22 March 2015

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Cibodas : REUNI 30 Tahun IPA'85 Tarakanita Pulo Raya (TarQ)


bawah ki-ka : Nining, saya-Pipin, Regina, Nugraha, Cecil.... berdiri ki-ka : Santi, ChiqK, Justina, Judita, Indra, Ayu, Tina, Koko, Tantin, Wiwien, Retty, Sri Laksita, Erika, Dhinni, Veni, Evelin Chiesa

Kenapa ke sini?
Ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Cibodas?
Karena diantara kami ada orang 'hutan'nya.
Dokter hewan yang lama menghilang karena bekerja terlalu fokus dan sepenuh hati, sehingga waktu untuk bertemu berkumpul dengan kami tentu kurang.
Sudah bertahun-tahun menawarkan diri minta ditengok tempat kerjanya,
kaminya yang sombong sok sibuk juga... hahahaha...


Baru tahun ini kita bisa berkesempatan bertemu,
senang mengunjungi tempat kerjanya dulu...
eh dianya sekarang sudah pindah di kantor pusat, tidak lagi di Cibodas.
Begini lah kalau reuni atau pertemuan itu di awali dari wacana.... lumutan kadang realisasinya.
Lamaaaaa banget akhirnya terlaksana.
Sampai yang niat jadi tuan rumah sudah dipindah tempat kerjanya....
Tetapi, tentu semua indah pada waktunya bukan?



Drh. Indra Eksploitasia dari Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementrian Kehutanan... tuan rumah reuni kali ini. Terima kasih atas keramahannya ya Ndra...

Pada dasarnya saya yakin teman-teman ikut reuni terlebih berpikir untuk bersilaturahmi.
Tertawa, mengenang masa muda yang semangat dulu kala yang akan menular untuk masa sekarang dan masa depan.
Untungnya, acara pertama adalah Fun Game.
Permainan yang lucu.
Cocok dengan alasan kami ikut reuni kali ini.
Fun.. fun... fun.... main dan ngemil...
Tanpa dosa....
Lokasi di danau Mandalawangi.




Snack ala pecinta alam, ubi rebus, kacang rebus dan bakwan dengan teh hangat dan bandrek.
Cukup menyenangkan.

Undangan menarik kemudian adalah menuju CanopyTrail dan air terjun.
Istilahnya sudah menarik banget ya...
apa sih canopy trail.

Mulailah pertanyaan bertubi-tubi mengganggu pikiran....
Gimana caranya sampai di canopy trail?
Senangnya kalau ada jalur flying fox mengarah ke sana.
Cepat banget tentu sampainya...

sebelum pendakian.... cantik-cantik kan?

Eh ternyata... untuk ke sana harus mendaki.
Mendaki secara manual tentunya ke sana. Ya iyalah manual.... emang ada gitu cara lain yg efektif efisien gak pake lama gak pake nyut-nyutan paha?
Weeee kita naik gunung ini.
Emak-emak??? Naik gunung????
Waduh...
Bukannya reunian itu untuk fun dan happy-happy, ya?
Kenapa harus capek mendaki gini???
Saya pun mempertanyakan kenapa saya mau ikut reuni ke sini...

anak-anak TarQ memang pandai berpose, siapa yang tidak tertarik mendaki gunung jika suasananya meriah ceria seperti ini bukan?
Ide orisinil niy....
Reuni edukatif healthy and fun

Eh tetapi....
Lihat yang saya alami....
Dengan terengah-engah,
menapak sedikit demi sedikit dengan nafas satu per satu.
Tercecer ... paling belakang.
kesiyan...
Barisan mulai terpecah....
Yang gagah perkasa tentu melaju dimuka di depan,
saya dengan sangat tenang.... tertinggal jauh di belakang

yang tertinggal...... itu saya di depan dengan Sri Laksita, dan Cecil Maklis yang memotret, hutan seperti ini bisa saja terlihat indah kan, diantara nafas terengah-engah dan paha nyut-nyutan.... seger banget udaranya... teduh banget situasinya... hening banget sekelilingnya.... perjalanan yang kontemplatif, betapa luar biasanya karunia yang diberikan

