20 June 2014

RIP : Cicilia Yeti Prawasti


Selamat jalan dear Yeti....
Terima kasih sudah menjadi teman saya...

dokumentasi pribadi

23 Januari 1967 - 12 Juni 2014
Terima kasih sudah mau membuatkan pesta ulang tahun untuk anak Sulungku di Belanda sana
sesuatu yang tidak pernah bisa dipikirkan terjadi
terima kasih untuk tanggal 29 Januari 2012
suatu mimpi yang kamu kabulkan untukku untuk anakku untuk keluarga besarku
yang tadinya hanya memintamu memeluk anakku penggantiku di saatnya ulang tahun
menjadi pesta kehangatan yang luar biasa indah untuk dikenang

Yeti manis..... terima kasih

http://pinmagicaljourney.blogspot.com/2012/01/surprise-birthday-party-dari-jakarta.html



Ini foto waktu kita ketemuan mempersiapkan pesta ulang tahun kejutan untuk anakku itu ya Yet...
kenangan manis...

28 Januari 2012

Keadaanmu menjemput maut membuat saya termenung
Menjengukmu di rumah sakit Carolus 1 Juni 2014,
saat saya ingin menangis tersedu ... saya malah terpana
betapa kamu yang saya duga akan lemah tak berdaya,
malah ceria... bercerita dengan positifnya

baru saja kembali setelah 55 hari di Belanda meneruskan penulisan disertasimu
kamu terserang seesak nafas hebat
ternyata pembuluh darah utamamu sudah buntu
dan
dengan positifnya dirimu bercerita betapa kagummu dengan perbuatan Tuhan yang membuat tumbuhnya pembuluh darah halus disekitar pembuluh darah utama yang sudah tidak berfungsi itu
dan betapa positifnya dirimu Yet bercerita betapa hebatnya Tuhan membuat dirimu hidup selama ini dengan pembuluh darah halusmu itu

kamu juga tak henti-hentinya bercerita panjang lebar
mengingat dengan detil setiap momen yang pernah kami lalui bersama
membahasnya dengan tanpa beban
kelihatannya biasa....
terakhir memelukmu
terakhir mencium pelipismu
tak bisa menangis karena malihatmu ceria dan optimis
1 Juni 2014
juga bercerita dengan biasa, kalau sudah meminta untuk diberi sakramen minyak suci
sakramen yang diberikan kepada orang yang berada dalam bahaya maut,
yang diberikan untuk menguatkan diri menghadapi perjuangangan terakhir untuk bersatu denganNya

saya masih suka ngeri dan merinding jika membicarakan sakramen minyak suci,
tetapi kamu ya Yet... sangat tenang....
saya sampai sekarang masih termenung dengan ketenanganmu Yet...

sama keadaannya,
saya masih termenung memaknakan cerita caramu menghadapi beban hidupmu
bagaimana kamu mencoba memaafkan orang yang sangat menyakiti hatimu
bagaimana kamu menerima kembali orang yang sudah melukai dirimu
sampai tema memaafkan ini menjadi tema disertasi S3mu... FORGIVENESS

11 Juni 2014
sebelum operasinya
foto yang saya terima dari rekan yang mencintai Yeti
terima kasih sudah menjadikan saya melihat
senyum terakhirnya
Yeti dear....
beristirahatlah dalam tenang
selesaikanlah disertasimu di sana
tetaplah selalu tersenyum.....
maafkan jika saya selama hidupmu kurang menyapamu, kurang ada di saat kamu perlukan

courtesy ibu Ramona Puspo
sejawat, rekan dosen di Fakultas Psikologi
jurusan Psikologi Sosial
Universitas Indonesia
May You Rest In Peace Cicilia Yeti Prawasti

2 comments:

  1. Kematian memang tidak perlu ditakuti dan Yeti telah berhasil membuktikannya. Benar-benar senyumannya menyejukkan! Tak tahu apakah aku akan bisa setegar dia jika berada di posisinya.

    Rest in Peace Yeti...
    and may we prevail peace on earth.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya betul.... perasaan yang sama
      masih belum bisa belajar dari Yeti untuk setegar itu menyambut kematian...

      terima kasih Imelda sudah mau share perasaan dan pikiran bersama aku

      Delete