20 April 2014

Bagaimana Rasanya berada di 'Bottom Five' Junior MasterChef Indonesia 1 ?



Quiche...
karena makanan itu Bungsu ku ada di 5 terbawah....
kelompok peserta yang akan tereliminasi

Ini saat dia membuat quiche bersama VJ


Mereka membuatnya bersama, nasibnya berbeda
VJ the best saat eliminasi
Bungsu ku ada di bottom 5

Ada di kelompok yang terendah dan akan pulang, gimana sih?
Bagaimana rasanya?

sebelum menjawabnya,
saya mengingat setelah eliminasi pertama
Bungsu ku kehilangan teman kamarnya, Claudia
sedih...

saya mau bicarakan kepada Bungsu,
apa itu eliminasi,
lalu rencananya saya akan mendiskusikan bagaimana kalau nantinya tereliminasi

jawabannya,
"jangan bicarakan itu. -- aku gak mau ibu ngomong soal eliminasi -- aku sedih dan gak mau dieliminasi -- itu namanya ibu gak semangat -- ibu gak dukung aku maju -- ibu ingin aku dieliminasi"
jiaaaah ...
belum siap Bungsu ku
jadi saya gagal memberi pengertian Bungsu tentang eliminasi
sepanjang waktu itu, Bungsu ku menghindar dari saya

gak ada lagi keadaan manis seperti foto di bawah ini
waktu episode pertama, dia mau foto bareng sama saya



di episode 3 ini saya 'musuhan' sama Bungsu hanya karena saya mau membicarakan tentang eliminasi
betulan gak mau deket2 saya...
apalagi mau saya foto... kesel dia sama saya

que sera sera...

saya diajari momen untuk ikhlas
daripada mengejar anak untuk duduk manis berdiskusi tentang hal yang dianya juga gak suka
sudah lah
kalaupun tereliminasi tanpa dia siap...
gimana nanti aja



saat break syuting

tiba-tiba dia datang dan berdiri di hadapan saya
dia diam
ambil tangan saya
menggenggam tangan saya

"ada apa dik?"

"otakku kayak puzzle ibu...
aku pusing sekali tadi chef Marinka demo-in Salmon Quiche With Garden Salad"

datanglah Matthew
menepuk bahu si Bungsu, menenangkan...
oooh... kesadaran saya muncul
di sinilah yang dikhawatirkan sejak semula
bagaimana seorang disleksia harus menghafal langkah-langkah memasak
multifungsi di otaknya
melihat cara kerja chef, menghafal tahapan, menghafal takaran, menghafal tata letak platting, menghafal rasa

selamat datang di dunia nyata nak...

mari ibu bantu
sirna sudah musuhan kita...

jika peserta lain sudah berlari-larian dan makan sebelum mulai syuting dan memasak
kami duduk berdua berhadapan
saya pegang tangan si Bungsu
untuk memfokuskan pikirannya
saya bantu dengan pertanyaan sederhana,
hanya untuk membantu memicu ingatannya...

"pelan-pelan ya.... kamu disuruh duplikasi apa?
ada apa saja di piring saji?
oke ada salad ada quiche....
mana yang lebih sulit kamu hafal, salad atau quiche?"

lalu saya visualisasikan... saya tuliskan langkah2nya
sambil nulis sambil ngomong
biar visual auditif ada
sambil dia saya suruh tangannya bergerak-gerak menggambarkan bahannya
sekalian kinestetiknya ada



lalu terus perlahan-lahan saya picu ingatannya
untuk langkah-langkah dan takarannya
sederhana untuk anak lain
bisa menjadi rumit dan kompleks untuk si Bungsu

semua saya coba gambarkan...
saya coba sederhanakan

selama proses itu, Matthew sangat peduli pada si Bungsu
dia memberi tahu takaran yang diingatnya
lalu mendiskusikannya dengan si Bungsu
saya tinggal menyerap pembicaraan mereka dan menuangkannya di kertas
saya coba visualisasikan

