12 April 2015

Istana Cipanas : REUNI 30 Tahun IPA'85 Tarakanita Pulo Raya (TarQ)

Melanjutkan kegembiraan sebelumnya menjelajah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan, Kawasan Taman Nasional Cibodas (ceritanya saya tulis di sini),
sekarang kita menuju Istana Cipanas.
Semoga sepi pengunjung ya... biar seluruh area indah itu, milik kita.... haisssh sok narsis

Depan ki-ka : Santi, Dhini, Justina, Laksita, Koko, Ayu, Nugie, Judita, Cecil, saya-Pipinm Indra. Tengah ki-ka : Eveline, Regina, Veni, ChiqK, Retty, Tina.  Belakang ki-ka : Wiwien, Tantin, Nining, Erika

Saat masuk Istana Cipanas, tidak boleh membawa tas,
pokoknya harus yang bisa kita tenteng dan kelihatan,
Dan selama kunjungan kita ditemani seorang guide.

Karena saat di dalam Istana Cipanas di dalam ,gedung utamanya tidak boleh menggunakan kamera, jadi saya agak kesulitan menghafal apa yang diceritakan.
Biasanya saya rekam atau catat di handphone,
jadi saya sangat mengandalkan ingatan saya...
(short term memory saya kurang baik, suka lupa pada hal yang baru saja diterangkan, jadi tugas berat juga untuk otak saya mengingat-ingat.... mungkin ada baiknya kalau ada brosur ya atau apa gitu dari Istana untuk melengkapi)

Untungnya perempuan-perempuan Tarakanita ini dulunya ulangan hariannya banyak,
biasa menghafal,
jadi secepat saya bisa menuliskan informasi (berarti di area yang dibolehkan ber HP), saya dekati beberapa teman yang kemampuan menghafalnya kuat, saya tanya-tanya, seehingga saya bisa melengkapi informasi yang sudah tersimpan di otak saya.

Baiklah, mariiii...



Istana Kepresidenan di Indonesia ada 5,
yang tertua di Cipanas,
4 istana lainnya adalah Istana Negara dan Sekretariat Jendral, di Jakarta.
Istana Bogor, tempat presiden Jokowi senang berkantor,
Istana Yogyakarta dan Istana Tampak Siring di Bali.

Istana Cipanas dulunya adalah kantor kesehatan di jaman Belanda,
Luasnya 26 hektar,
Selain gedung utama, Istana nya,
ada 5 paviliun, yang diberi nama berdasarkan Pandawa Lima,

ini adalah itinerary perjalanan di Cipanas, ruangan-ruangan inilah yang akan kami kunjungi di sini
Jadi batu di atas, ibarat buku adalah daftar isinya....

Ini di depan paviliun Bima,
teman-teman ini sudah gak sabar beraksi untuk potret-potret,
walau sudah diberitahu itu bukan istana nya...
bawaan lahir ya, tiada tempat yang menghalangi kami berfoto.

di depan Paviliun Bima
Paviliun Bima adalah tempat para menteri menunggu waktu bertemu bapak presdiden.  Letaknya di sebelah istana.
Setelah melewati paviliun Bima, sampailah kita di gedung induk, saya sebutnya istana saja ya.

bersama Nining Hernani sebelum masuk ke gedung induk, ke istananya
dalam istana, dimana kita tidak boleh menggunakan kamera,
begitu kita masuk, di situ ada ruangan besar dengan kursi dan meja dan di dinding banyak lukisan.
Karpetnya dari Turki.
Lampu gantungnya besar ada di kanan dan kiri ruangan, kristal dari Chekoslovaskia.
Ada meja bundar besar di kanan kiri terbuat dari kayu.  Diukir secara detil, rapi dan bagus banget, dari Jepara.

Di kiri ruangan, kita bisa melongok ruang kerja pak presiden.
tidak terlalu besar tapi anggun banget deh kesannya.
Di kanan ruangan, adalah ruang makan. dengan meja panjang besar dan kursi-kursi.
Yang juga bisa beralih fungsi sebagai ruang rapat.
Di dindingnya juga banyak sekali lukisan.
Ah saya lupa lukisan siapa ya... seinget saya... Ada lukisan ikan koki dan tukang sate.

