13 February 2016

Temesi, Gianyar dan Luhtu's Coffee Shop, Sanur : Cerita Hebat Hidup Saya 3-4 Februari 2016


Jadi setelah saya mendapat kehormatan mengajar Lapis Legit di Ubud,
-Mengajar Membuat Lapis Legit Sampai Ke Ubud, Bali-
saya berencana menginap di rumah teman saya.
Psikolog lulusan Unpad, satu angkatan sering sekelompok jika menyelesaikan tugas jaman dulu kala, teman baik yang selalu senang kalau ada temannya sampai Bali.
Sahabat yang tidak banyak berdekatan dengan saya, kesibukan yang banyak padanya dan jarak yang jauh terbentang,
tetapi ketika dekat... dia selalu fokus pada saya.
Penguasa Bali.
Hahahaha saya percayakan hidup saya kala di Bali kepadanya.... diajak kemanapun saya pasti senang.



Namanya I Gusti Ayu Wiratni,
saya panggilnya Yatnie.
Kemampuan utamanya adalah melakukan dokumentasi.
Foto-fotonya banyak, ke setiap setiap aktivitas dia tak lupa melakukan pemotretan.
Tidak peduli kalau  American Psychiatric Association bilang Selfie adalah mental disorder.
hehehe.... kita bukan orang Amerika ya Nie... lanjuuut....



Saya tidak tahu detil Bali.
Bahwa saya berpikir dia penguasa Bali... saya lupa ini bukan Jakarta yang kalau itu saya, akan tenang saja menjalaninya jika berkendaraan malam pulang beraktivitas misalnya.
Jakarta terang sampai malam... (iya macet juga sampai malam sih... sigh)
Kalau Bali??? Malam???
Nah itu.... saya kurang mempertimbangkan kalau teman saya ini akan menyetir sendiri malam hari menjemput saya di Ubud dan membawanya ke rumahnya yang di Temesi, Gianyar.
Mana saat itu cuaca sedang romantis banget gitu... hujan rintik-rintik....

Sampailah di titik pertemuan di Bebek Bengil,
hanya itu tempat yang bisa diingat dan mudah untuk bertemu....
Lega nya saya bertemu dia...
Riang gembira deh ketemu dewi penyelamat saya.

Mulailah kita mengarahkan mobil ke rumahnya yang di Temesi.
Hanya karena saya, rumah itu dia kunjungi, seperti saya mengunjungi rumah baru. Open house.
Sepertinya penguasa ya... tapi dia salah jalan berulang kali...
Saya sampai gak yakin ini daerahnya atau bagaimana...
hahaha.... pasti ini karena malam hari ya Nie...
Bali kurang terang jika malam hari...
harus maklumlah kalau dua orang ini tidak pandai menemukan gang untuk dilewati....
kalau siang hari kita canggih kok, tak pernah nyasar.... (swear...)

Di dalam mobil Yatnie sudah membawa keranjang pikniknya...
lengkap dengan tempat menyeduh air panas...
Dia tahu betul temannya ini suka teh.
Jadi sesampainya di rumahnya kita berasa piknik berdua...
(terima kasih pengertiannya ya Bagus ya pak suami.... Yatnie nya saya sandera semalem dan sesiangan besoknya)

ada Mud Cake buatan si Bungsu, ada Wingko Babat, lapis Surabaya, Jambu madura (belinya di Madura maksudnya), Pie Eiji dan Chiffon Cake bekal dari ibu tempat saya mengajar lapis legit, minuman Jahe Merah dan teh

Luar biasa saya dijamunya...
Seperti di rumah sendiri...
Lihat saja perilaku saya.

"begini kelakuan tamuku malam ini" renung Yatnie

Namanya senang hati ya, lelah pun tak dirasa.
Malam itu kami bercerita dan berdiskusi.
Sebisanya saya menanggapi kepandaian teman saya ini dan luasnya wawasannya.
Lihat dia banyak bicara itu..... sesuatu banget...
Bahagia...
Berasa kembali 30 tahunan yang lalu... kembali ke Bandung,
malam-malam berdiskusi menyelesaikan tugas kuliah bersama...
Reuni itu kegiatan positif... membuat berasa awet muda.
Kalau kita merasa muda, kita merasa bisa mengatasi masalah apapun.
Energi hidup kita semakin besar.
Kalau energi hidup besar, kita merasa bisa melakukan apa saja. Untuk diri sendiri juga untuk orang lain dan lingkungan.
Reuni itu charger hidup yang manjur.

