04 July 2015

Fera Si Bungsu ku, Mengajar Memasak Teman-Teman Disleksia nya di indiGrow


Ini cerita tanggal 6 Januari 2015,
Bungsuku, diminta 'mengajar' teman-temannya di indiGrow.



indiGrow letaknya di Jl. Haruman 35, Bandung.
Suatu tempat terapi.  Partner orang tua dan sekolah dalam mengembangkan anak mencapai potensinya.
Mirip Pelangi Harapan di Pulo Mas, tempat terapi si Bungsu dahulu kala.


Pertama menjejakkan kaki di indiGrow, hati saya berrdesir lebih karena flashback tahunan yang lalu,
saat saya juga rajin mengantar si Bungsu terapi.
Dengan keyakinan akan membawa suatu perbaikan tanpa tahu waktu itu apa yang terjadi padanya.


Aaahhh, hari ini anak itu...
menemani teman-temannya di indiGrow sini, bermain dan mengajarkan memasak....
hati saya berdesir....
mata saya hampir banjir air tangisan.
Siapa sangka.
Bungsu yang sulit berkonsentrasi, belajar paling malas, yang nimpukin gurunya dengan sepatu saat diminta belajar, inginnya main dan main dan main,
sekarang bisa berdiri di muka kelas, dan mengajar.....



Saya bangga sekali sama si Bungsu....

ini orang yang sangat mendukung Bungsu untuk nyaman,
ini orang yang percaya sama Bungsu, mau ngapain aja tidak dimarahi.
Pada orang ini, Bungsu bisa bercerita tentang teman yang dia bilang ganteng,
Pada orang ini Bungsu bisa menangis karena menerima ejekan atau ketidakpercayaan dari teman-temannya....

Ibu Betty guru ekskur kuliner dari SD sampai SMP sekarang ini

Ibu Edah guru ekskur kuliner partner bu Betty
Jadi mereka mendiskusikan harus membuat apa,
pilihan ditentukan si Bungsu.
Ingin membuat bolu kukus karakter.
Pertimbangannya agar teman-temannya suka membuatnya karena mereka bisa berkreasi sebebas-bebasnya.

Pertama Bungsu memperkenalkan diri,
dibantu guru-guru di indiGrow,
mereka mengajukan pertanyaan kepada si Bungsu sebagai 'ice breaking' sehingga teman-teman Bungsu bisa menerima kedatangannya.


Saya sangat berterima kasih....
guru-guru di indiGrow sangat memperhatikan detil ini,
perkenalan ini secara psikologis membuat anak saya juga beradaptasi dengan aktivitas berikutnya, dimana dia yang akan mengajar memasak,
dan teman-temannya bisa dibawa kepada situasi dimana mereka nanti akan memasak,
jadi tidak saja murid-murid tetapi si Bungsu sebagai tamu sama-sama beradaptasi.

Saya melihat guru-guru indiGrow sangat dapat diandalkan,
saya sendiri sebagai orangtuanya si Bungsu merasa tidak dibiarkan, atau dicuekin,
tetapi melalui sapaan dan keramahtamahan mereka, saya merasa langsung diterima oleh mereka.
Senang sekali dengan cara atau nilai2 yang berlaku di indiGrow.


Ini salah satu murid di kelas Disleksia,
namanya Lala, dia yang kenal kalau Bungsu adalah salah satu peserta Junior MasterChef Indonesia season pertama.
Terima kasih ya La...


Tidak hanya Lala, ternyata hampir semua anak di kelas sangat aktif.
Jika saya perrhatikan, kemampuan untuk fokus mendengarkan berbeda rentangnya.
Namun menurut saya tidak terlalu panjang.
Mereka mudah teralihkan entah dengan tindakan temannya atau melihat ke arah lain.
Tapi gurunya pun demikian. Hahahahaha....
bungsuku, juga bicara sebentar tentang terigu, beralih lagi tentang telur....
sama.... mereka sama dan sebangun, hehehehe....
tjadi betul kata Bungsu ku waktu saya tanya apakah siap menemani dan mengajar di indiGrow ini....
yang dijawabnya "Jangan takut bu, kan kita sama..... sama-sama gitulah (sambil menunjuk di otak)"


Ini Bungsu ku belajar untuk merencanakan,
lalu menjalankan perencanaan itu satu per satu per tahap,
Juga belajar berani tampil di muka umum.
Dia belajar mengajar.  Bagaimana tampil.
Pengalaman hebat.




Bungsu ku belajar untuk sabar.
Ia juga harus belajar menguasai satu kelas.
Terlihat dia sangat senang melakukannya.

Tidak saja murid, tampak para guru juga berminat berkreasi membuat bolu kukus itu,
bearti betul si Bungsu,
resep bolu kukus karakter sangat menarik



Terima kasih kesempatannya, indiGrow,
dr Purboyo Solek dan dr Kristiantini Dewi.




Bahagianya bisa berbagi....
Sayang hari itu dr Kristiantini Dewi sakit,
tapi untungnya masih berkesempatan untuk bertemu dengan dr Purboyo Solek,


Rasanya mau untuk datang kembali ke indiGrow, berbagi lagi....
berrmain lagi bersama teman-teman di sana.



Saya bersyukur bisa menyaksikan. kekuatan kesabaran si Bungsu,
sekaligus sisi kekanak-kanakannya


Dia dekati anak yang dengan setia menunggui bolu kukusnya matang,
padahal teman lain meneruskan mengikuti pelajaran  dan makan siang.
Lalu tanpa disadarinya,
Bungsu ku mengajaknya main trampolin.
Daripada meminta anak itu kembali ke kelas, atau mengantarkan anak itu kembali ke kelas,
Bungsu ku malah mengajaknya naik trampolin dan bermain sampai puas dengannya.


setelah beberapa saat, anak itu mau untuk masuk kelas dan melanjutkan pelajaran serta kegiatan makan siang.  Sedangkan si Bungsu kembali mengukus semua bolu hasil buatan teman-teman dan guru-guru indiGrow.

Yang membuat saya mau menangis adalah....
mungkin tanpa disadarinya, Bungsu teringat jaman dahulu kala.... jauh di masa lalu,
saat ia terapi, kegiatan melompat-lompat dengan trampolin adalah kegiatan yang paling ia sukai.
Ia seelalu senang menceritakan waktu itu, kalau diberi kesempatan loncar-loncat di trampolin.
Jadi.... ia tidak melupakan saat itu... saat ia menjalani terapi.....
kali ini memaknainya dengan lebih bijak, lebih dewasa.... lebih dengan bahagia.....

Saat di mana saya pun waktu itu menjalankan tanpa yakin,
tanpa tahu pasti akan ada sebanyak ini kebaikan di dalamnya....
kadang kita hanya menjalankan hidup begitu saja, dan terganjar di kemudian hari....
jika kita maknai sebagai suatu yang positif, di ujung sana pun berbuah hal yang positif....
Jangan menyerah.


Gak sangka ya... Disleksia yang dulu sangat perlu di sumpahserapahi karena membuat Bungsu ketinggalan pelajaran, di'bully' dan menurunkan rasa percaya diri...
kalau dijalani dengan positif,
mendatangkan banyak bantuan positif,
membukakan banyak pintu positif,
menghasilkan hidup yang positif....

Luar biasa pengalaman ini.
Terima kasih sekali lagi atas kesempatannya,
Fera senang sekali ke indiGrow.

No comments:

Post a Comment