Aduh deh,
Pipiiiin... lupakah kalau waktu SMA ekstra kurikulernya Pecinta Alam.
Lupa...
Asli kalau sudah begini saya pun mempertanyakan sendiri kenapa dulu ikut Pecinta Alam...
Eh tetapi gini-gini saya bisa rapelling sejak kelas 6  SD,
tercepat untuk turun gunung dengan rapelling saat persiapan Jambore dulu...
Jangan minder Pin....
*menguatkan diri sendiri

Ternyata... drh. Indra sangat mengantisipasi hal ini...
banyak sekali sherpa yang menemani kami...
di letakkan random, dan terutama banyak di belakang...
menemani yang kemungkinan manja dan jatuh pingsan minta dibopong turun ke bawah
Haiyaaaa...
Elite banget ya dibopong sherpa turun ke bawah.....

Sherpa itu apa sih?
Pendamping yang mendaki gunung gitu lah....
Kalau kami ditemani oleh Polisi hutan....
duh peran yang mulia... menjaga hutan di seluruh Indonesia,
termasuk menajaga perempuan Tarakanita yang sedang reuni, yang katanya motto sekolahnya adalah sabar, tabah dan sederhana...

Saya mempertanyakan ketabahan saya saat ini....

Tetapi dari pengamatan saya,
-psikolog selalu gak bisa lepas dari mengamati...
begini kalau sudah kebiasaan...
langsung instingtif mengobservasi walau diantara dedaunan hutan tropika ini-

begini...
tanpa di sadari oleh kami,
tiba-tiba pendamping kelompok terakir ini menjadi guide...
dari yang awalnya yang kami hanya mengeluh dan bertanya seberapa dekat atau jauhnya kami dari tujuan,
kami jadi semangat bertanya macam-macam...

sembari terus mendaki... kami diceritakan....
kalau kawasan Cibodas ini termasuk kawasan hutan tropika....
kenapa???
ciri utamanya adalah lumutan,
hiyaaaa itu tahu sih dari dulu, udah belajar tapi lupa...
diignatkan saat kita mengalaminya berjalan di antara pepohonan besar yang berlumut, menjadi paham apa itu hutan tropika
(kling... ada ide.... anak-anakku harus ke sini.... tahu dengan sendirinya seperti ibunya apa itu yang disebut hutan tropika)

Tips berjalan di hutan tropika,
adalah menyamping seperti kepiting.
kalau lurus ke depan seperti layaknya kita berjalan, dikhawatirkan malah kepleset.
maka kita perlu berjalan miring, agar tidak terleset karena kaki menjadi menahan berat tubuh kita.

Dalam perjalanan,
diperkenalkan dengan katak bertanduk,
yang kebetulan kita temui di sepanjang perjalanan...


Katak bertanduk itu nama hutannya,
ada tanduknya gitu di kepalanya.... 
nama gaulnya kece banget.... Megophrys Montana.

Weee berasa pelajaran Biologi deh...
lupa sama paha yang mulai cenat-cenut.
pinter deh si bapak.... ngajak daki lagi.... sembari nerangin banyak hal,
kalau di kawasan Cibodas ini ada 7 jenis rotan....
Bahwa dulu Indonesia mengekspor rotan, sekarang dilarang karena semakin sedikit rotan ada di Indonesia


dikasih tahu kalau yang disebut pohon rotan itu bentuknya seperti apa,
berduri gitu esperti foto di atas...
kalau berduri gitu terus gimana menguntungkannya secara ekonomi???
siapa yang mau kesakitan kena duri ngambilin rotan??
eh ternyata gitu ya...
kalau negative thinking.. apa saja kelihatan susah... hidup menderita...
ternyata gampang sekali kalau sudah tahu,
ternyata hanya di gesek-gesek gitu untuk mendapatkan rotannya...
gampang... kata si bapak guide...
nah saya gak kebayang deh, gesek pake apa? gimana?
baru mau nanya... si bapak udah aja mendaki lagi ke atas...
yaaaaa... ngikut deh saya mendaki... meninggalkan pertanyaan tentang gesek menggesek ini...