mereka berteman baik selama kompetisi
anak yang gentleman
nice to meet you Matt


terma kasih atas seorang Matthew untuk anakku
bu Jo... saya bangga dengan anak ibu


setelah selesai mengkonstruk pikiran...
si Bungsu dapat gambaran lebih jelas tahapan apa yang akan dia kerjakan
saya peluk si Bungsu
berulang-ulang saya katakan "ibu percaya sama adik,
ambil bahan yang kamu ingat saja,
kerjakan seperti yang mau kerjakan saja
ibu percaya sama adik"

dan saya selipkan pesan sponsor
"kalaupun nanti pulang, kita akan pulang bareng"
saya coba siapkan dia
tanpa menyebut kata "eliminasi"

dia mengangguk,
saya cium keningnya
dia berlalu masuk galeri untuk Pressure Test

tinggal saya merasa sendirian
tidak bisa bersama dan membantu si Bungsu
sekarang dia berjuang sendiri
ya memang... dia harus berjuang
intinya memang begitu dalam hidup
dia harus mengandalkan dirinya sendiri terlebih dulu
saya hanya memberikan umpan dan kail, dia yang mencari ikan nya

saat break berikutnya,
break setelah memasak dan menunggu penjurian
dia memeluk saya
"aku pulang sepertinya bu sekarang... aku gak bisa masak bener"
sambil lalu semua peserta lain menepuk bahu si Bungsu

ah anak-anak itu
tahu cara terelegan mengucapkan "I am sorry"
senangnya berada di kelompok anak-anak Junior MasterChef Indonesia yang pertama ini

si Bungsu duduk di pangkuan saya
saya peluk dirinya
saya rebahakan kepala saya pada punggungnya
saya dan dia mengayun-ayunkan badan
"ibu sayang adik.... ibu sayang adik" berulang-ulang

kalau sudah maksimal,
jalan ceritanya mau diapakan lagi...
tinggal kepasrahan menerima si Bungsu apa adanya
dia sudah berjuang semaksimalnya
memang semua ada standardnya, kriterianya...
jika belum sesuai... terima itu

mau pulang hari itu,
dia sudah juara untuk saya
usahanya sudah luar biasa
passion nya semakin terasah.... masak memasak memanggang dsb

saya mencoba menghiburnya
dengan mengatakan bahwa usahanya sudah bagus, kamu anak hebat,
yang ada dia hanya "ssst... sudah bu"
terjemahannya adalah begini "basi deh bu...."
hahaha...
mau gimana lagi menghiburnya?

lalu saya sambil masih memeluknya, membisiki dirinya
"kalau kita doakan bahwa ada yang lebih jelek dari kamu bagaimana?"
dia membalikkan badan,
menatap saya, dan berkata
"emang boleh bu doain jelek untuk orang lain?
emang gak dosa bu?"

hahahaha.... saya bingung juga harus menjaga semangatnya dengan cara apa

sudahlah...
saya menanti hasilnya.... rasanya lamaaaaaa sekali

pintu terbuka...

dia bukan yang pertama keluar dari pintu itu
berarti bukan dia yang tereliminasi
sewaktu menyaksikan tayangannya (episode 3) saya menangis
saya sedih melihat Salsa dan Bryan yang tereliminasi


Tetap semangat ya Salsa... Bryan
kalian sudah menginspirasi saya dan Bungsu untuk terus mencoba
tidak menyerah...

begitu malam itu sampai karantina
sebelum tidur,
saya sempatkan untuk bertanya ttg keadaan hari itu di galeri

dia masuk bottom five
5 terbawah
Bagaimana rasanya?