Dari ruangan itu kami diajak masuk ke suatu ruanggan yang penuh dengan lukisan,
Dengan satu buah lukisan tentang jalan di desa.
yang hebatnya di lihat dari kanan atau kiri atau dari jongkok, jalan itu selalu mengarah kepada mata kita di posisi kita melihatnya.
Hebat ya...
wuiiih kita waktu itu semangat banget mencoba memandang lukisan dari segala penjuru arah....
dan setelahnya masih membicarakan hal itu dikaitkan dengan pelajaran Fisika waktu itu.... tentang kesalahan paralaks...
wuiiih..... ada aja yang ingat pelajaran waktu SMA dulu ya... hebaaat ....

Lalu kita diajak berkeliling melewati kamar rias ibu negara, kamar tidur presiden dan kamar tidur wakil presiden serta kamar anak-anak presiden. Ada yang bisa dilihat, ada yang tertutup, dan masih sama... di sekeliling dindingnya penuh lukisan dan beberapa dengan judul wanita berkebaya merahlah, kuninglah... sesuai warna kebayanya.
Lalu kunjungan di gedung itu di akhiri di teras belakang,
dan keluar dari istana kita dihadapkan pada pemandangan alam yang indah.
Rapi sekali taman di istana ini ya...



di teras belakang Istana Cipanas
Keindahan alam di situ memecah perhatian kami.
Ada yang rajin mengikuti guide kami berjalan mengitari area.
Tentu banyak yang berhenti untuk potret memotret.
Kalau sudah begini... sejujurnya ekstrakurikuler saat sekolah dulu yang manfaattnya berjangkawaktu lama, harusnya fotografi ya.... hehehe.....
salah pertimbangan saya dulu, tidak mau masuk ekstra kurikuler fotografi karena kalau memotret sayanya tidak akan terpotret, dan itu rugi. Hahaha... sangat naif.








Perjalanan jadi kacau...
saya tidak mendengarkan lagi apa kata guide....
karena sudah sangat semangat untuk segala arah mengambil gambar.
Jadi bapak guide sampai mana... saya tertinggal (lagi) di belakang.
Sama seperti sebelumnya di Cibodas, saya tertinggal terus.... hehehe...
Menarik sekali reunian ini...
sesuatu yang belum pernah dilakukan sehingga sangat-sangat excited menghayatinya.

Kita menuju pemandian air panas....

dengan Wiwien, Tantin dan ChiqK
tentang foto di atas,
maksud hati mau memotret rumah pemandian khusus bapak presiden,
apa daya... yang ingin berpotret banyak,
jadilah obyek utamanya malah tertutup...
apa boleh buat,

dengan Indra, Veni dan Wiwien
banyak sudut cakeb pemandangannya di istana Cipanas untuk dijadikan latar belakang pemotretan.
Kalau lihat hasil potretan bu Ani, banyak tu yang pak SBY dipotret dengan latar belakang yang indah banget...

ini di pemandian yang bukan untuk presiden,
bukan juga untuk umum,
harusnya sopan santun ya kita,
sepanjang melihat gugel tidak ada foto di Cipanas seperti ini...
paling orang di sekitar pemandian, mengagumi kolamnya.
Tapi kalau kami....
nah ....
terlalu impulsif tak bisa dicegah,
minta ijin sih... tapi belum di jawab kami sudah cibang cibung tak tertahankan...


luarbiasa bagus ya pemandangan kebersamaan di antara kita...



air kolamnya hangat,
menyenangkan kembali ke masa kanak-kanak cibang cibung gitu,
ada yang sembuh cantengannya gara-gara berendem di sini,
hahahaha... ada-ada aja


mari kita lanjutkan

bagus banget ini pemandangannya....


bener kan,
backgroundnya bagus
kembali saya menyesal tidak mendalami kamera secara baik dan benar
ini yang motret Nining Hernani,
yang pernah saya ceritakan di Tarakanaga 50 tahun Tarakanita, emang tukang potret
kemana-mana bawa kamera, dan untung kali ini saya bisa meminta dia motretin saya,
di suruh maju mundur supaya dapet angle foto yang baik,

bandingkan saat Nining saya yang potret....
aduh maafkan ya Ning,
saya kurang maksimal.
Kepotong gak jelas gitu subyek fotonya.