Malam itu, saya tidur dengan suasana yang berbeda.
Belum pernah se syahdu saat itu itu.
Suara kodoknya menguasai kanvas pendengaran saya.
Betul-betul retreat dari hingar bingar keseharian Bekasi-Jakarta.


Terbangun malam-malam, merekam suara saat itu, sampai salah mengetik...
Bukan Tembesi tetapi Temesi, Gianyar
Halah... mengetik tanggal saja sudah seingetnya.... begini ini kalau sembari nglindur masih mau snapchat-an...

Suasana pagi hari juga bentuk pemanjaan pada diri saya.
Baiasanya,
Bangun tiap hari langsung bergegas, mandi dan menyiapkan diri,
entah menyiapkan bekal keluarga, entah mengunci bagian rumah dan buru-buru berangkat beraktivitas.
Kali ini....
Terbangung bisa berlama-lama berdoa, bersyukur,
Lalu bergerak perlahan, menghirup udara pagi... Bali... bukan Bekasi (planet kesayangan)
dari balkon kamar tidur... bisa melihat hamparan hijau sawah dan rerumputan,
bisa mendengarkan tetangga Yatnie berdoa dengan irama yang khas saya dengar hanya kalau ke Bali...

Luar biasa pemanjaan diri pagi itu....



"begini kelakuan tamuku pagi ini" renung Yatnie
Hahhaha... keahliannya selfie, menurut saya bukan mental disorder,
dia tahu. penting saya di candid saat ribut cari angel pemotretan suasana pagi di Temesi.
Indah banget soalnya, saya pun bak profesional memotret berbagai sudut... gaya doang...
hahahaha....  menyenangkan diri sendiri maksud saya...

Ini hasilnya :



Tadi malam kanvas pendengaran saya dimanjakan.
Pagi ini, kanvas penglihatan saya yang dimanjakan.
Tuhan Maha Besar...

Saya nikmati berkahNya yang luar biasa...
Kemungkinan saya sering ke Bali kan kecil.
Saya bisa hari itu di sana.  Dadakan istilahnya, karena bukan ada di perencanaan jangka panjang saya.
Tidak saja bertemu orang hebat.
Tuhan juga buat mata dan pendengaran saya 'diperbaiki', energi hidup saya ditambah,
Terima kasih.

Masuk ke rumah orang beragama Hindu, baru pertama kali ini saya alami.
Di rumah ini, saya melihat hal-hal religius dari sahabat saya Yatnie ini.
Ia senang hati menceritakan keadaannya menyambut hari raya Galungan,
Bagaimana dia menyiapkan dirinya dan rumahnya untuk menyambut hari rayanya.
Bagaimana dia akan merayakan bersama keluarga yang tersebar di lain-lain kota di pulau ini.
Mendengarnya bercerita saya sangat bersyukur... bisa melihat kebahagiaan terpancar dari dirinya.

Ini beberapa sudut di rumahnya tempatnya berdoa, yang sempat saya ambil gambarnya.




Rumah Yatnie sedang panen lengkeng,
ya baru pertama kali itu saya lihat kelengkeng langsung dari pohonnya.
Padahal di rumah ibu saya ada, tapi kurang up date.
Biasa lah... depan mata malah terlewat...





pelajaran hidup yang saya pelajari saat sehari bersama Yatnie adalah betapa dia selalu mengingat kepentingan orang lain.
Dia petik lengkengnya yang bagus, untuk di bawa sebagai buah tangan untuk saudaranya yang akan dikunjungi di Sanur nanti

Terima kasih ya Yatnie, saya diijinkan masuk dan menginap di rumahmu.
Terima kasih atas kerepotanmu, dari menyetir mobil seendiri, malam-malam.
Lalu membawakan keranjang piknik dan menyediakan kanvas alam serta panen buah di rumahmu.
Terima kasih ya Nie...

panen lengkeng...

makan jambu Madura... hehehe... maksudnya dibeli Yatnie di pulau Madura

Tinggal dan jadi orang Bali itu andalan banget bagi turis domestik macam saya ini...
Yang saya perhatikan,
kalau teman-teman saya bertemu Yatnie di Bali, pasti dia bawa kami-kami ini ke tempat-tempat yang berbeda.
Psikolog kali ya... dia tahu temannya yang ini suka apa di bawalah ke tempat yang khusus.
teman yang lain di bawa lagi ke tempat yang lain.
Kemampuan mengentertainment orang lain itu ratingnya tinggi.... berasa asesmen apa ya si Pipin ini merating Yatnie. Hahahaha... maaf kebiasaan....
Customer Focus nya tinggi.

