangnya
baiklah,
saya dan anak-anak tetap meneruskan ziarah dengan bis
berharap waktu itu bisa mengikuti Jalan Salib Gua Maria Ratu, Besokor,Weleri

mari kita berbahagia dengan waktu yang diberikan

ziarek kali ini, banyak hikmah yang bisa saya hayati
terima kasih atas keteguhan hati dan bulat tekad anak-anak yang berusaha gembira tanpa mengeluh
terima kasih atas kesabaran dan pengertian suami selama ziarah ini
mau berempati dengan keadaan yang ada
termasuk saat saya kehilangan tas, berisi barang-barang penting.....

pentingan mana suami dan anak-anak daripada barang-barang itu?

selain penghargaan terhadap waktu,
saya juga diajari menghargai keberadaan orang terkasih

ziarek kali ini... sesuatu banget buat saya

cerita (nyaris tidak jadi) mengunjungi makam Bung Karno di Blitar klik di sini
cerita pengalaman rekreasi di Bromo klik di sini
sekelumit cerita saat melewati jembatan Suramadu klik di sini

=================

dan setelah hampir 2 minggu berlalu dari perjalanan ziarek,
malam hari, saya mendapatkan SMS yang saya sendiri bingung,
(karena kehilangan HP sehingga daftar kontak saya hilang semua, jadi HP baru saya masih terbatas daftar kontaknya) jadi membingungkan saya ketika SMS masuk tanpa nama, ditambah kalimat di dalamnya yang membuat saya butuh waktu lama untuk mencernanya....

siapa yang nikah? kok ada akad segala?


coba itu....
ayo Pipin, rajinlah berdoa....
hehheehe...


No comments:

Post a Comment