Nining Hernani, alim pendiam tenang, tapi anak Tarakanita... berpose bukan hal yang sulit

 setelah itu yang sempat saya kunjungi adalah Rumah Bentol,

Gedung Bentol : merupakan gagasan Ir Soekarno presiden pertama Republik Indonesia (yang di batu ditulisnya salah makna "presiden Republik Indonesia pertama" memang ada gitu Republik Indonesia kedua ketiga dst) , sebagai tempat tetirah dan mencari inspirasi dengan latar belakang pemandangan Gunung Gede Pangrango, dibangun tahun 1954 oleh dua orang arsitek terkemuka bangsa Indonesia F. Silaban dan R.M. Soedarsono



penataan tamannya di rumah Bentol indah
gak banyak bunga, sama seperti saya suka yang gak banyak bunga, karena kalau saya gak bisa bikin bunga mekar.... nanem lotus aja butuh 10 tahun bisa lihat bunganya... kalau daunnya sih banyak, tapi bunganya itu lho... saya gak bakat menanam yang berbunga,
hihihi....

oke, lanjut...
terus ke tempatnya bu Ani mengumpulkan tanaman hias dan herbal,



lama saya mengagumi tanaman yang ada di sini
di atur dalam jajaran di rak
saya di sambut petugasnya,
banyak tanaman tapi  lupa saya potret....
cuma mengagumi...
saya anteng di sini
padahal yang lain sudah ke gedung cinderamata

lewatlah saya kesempatan ke gedung cinderamata,
letaknya bersebelahan dengan tanaman hias dan herbalia ini,
ikhlas tidak melihatnya....

dan rute terakhir adalah ke museum.
Tempat banyak cinderamata dari luar negeri, bercampur dengan kerajinan tangan bangsa sendiri...
ada wayang ada angklung semacam itu lah....
tapi tidak boleh dipotret.... jadi ya saya lupa banyak deh tadi lihat apa saja di dalam situ

tetapi pengalaman kali ini sungguh baik,
sayang tidak dari dulu kala saya menemukan keinginan untuk mengunjunginya...
tetap bersyukur... akhirnya pernah ke sini...
ingin ke sini lagi dengan rombongan yang berbeda,
gerombolan anak-anak saya mungkin.... biar gak telat setelat emaknya mengunjungi tempat yang indah ini.... classy....

saya yang motret..... ini Erika, Regina, Wiwin dan Tina
saya bersyukur....
istana Cipanas sudah saya masuki
saya bersyukur menghirup hawa yang sama dihirup presiden negara saya, di sini
berasa lebay tapi saya bersyukur berkesempatan diberi waktu ke sini saat yang tepat,
dengan teman-teman yang asyik, dengan udara yang segar, cuaca yang mendukung
eh ya siapa tahu saya ke sini lagi suatu ketika karrena sebagai tamu presiden gitu,
entah bagaimana nanti cerita hidup saya, tapi ke sini ketemu presiden Indonesia, pemimpin negara saya, saya tamunya bukan turis lokal... saya diundang presiden...
bisa saja tho mantan murid saya jadi orang penting, atau anak kandung saya atau karena prestasi saya untuk negara... haiyaaaa entah gimana skenarionya... psikolog, tukang kuweh, seorang istri seorang ibu entahlah bagaimana ceritanya.... saya ketemu presiden di istananya....
biar naik kereta labu dengan pengawal tikus dan berubah bentuk pukul 12 malam.... saya tamu presiden, saya bersalaman dengan presiden.... saya visualisasikan itu....

saya bersyukur....



==
foto courtesy everyone who brought camera
semuanya terima kasih karena menjadi tidak terdokumentasi sumber foto dari siapa,
semua foto diupload di media sosial yang mana saja,
terima kasih foto-fotonya

No comments:

Post a Comment