Jelas dari Temesi, Gianyar tugas yatnie adalah meletakkan saya kembali di Bandara Ngurah Rai.
Rencananya hanya itu... Ubud, Gianyar, Sanur, bandara.
Tapi bukan Yatnie namanya kalau tidak detil dan komprehensif,
Dan nambah seru....
Dia akan menghabiskan waktu di coffee shop sepupunya yang dekat dengan bandara.
Luhtu's Coffee Shop di pantai Sindhu, Sanur.
Menuju ke sananya.... saya di entertaint lagi.

Saya di bawa kemana coba...
Desa Penglipuran.
Pernah menjadi juara Desa Ter-rapi Terbersih di Indonesia, tahun berapa ya...
tahun 2010 saya pernah di bawa Yatnie juga ke desa ini.
Sekarang saya ke Penglipuran lagi.

Lebih rapi...
dan luar biasa bersih... yakin Singapur kalah sama Penglipuran....
beneran....
(I wish... all place in Indonesia like Penglipuran, Bali)

Ah gak mau kolase karena memang mau jadikan album kenangan, lihatnya lagi utuh...

kelihatan banget 2 ibu-ibu ini gembira banget yak...

dengan ijin anak dan suami ini ya... catet...



cantiknya sahabatku ini diantara bunga Matahari








Di bawah ini adalah contoh orang pose mati gaya.....
terlalu lelah berusaha dengan pose yang menyenangkan untuk dilihat....

kurang arahan...

kurang inovatif

kurang kreatif

kurang semangat

kurang kekinian

nah ini baru yang namanya semangat

saling memotret

hasil dari saling memotret

latar belakangnya Pura Penglipuran
senangnya sampai ke desa ini lagi....

Oleh-oleh dari desa Penglipuran adalah Loloh Cem-Cem.
Loloh itu maksudnya jamu.
Cem-Cem itu nama pohon yang daunnya dibuat loloh.
Kata orang Cem-Cem itu adalah Kedondong Hutan.
Seandainya ada saja tersisa pohon Cem-Cem kecil yang dijual, pasti saya beli.
Karena saya berencana hari itu bertemu teman dari dunia masak yang juga senang berkebun.
Sayangnya.... pohon atau bibitnya tak ada....

Cem-Cem (Kedondong Hutan) - Spondias pinnata (L.F.) Kurz
Loloh nya berfungsi untuk menyegarkan tubuh,
enak banget,
resepnya hanya daun Cem-Cem di peras-peras, campur dengan gula pasir dan gula jawa,
tambah cabe, di kasih kelapa muda kerok.
Rasanya campur aduk, pahit, asem, manis, pedas. entah kenapa yang saya dapatkan di Penglipuran ini enak sekali.



Ini rekapan usaha Yatnei dalam ber welfie ria...
sangat  kreatif berusaha mencari spot,
jauh dari mental disorder menurut saya mah...
hahaha... soalnya saya yang terphoto olehnya...
gak mau rugi.
Heran... mosok dibilang mental disorder ya Nie.... aneh...





Terima kasih untuk sesiang itu...
Mari kita menuju Sanur....
Tepatnya ke Luhtu's Coffe Shop....

Luhtu adalah sepupu Yatnie,
dijadikan nama cafe yang dikelolanya.
Pernah suatu ketika saya diajak Yatnie ke Luhtu.
Kala itu yang menonjol adalah keramahan karyawannya.
Ada rasa yang lain dari yang lain....
entah bagaimana mendidik para karyawannya, ketika saya datang kedua kalinya, 
sikap karyawannya juga tidak berubah (dalam artian positif).... tetap ramah.
Ramahnya lain..... dibanding keramahan yang sering saya temui di toko atau restauran atau tempat manapun.
Rasanya menyatu gitu...
benar-benar seperti di layani sesama anggota keluarga....
Mereka siap menolong kalau bahasa tubuh kami kebingungan,
Mereka ada di sekeliling kami tapi sekaligus kami merasa mereka tidak ada saking mereka sangat memberi privacy...
Nyaman...
Tahu kalau tidak akan terlewatkan oleh mereka.

Bukan karena Yatnie adalah sepupu pengelola coffe shop ya...
karena dengan para turis di situ pun mereka memiliki tingkat keramahan yang sama,
Susah ya menjelaskannya secara kata-kata...
ini seperti nuansa tertentu yang lebih tepat kalau dirasakan sendiri....
Silakan datang ke Luhtu's Coffe Shop di pantai Sindhu tepat di depan Inna Sindhu Beach Hotel.
coba saja rasakan pelayanan keramahan mereka....

