13 September 2010

Bangga di hati bukan di kulkas

Si Tengah berkreasi dengan komputernya.
Sewaktu saya sampai rumah setelah menyetir di tengah kemacetan lalu intas yang bertubi-tubi, dia memberikan hasil karyanya.
Tersenyum, mata berbinar-binar,
berteriak dengan 'u' yang panjang khasnya "Ibuuuuuuuuu.... ini buat ibu"

kelelahanku sirna, tak ada lagi nyut-nyut di betis ini,
setulus hati aku puji dia,
hati ku meleleh.... terima kasih ya nak, sudah membuat ibu berarti

tanpa berpikir panjang, saya berjalan ke dapur, mengambil air minum, menempelkan hasil karya si Tengah di pintu kulkas.... seperti biasa yang saya lakukan ketika menempelkan resep yang akan saya coba suatu hari nanti...
lalu, mandi dan beristirahat depan televisi sambil membuka laptop

tak berapa lama, saya sudah asyik tenggelam bersama ketukan keyboard saya,
tidak dirasakan kehadirannya, namun tiba-tiba Tengah-ku berdiri di depanku, membawa hasil karyanya tadi
"jangan ditaruh di kulkas dong bu..."
tiada binar di matanya, senyum pun lenyap

aahhhh.... saya membuatnya hanya terlihat ketika saya membutuhkan, seperti tempelan resep di sana yang akan dilirik ketika akan membuatnya.
nyeesss... aliran hawa dingin menyelimuti jantung saya,
saya menyesal...

"maaf nak, maaf... sini ibu simpannya dalam hati ibu yang terdalam, karena ibu bangga sama kamu,
supaya selalu ada terpatri di dalam dada ibu, tidak hanya dilirik seperlunya, maafkan ibu ya"

No comments:

Post a Comment