19 September 2011

Saya tulis agar tak lupa rasanya.... Ditinggal Anak Kuliah Ke Luar Negeri, Awal Emptynest Syndrome ?

He's still my baby boy, although he is 18 years old now.... masih bayi saya. Itu rasanya....
Keberangkatannya ke Belanda untuk kuliah di Twente, Enschede.... saya tidak bisa cegah, but he's still my baby boy....
Kekuatan untuk melepaskannya adalah dengan tidak menunjukkan kecemasan akan ditinggalkannya,
dan saya jalani menunggu 22 Agustus 2011 seperti hari biasanya... (saya berharap) supaya dia tahu, semuanya akan berjalan seperti biasanya... di sana maupun di sini.... 

Saya sudah merasa akan menangis ketika nanti melihatnya pergi... saya tahu itu,
saya bukan orang yang irit air mata,
anak melompat ke kolam renang saya menangis, padahal juarapun tidak di pertandingan renang itu
anak gladi resik balet, saya menangis... itu belum pertunjukkannya
anak tidur di samping saya, saya bisa menangis menatap wajah damainya...
anak-anak tahu, maka kadang mereka berpesan... nanti lihat aku menari tidak pakai nangis ya bu...
tapi mengantar kepergian ke Belanda... tidak ada yang berani bilang untuk tidak menangis nanti... maka saya tahu, saya akan menangis. Itu rasanya..... 

He's still my baby boy...
tapi dia mengawalinya semua secara mandiri, saya tidak menyangka dia mendaftar sendiri ke tempatnya kuliah ini menjalani semua prosesnya sendiri, mempersiapkan dokumennya sendiri diskusi memang dilakukan dan saya mengambil jarak untuk terlibat terlalu jauh...
entah karena takut kehilangan dari jauh saja saya mendampinginya, bahkan sampai packing barang pun, saya mengambil jarak... semakin terlibat, semakin khawatir mungkin... entahlah.  
Itu rasanya....
ini koper yang ditimbang berulang-ulang

Sesampainya di bandara,saat kian mendekat, kusibukkan diri dengan mengerjakan pekerjaan yang tidak mengharuskanku menatapnya, termenung memikirkan dirinya.... he's still my baby boy...Ketika situasi bendungan airmata akan bobol..... hanya menikmati dan menghayati tiap detik berlalu
Waktu satu-satunya di dunia yang tidak dapat kembali... Itu rasanya.... 

tapi kesadaran membawa pada kenyataan lain
bukan saya yang akan menangis sangat.....
saya baru sadar, dari malam hari, dia yang belum tidur, dia yang menemani anakku, dia yang menimbang koper berulangkali, dia yang memeriksa semua kelengkapan dokumennya, dia yang paling banyak memberi nasehat, petuah
manusia pendiam yang mendadak banyak sekali berbicara....
suamiku.....
worry

yang tidak mau pulang cepat, yang masih ingin tinggal di bandara dengan sabar menunggu di sebuah cafe,
yang masih menghubungi anakku dan memandunya mengisi form keimigrasian,
yang tiap menit menelpon mengingatkan untuk menjaga paspornya, yang menelponnya mengingatkan untuk tidak ketinggalan dompet, uang, dokumen ini dokumen itu....bla-bla-bla, semuanya perlu diingatkan, satu per satu, per tiap telpon....
semua terlihat masuk akal....
bahkan dalam perjalanan pulang pun... suamiku memerlukan untuk menelponnya dan menanyakan keadaan anakku, kapan masuk ruang tunggu, kenapa lama di bagian imigrasi....
saya tercenung.... dia merebut jataahku untuk menangis mengharu biru....
tanpa saya duga...
saya ingn menangis untuk mereka berdua... untuk my baby boy anakku... untuk suamiku....
Itu rasanya....

Maka semiakin jelas tandanya,
ketika keesokan hari suami tidak bersemangat, lemah, lesu, dan tidak masuk kantor, pusing...
pagi itu kebanyakan waktunya dihabiskan beristirahat di dalam kamar...
hingga ketika larut malamsemua terlelap.... saya pun sendiri
saya tapaki tangga menuju kamar anak sulungku itu....
di depan kamarnya... dadaku sesak amat sangat,
kamarnya kosong... 

dada ini semakin berat rasanya, melihat dirinya sudah mengepak semua pakaian
dia pilah-pilah mana yang masih dipakai mana yang akan disumbangkan
dia kumpulkan semua barang kenangan dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas
dia masukkan buku dan kertas yang tidak terpakai dalam plastik hitam tempat sampah
ternyata... ini yang dia buat selama ini

menyiapkan diri untuk kembali 3 tahun lagi... ingin kamarnya rapi
ingin menangis rasanya.... ya kamarnya sudah kosong..... Itu rasanya.....

yang terbaik yang ibu doakan untukmu ya
ini mintamu, ini passionmu... kejar semua mimpimu, wujudkan...
spread your wings...

di keheiningan malam, ibu sendiri, di depan kamarmu... hanya doa...
diantara keyakinan dan harapan.... yang terbaik untukmu... yang terbaik....

Itu rasanya....

No comments:

Post a Comment