Kami sempat mencicipi mix salad nya....
sederhana, hanya sayur-sayur gitulah... tapi dressing nya enak sekali.
Ya yang sayur gitulah tadi itu juga kualitasnya bagus, gak ecek-ecek.
Saya hanya menggambarkan kalau isinya sayur....
yang kadang orang seperti saya sulit makan sayur gak akan melirik untuk menghabiskan salad itu.
Eh ternyata.....
Beda....
saya dan Angela Mulianie Tombokan (Lia) teman saya owner Angel's Kitchen yang bertemu di Luhtu membahas dressing saladnya sampai serius sekali...
saking enaknya...
hal sederhana disajikan serius oleh Luhtu, jadinya juga elegan banget...
jadi rebutan menghabiskan salad deh kita....

saking seriusnya kita membahas Mix Salad dari Luhtu, sampai gak sadar ada yang mengembangkan hobi selfie.... hahaha, Yatnie boring.... hihihihi maafkeun

lihat latar belakang, semuanya turis manca negara... justru kita bertiga yang berasa ada di luar negeri....
Andalan lainnya adalah sate lilitnya... juga carrot cake nya.
Langsung perut terasa penuh karena puas.... enak semua yang disarankan untuk kita coba.

itu sate saking enaknya lupa kita potret, tingal terakir dan jadi rebutan... oke di atasnya ada carrot cake dan itu almond crispy buatan Angel's Cake nya Lia... heaven banget kan hari itu... perut kenyang



Terima kasih ya Luhtu,
makanannya enak... pelayanannya ramah....
tempatnya nyaman....


ditemukan seorang anak bebaju merah di pantai Sindhu



Setelah berpisah dengan Lia .. jangan dikira saya akan di antar ke bandara oleh Yatnie...
Dia membawa saya makan Tipat Cantok.
Seperti mau membantu tamannya yang kadang kurang gaul ini... yang tidak paham apakah Tipat cantok itu...
hahahaha.... senangnya diperkenalkan dengan makanan khas Bali,
Tipat itu ketupat dan Cantok itu artinya diulek,
ketupat bumbu kacang...
sekeluarga lah... dengan Gado2 Pecel dan Lotek.... 
cuma tipat cantok ini pakai petis dan jeruk limau kadang ada yang menambahkan oncom dalam kuah kacangnya dan sayurannya matang bukan mentah seperti Karedok.


Luar biasa Yatnie ini ya... benar-benar merencanakan dengan baik...
jadi diary saya hari ini bersamanya ditutup dengan sesuatu yang berharga buat tukang kuweh ini... ngenyangin perut.
Lebih kenyang dan lebih lagi.

Dan hanya orang dengan kepribadian teruji yang tenang... yang masih bisa selfie eh welfie-an disaat yang tak menguntungkan...
Bayangkan...
dalam keadaan mepet saya harus turun di bandara Ngurah Rai...
Ditunggu banyak mobil lain di belakang kita,
dan harus menenteng-nenteng koper berisi loloh cem-cem yang berbotol-botol (berat tapi saya tak menyesal membawanya)...
ah kalau saya sih sudah gak inget untuk welfie...
blasss.... langsung turun dan dadah-dadah...

Eeeyyy bukan Yatnie namanya kalau tidak menguasai keadaan...

siyu yatnie... siyu Bali.... ketemuan lagi ya...
Miss you already Yatnie....
Thank you so much much much much...
Selamat hari raya  Galungan,
semoga senang dan bahagia berkumpul dengan keluarga besar,
salam untuk ibunda, suatu ketika perlu mengicipi masakannya yang katanya enak itu
(hoax mah kalau belum ngicip Nie... hehehe...)
Terima kasih pengertian anak dan suamimu ya.... salam ya Nie...

Kalau kemarinnya sampai Denpasar dalam keadaan hujan luar biasa,
Sampai bandara Soeta cuaca terang Nie...
secerah pikir dan perasaanku... uhuuuy

pulang pergi naik Garuda, saya kangen Garuda, masih terbaik di Indonesia, terbaik!

2 comments:

  1. Wow! Luar biasa penggambaran semalam kebersamaan kita... dan hanya dirimu "supermom" Pipien yg bisa sedetail ini. Trims ya sudah jadi teman pertama yg nginep di rumah Temesi. Semoga ada yg ngundang ke Bali lagi seperti saat itu yaaa... *sudah sampaikan salam saya ke Fe, yg kuenya pas...uenaaak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Panjang ya Diary 18 jam kita...
      Memang membahagiakan sangat.
      Yess salam di sampaikan... nanti dibuatkan lapis legit ala kami ya Nie...
      Sukses selalu untukmu.

      Delete