terus diperkenalkan lagi daun Begonia,
itu kalau saya gak salah denger,
katanya berguna untuk menyadarkan orang yang mau pingsan,
karena sepet (kecut) luar biasa kalau dimakan...
mendadak saya berjanji untuk tidak mau manja di bopong sherpa turun ke bawah...
saya tidak mau pingsan dengan menderita lebih,
lha iya di bopongnya mungkin gaya ya... elegan..
tapi.... kalau diajak makan siang dengan lauk daun Begonia,
weeee ogah ah...
kata guidenya, sangat mudah berpatroli dengan para polisi hutan,
tinggal bawakan nasi putih saja, atau dengan sambal... mereka akan punya menu lunch sendiri di hutan,
metik sendiri... dan anti pingsan...


saya gak sempet nanya nama gaulnya daun ini,
karena mendadak guide nya menemukan buah yang mirip rambutan,
namanya buah Saninten,
yang dimakan adalah bijinya...
mirip buah kenari katanya....
weee... coba bisa nanem pohonnya ya,
saya buat brownies taburnya gak kenari lagi, tapi saninten... hehehe...


itu penampakan buah saninten nya,
tajam itu kulitnya, gak seperti rambutan....
lha terus ngambilnya buahnya bagaimana kalau tajam???
hhhmmm belum sempet diterangkan.... saya sudah ditinggal lagi....
kenapa sih yang tajam-tajam aja dari tadi ketemunya....
jangan-jangan digesek-gesek juga niy ngambil bijinya....

kalau guide nya nerangin...
si bapak semangat banget...
belum tuntas udah mendaki lagi...
meninggalkan kita yang terbengong-bengong... mau nanya yang ditanya udah jalan ke atas....
sebagai psikolog... saya tahu banget... ini memang bentuk pengalihan...
biar ibu-ibu ini gak cerewet, gak meraung-raung bilang kelelahan mendaki...
pinter bapak-bapak sherpa ini ya....
mereka belajar psikologi juga rupanya....

baiklah pak....
saya dengerin saja bapak bicara apa...
gak banyak tanya deh.... biar cepet sampe canopy trail dan air terjun...

Ngomong-ngomong, air terjunnya namanya apa sih?
Ciwalen bapak ibu...


Ci adalah air... Walen adalah nama pohon yang banyak di sana....
Ini buah Walen...


buah Walen itu makanan monyet-monyet di sini...
mungkin lutung-lutung juga memakannya.
Apa sih bedanya monyet sama lutung?
ssst.... gak boleh nanya,
bolehnya nanjak terus....
ayo buk... mendaki buk....
jangan menyerah...
belum lihat canopy nya khan? air terjunnya khan?
aduuuh Indra kemana sih kita niy terenggah-engah niy....

oke, lanjut... saya dengarkan lagi si bapak guide bercerita,

bapak bilang Macan Tutul di kawasan ini tinggal 7,
busyet dikit amet pak...
(belagu... kalau banyak, jalan bareng di situ pegimana?)
tapi masih 7 itu kata Indra artinya hebat banget,
artinya kawasan ini merupakan habitat yang bagus untuk macan tutul,
berarti 7 itu langka banget ya... sangat berharga banget...
(yaaa... tapi jauh-jauh deh ya Macan... saya mau seneng2 reunian bukan tugas konservasi alam, merawat dirimu Can...)

