saya merayakannya dengan permenungan
mungkin duluuuuuu
perempuan seperti saya tidak punya kebebasan penuh kali ya
sampai ibu Kartini mencontohkannya
mungkin kalau saya di jaman ibu Kartini,
atau jaman duluuuu lah
kegiatan saya rutin
dimulai pk 00.00..... saya tidur
bangun pagi, buta, pergi ke pasar
lalu memasak untuk keperluan keluarga
lalu menemani sarapan
lalu beberes mencuci barang kotor kegiatan masak dan sarapan
lalu mencuci baju, menjemur
lalu membereskan rumah,
merapikan tempat tidur
membersihkan debu, menyapu dan mengepel
lalu memasak untuk makan siang
lalu makan siang dengan anggota keluarga yang ada
lalu mencuci barang kotor kegiattan masak dan makan siang
lalu menyeterika pakaian yang kering dan memasukkannya ke lemari
lalu menyapu dan menyiram halaman
lalu masak makanan malam dan menemani makan malam
lalu mencuci barang kotor kegiatan makan malam
lalu menemani belajar anak
lalu menyiapkan anak tidur
lalu tidur
rutin
24jam setiap hari sepanjang tahun terus menerus
jaman berubah....
satu hari itu saja, hari Kartini...
dimulai pk 00.00..... saya mendekor pesenan cake
sudah 24 jam sebelumnya saya mulai bekerja,
dari baking cake nya dan mencicil membuat dekornya
saya kerjakan sendiri, tanpa asisten
kadang saya perlu untuk curi-curi waktu tidur
ini pk 00.00
saya sudah mengcover 3 cake
masih polos, gundul
saya teruskan kerja
menghiasnya sepenuh hati
kadang ada godaan untuk mengkorupsi proses
menggampangkan... seadanya
tapi godaan itu lewat saja
gak puas kalau di korting gitu
padahal ada tenggat waktu... biar deh
saya jalan terus mendekornya
suami bangun tidur, anak enyusul bangun tidur
mereka masak sarapan pagi untuk saya juga
saya setia di meja kerja, cake nya mau diambil jam 10.00, jam 11.00 dan 12.00
capai...
secara fisik tentu capai...
mata ini sepetnya luar biasa
tapi secara hati.... saya senang
tidak terasa lelah
malah ide-ide kreatif bermunculan terus
kadang waktu yang tinggal 10 jam itu tidak membuat saya harus bergegas
saya malah tambah-tambahin kerjaan
apa kata Ibu Kartini ya kepada saya?
saya diberi kebebasan oleh suami dan anak-anak
saya tidak ke pasar,
saya tidak memasak
saya tidak mencuci barang kotor
saya tidak beberes rumah, debu, menyapu dan mengepel
saya tidak mencuci baju, menjemur atau menyetrika
saya setia tidak beranjak di meja kerja....
ini pk 09.00
baru siap untuk dua cake
masih tersisa satu lagi
saya lelah
saya mandi, kalau customernya datang nanti turun pencitraan saya (haiyaaaaa)
selagi saya mandi,
saya minta tolong suami saya mempersiapkan dus nya
saya minta tolong anak-anak untuk menata tempat agar sesi fotonya berjalan lebih efektif
ini namanya proses pendelegasian tugas
setelah itu saya fokus untuk cake yang ketiga
saya setia di meja kerja saya
ibu Kartini akan bilang apa ya?
bahwa saya harus bersyukur???
iya lah... saya bersyukur...
ada keluarga yang mendukung
ada Ibu Kartini yang memberikan ide pada saya duluuuuuu waktu di pelajaran Sejarah bahwa ada yang dinamakan persamaan...
emansipasi
hari itu saja, contohnya...
saya kerja, suami saya yang menyiapkan makan pagi, emasak dan membangunkan anak-anak untuk ikut ramai di dapur
persamaan kan itu?
ini hasil potretnya
anak saya yang menyiapkan tempatnya dan mereka yang setia megangin lampu sorot ala fotografer kemaleman ini, hihihiiii....
ini hasil kerdusnya,
yang dipikirin sama suami saya sampe harus dibolongin biar cake tingginya itu aman dalam transportasinya
saya kecapean
cake ketiga belum selesai juga
tapi saya yakin akan selesai pada waktunya
ini kali ya proses seniman (haiyaaaa nyamain sama seeniman segala)
sistematika pengerjaannya sesuka hati...
saya ketemu customer saya yang pertama
bersyukur bisa terlibat dalam momen seperti ini
lihat customer saya memandangi cake pesanannya, buatan saya
saya bersyukur.....
waktu terus berjalan
saya bertemu customer kedua saya
senang ya lihat momen seperti ini
binar yang seperti itu yang menghapus semua kelelahan saya
mata sepet saya jadi ikut berbinar
saya bersyukur
tinggal cake ketiga
yang dipakai acara pukul 12 siang
cake yang bisa seadanya sebenarnya dikerjakannya
cake untuk si Bungsu
pasti dia nurut kalau ibunya bilang seadanya
kan dia tahu betapa ibunya lelah kurang tidur selama 2 hari ini
tapi ini masterpiece nya saya....
saya sangat-sangat puas menantang diri saya
untuk cake ini saya jadikan ajang uji nyali....
standing figurine (figurine yang berdiri) saya lewatkan....
saya mau yang lebih dari ekstrim....
mintanya hanya cake dengan lumba-lumba
awalnya terinspirasi cake buatan saya sebelumnya yang temanya lumba-lumba
saya tawar karena hari itu pesanan cake nya lumayan menantang kreasinya
saya tawar dari lumba-lumbanya yang 7 ekor, menjadi 1 saja... capek buatnya kan
anaknya nurut kok
gak papa satu aja... asal ada lumba-lumba...
ya oke... sederhana saja ya, "Ibu capek dik" dia setuju
eh ternyata.... ide saya justru nekat
ditambahi lah figurine yang luar biasa.... sudah tidak standing lagi
tidak ada kaki yang menapak....
dan saya bisa melaksanakannya...
bebas berkreasi
bebas cemas karena saya tidak mengurusi pekerjaan rumah tangga
saya diberi kebebasan
apa ya yang ibu Kartini akan ucapkan ke saya?
hhhm... yang saya ucapkan ke beliau adalah Terima Kasih
telah menginspirasi saya menjadi wanita yang bisa berkreasi
bisa menjalani banyak peran....
Psikolog, Tukang Kuweh Tukang Dekor Kuweh, Ibu, Istri... dan Wanita yang nyaman menjadi saya apa adanya....
Terima Kasih untuk Hari Kartini tahun ini
saya bersyukur jadi perempuan
No comments:
Post a Comment