ya gak enak
ya tentu sedih
ibarat kenyataan, mereka adalah tuhan dan kita sekarat
mau dimatikan hidupnya
dimatikan perannya di acara itu...
gak enak...
lebay.com

begini kata si Bungsu dengan terbata-bata
"aku mau nangis -- aku ingat aku jahat sama ibu -- keinget aku musuhan sama ibu -- tadi ibu baik banget nemenin aku nginget kata-kata chef Marinka -- aku gak akan ketemu temen-temen lagi -- aku mau jerit -- gak tahu lagi harus gimana"
sedih juga ya anak kecil berada di suatu yang seperti itu

saya ingat kata Produser JMCI, pak Bram, tentang eliminasi
waktu saya bilang "sedih ya pak?"
jawabnya,
"It will happened to everybody"

yayayaya... tunggu waktu,
maka... ini kesempatan baik...
lalu saya tanya kesediaan si Bungsu untuk membicarakan eliminasi
dan dia mengangguk
jadi sekarang saya secara resmi bisa dengan lancar membicarakan tentang eliminasi dengan hati riang dan tenang serta si Bungsu memahami betul apa makna eliminasi

dia bertanya,
apa untungnya kalau dieliminasi
dia saya minta cari sendiri keuntungannya
lalu dia sadar, bahwa ada kehidupan lain yang selama ini ditinggalkannya untuk masuk karantina
dunia sekolah... akademiknya
saya minta dia fokus ke situ juga
saya katakan bahwa selama di karantina betapa hebatnya dia

tidak ada yang menyangka kalau dari ekskur kuliner di sekolah, yang berniat audisi kamu dik... ada banyak anak lain yang diharapkan, ternyata mereka tidak melakukannya dengan banyak pertimbangan.... kamu berani ambil resiko itu
kamu membuat sekolah sulit mengambill keputusan dik karena kamu kelas 6, mau ujian, dan banyak orang di sekolah bilang "kok malah dia lagi yang ikut" artinya dari murid kelas 6 pun tidak ada yang menyangka itu kamu dik yang mau ikutan acara itu.... tapi kamu tidak lulus sekolahpun oke dan lebih memilih ikut karantina.... kamu berani ambil resiko itu 
kamu bisa menunjukkan kalau kamu bertanggungjawab pada ibu, kamu tidak pernah mengeluh di karantina dan selama proses syuting dik.... ibu minta mandi, makan, bergegas kamu mau... ibu lihat kamu bangun pagi pulang malam hari pun tetap senang hati
kamu memasak sekian jam tidak mengeluh capek, kamu menuntaskan tugas sebisanya... itu namanya kamu bertanggungjawab
kamu bisa jaga emosi, tidak trantum, tidak bertengkar dengan peserta lain apalagi situasinya tidak nyaman, tekanan setiap saat semakin tinggi... dan teman2 juga sama stresnya dengan kamu.... tapi kamu bisa mengelola emosi 
peserta lain sampai karantina tertidur kamu masih mau ibu suruh mengerjakan tugas dan PR dari sekolah... bahkan saat peserta lain belum bangun, kamu sudah berangkat ke sekolah subuh-subuh agar tidak terjebak macet dan mengerjakan ulangan yang tertinggal lalu kembali lagi menuju lokasi syuting bergabung lagi dengan peserta lain ... kamu sudah mau menunjukkan bahwa kamu tidak mengesampingkan sekolah dan akademik
ibu senang, kamu sudah membuktikan bahwa tidak mentang-mentang ... mentang-mentang anak istimewa harus minta dikhususkan ... kamu berjuang melebihi anak lain untuk mencapai standar mereka... itu usaha yang luar biasa dan membuktikan kalau kamu mau kamu bisa dik
jadi....
eliminasi itu tidak ada apa-apanya
bukan kiamat
sedih pasti... tapi tidak perlu berlarut-larut

harus senang kalau toh dieliminasi
senang karena sudah diberi kesempatan ngikutin acara hebat ini bersama teman-teman hebat
senang karena bisa berubah lebih baik,
senang karena semakin terbuka wawasannya
senang karena ada tugas lain yang menunggu
senang karena hidup ini indah untuk Bungsu ku

jadi tidak usah takut di eliminasi

No comments:

Post a Comment