Kalau tadi cara lunch polisi hutan sangat simpel....
Lunch nya si macan juga simpel....
tinggal berdehem,
apa tu bahasa Indonesia nya... cuma bilang ehem ehem gitu... makanan tersedia...
bukan hanya saya dan polisi hutan ternyata yang belajar ilmu perilaku, psikologi,
Macan pun paham ilmu psikologi,
tinggal mencari dimana ada lutung... dan berdehem saja,
lutung akan jatuh dari pohon dan mudah diterkam oleh macan.
Lutung itu sudah diciriin sama si macan kalau tukang stres,
Lihat macan dari jauh aja katanya si lutung sudah panik,
kadang sampe pipis atau bahkan buang air besar saking tertekannya...
Stres tingkat luar biasa tinggi.
Nah si macan nya cuma mendekat gak perlu mengaum...
tinggal berdehem,
pluk.... jatuhlah lutung, saking takutnya gak mikir lagi bisa pegangan apa...

moral story  :
panik itu merugikan,
panik bikin gak bisa mikir,
tenang itu menguntungkan,
tenang itu mengenyangkan,
psikologi itu ilmu penting,
psikologi itu bisa dipelajari siapa saja, saya, polisi hutan maupun macan...
sayang lutungnya panikan jadi gak bisa belajar psikologi kan... nanya sama psikolog apa lagi... gak sempat aja... ya betul aja tinggal nglepasin pegangan dan jatuh ke bawah tepat menghantarkan diri sendiri...

lanjuuuut...
haduuuh kapan sampe di canopy trailnya....
tulung dah...
hayo jangan panik seperti lutung Pin...
kalem napa....

nah kalau sudah liyat yang di cat oranye.... kita sampai deh...


oranye itu mencolok...
warna yang dijadikan salah satu dresscode hari reunian kita,
biar mencolok katanya kalau dipotret....
black box aja warnanya oranye kan...
jadi memang gak asal ngecat oranye ini canopy trail.... biar mencolok diantara rimbunnya dedaunan hutan.

Horeeeee sampai...
gak ngerasa capek lagi,

Asyik  kita menyeberang melalui jembatan yang diikat diantara dua pohon besar....
Pengalaman baru...

senang kan jalan melalui canopy trail??? Kenalkan ini Veni, jalan di jembatan di ketinggian tanpa rasa gamang, malah semakin cantik saja teman saya ini..... ini teman saya naik Metro Mini S-75 dulu, kita berdua punya banyak kenangan manis pulang sekolah bersama....



ini kloter terakhir, Sri Laksita, saya dan Cecilia Cynthia Maklis


udah deh....
senang tak terkira ya...
prestasi lho buat para perempuan jelita ini (jelang lima puluh tahun),

terima kasih ya Indra...
sudah diberi pengalaman menarik,
sudah dijagain sama sherpa-sherpanya,

aduh pak sherpa... motretnya kok gak fokus gini, semua kepotong.... ini saya dengan ibu drh. Indra Eksploitasia
selesai....

eh belum lagi....
belum sampe air terjunnya kan...
belum juga pulang ke base,
belum makan siang nasi liwet...

Ayo cerita lagi....

Ini di air terjun Ciwalen...
katanya kalau percaya, buat cuci muka bisa bikin awet muda,
cuci muka sekali, wajah lebih muda 1 tahun....
kalau berendem, wajah bayi muncul...... mulus....
percaya??? silakan di coba....

motto Tarakanita : sabar, tabah, sederhana.... dah tu nyampe juga, sederrhana banget, cuma diceritain tentang macan dan lutung, sampai juga... berkurang mengeluhnya, bisa tu sampai....

setelah pendakian..... tetep cantik-cantik bukan?



siapa yang berendam???
siapa yang berwajah bayi lagi?
tunggu ya fotonya menyusul...
berasa cerita Jaka Tarub ya melihat bidadari mandi...
hihihihi... gak ada lah, hoax bener...
mendaki keluar keringet terus berendem, yaaaelaaa... jelita cari penyakit...
(tapi kita akan berendam di tempat lain, bukan hoax, tunggu di cerita berikutnya)

lalu perjalanan berikutnya turun aja kita sampai base,
dan baru sadar kalau Indra dan para sherpa punya Standard Operation Procedures (SOP) lain lagi....
pemeriksaan...
apakah ada yang ngikut....
hihiiiii horor ya... mistis amet ada yang ngikut,
weee... bukan, tapi beneran pemeriksaan kaki, apakah ada yang ikut,
pacet atau lintah...

duh....
kalau ini dikasih tau di awal... yakin golagokkin gak ada yang mau mendaki...
huaaaa.... biar dikasih sherpa aktor dari Ganteng Ganteng Serigala juga gak mau...
mending nggak usah daripada ditemplokkin lintah...

Pin beneran kamu dulu kurikulernya Pecinta Alam????
hihihiiii.... yakin dong... saya mah gak takut ma lintah,
(ini hoax kayaknya)

dia yang dicintai lintah ternyata.... namanya Erika, seedang kebingungan mendapati lintah, dan tekun mendengar instruksi dari Indra, akhirnya bisa tertawa... ya sudah, mau apa, sudah nempel, dan darah tak berhenti keluar dari lukanya... kata Indra nanti juga berhenti sendiri.... baiklah.  Erika yang tabah.

ternyata Indra sendiri juga dicintai lintah.... dan begini caranya membuat lintah tidak menempel lagi, sundut dengan rokok, beres.... lintahnya lepas, tapi darah akan keluar terus untuk beberapa saat
Tenang.... itu biasa terjadi di situ,
kata para sherpa... kalau kita sedang menstruasi,
lintah ini mendeteksi baunya, dan mendekat...
dan yang disedot adalah darah yang kotor katanya...
haissh, gak tau deh maksudnya apakah ini ilmiah atau menenangkan diri saja...
ada lagi info...
siapapun yang bergolongan darah O adalah pemicu lintah mendekat,
hhhm... jadi kalau mau daki gunung atau ke tempat yang ada lintahnya, jangan deket-deket yang bergolongan darah O, karena akan diikuti lintah...
gak tau lah ini, bisa-bisanya sherpa atau emang scientific...
ah udah lah, end discussion ya..

Yuk makan siang aja ...
laper...
temen-temen saya ini sudah susah payah mendaki dan kelaperan... tapi lihat deh, tetep cantik ya....
sangar rekomen untuk pesan makanan di sini, enak sekali.... tahu tempe goreng berasa bumbunya, ayam pas, pepes jamurnya enak, ikan gorengnya kering krispi, kacang terinya pas, lalapan sesuai plus jeruknya manis bbanget... tambah teh manis dan bandrek, top markotob
lesehan cantik... makan pun tetap cantik... kenyang apalagi, cantiknya pol....
mari kita lanjutkan perjalanan kita ke Istana Cipanas yuuuk... (klik di sini)
duh kenyang... ngantuk...
eh jangan mengeluh...
pengalaman hebat hari itu buat saya...

Saya bersyukur,
diusia hampir setengah abad ini masih bisa membuktikan kalau mendaki bukan halangan,
Saya bersyukur bisa merasakan segarnya dan sejuknya udara di hutan
Saya bersyukur tahu dengan lebih paham hutan tropis itu seperti apa
Saya bersyukur tahu sherpa dan macan juga belajar ilmu perilaku psikologi seperti saya,
Saya bersyukur teman-teman saya bukan orang yang suka mengeluh,
Saya bersyukur teman-teman saya tabah dan sabar dan tetap sederhana dan jelas tetap cantik

Saya bersyukur

==foto courtesy everyone who brought camera
semuanya terima kasih karena menjadi tidak terdokumentasi sumber foto dari siapa,
semua foto diupload di media sosial yang mana saja,
terima kasih foto-fotonya

No comments:

Post a Comment