Nayla Mafaza Aliyah Muslim Junior MasterChef Indonesia 1

Nay asalnya dari Bima, Nusa Tenggara
(Nusa Tenggara Barat atau Timur ya?... Barat deh kayaknya, hedew...)
Mungil... polos...
tapi juga,
Periang... ceria...
dan ternyata kita deketan ya area rumahnya...

Nay anak yang sederhana,
Kecil-kecil gitu sudah berani ambil resiko lho...
karena awalnya yang ingin didaftarkan ikut JMCI adalah sang kakak
tetapi Nay yang mengambil kesempatan untuk ikut audisinya,
dan diterima...

Nay itu prinsipnya kuat
dia sendiri lho yang sadar untuk memakai hijab,
tanpa di paksa, begitu cerita ibunya...
masak juga dia bisa,
hanya dengan melihat apa yang biasa ayahnya lakukan
ini anak kecil-kecil cabe rawit deh

waktu hari pertama di karantina
langsung ngerasa deket ya Nay... tetanggaan ternyata kita

Bekasi kehilangan dua sekaligus peserta JMCI 1 nya,
gugur pada episode 4, Nay dan Matt
yaaaaa... tinggal si Bungsu berjuang sendiri,
mulai ada rasa-rasa ... episode 5 nanti untuk Bungsu agaknya :(

terlanjur salah tulis nama di apron ya Nay...
ah tapi,
kamu tetap Nayla untuk kita kok Nay

Menjelang syuting episode pertama,
saya terkekeh mendengar cerita bu Merry ibunya Nay

melihat bentuk badan yang kecil,
paling kecil dari seluruh peserta
juga melihat kemampuan peserta lain...
bu Merry jadi pendamping siaga,
bahwa mereka sudah siaga siapkan kopernya untuk eliminasi
dan itu diulang... diulang lagi... tiap episode
Situasi getir disikapi bu Merry dengan ringan
caranya bercerita lucu, cerita kalau sudah siap eh tidak jadi di eliminasi
mau bongkar koper, gak tega... jadi koper selalu siap
lucu deh ceritanya

tapi saatnya pintu terbuka diakhir episode 4,
dan Nayla yang keluar untuk dieliminasi...
situasinya tidak lucu lagi

episode 4 akhir Nay
VJ setelah ditinggal Nay, dipindah jadi teman kamar si Bungsu

selalu menyedihkan
menyaksikan anak-anak mencoba bersikap kuat menghadapi sesuatu yang pahit
Nayla menangis...
memeluk ibunya dan dia menangis
sambil berkata-kata sesuatu yang tidak saya duga akan mendengarnya

sesuatu yang berbeda,
Nay ajarkan pada saya dan Bungsu ku tentang makna eliminasi....
makna baru...

tribute to Nayla
we are proud of you Nay...

eliminasi-eliminasi sebelumnya....
peserta menangis sedih karena mimpinya pupus

Nayla beda....
kalimat pertama yang dikeluarkan di pelukan ibunya adalah permintaan maaf
"Buuuuuu (sambil tersedu hebat)... maaf ibu, besok ibu jadi jualan lagi..."
"Maaf ya bu Nay jadi buat ibu jualan es lagi..."
dan pecahlah tangis kami semua di situ
aduh Nay.....

anak sholehah....
tidak memikirkan dirinya tapi lebih memikirkan ibunya
hati ibu mana yang di situ yang mendengar yang tidak terharu
anak 8 tahun lho itu...
sudah demikian hebat pengertiannya

sepanjang perjalanan kembali ke karantina, saat menuju bis
Nay berjalan dengan saya,
saya puji dia
saya tanyakan tentang ibunya,
dia bilang "Kalau aku menang, hadiahnya bisa buat ibu seneng-seneng,
gak usah lagi jaga warung... gak usah lagi buat es, buat mpek-mpek,
ibu gak usah jualan lagi di sekolah"

heuu... saya hanya bisa peluk dirinya
Nayla hebat betul
tidak sedetikpun berpikir untuk ketenaran dirinya
hebat betul....

bu Merry...
betapa beruntungnya ibu punya Nayla....
saya dan Bungsu doakan agar ibu dan Nay bisa menginspirasi banyak keluarga yang lain
sukses selalu...
saya dan Bungsu beruntung kenal ibu dan Nay,

nanti saya dan Bungsu minta ajari cara buat mpek-mpek ya bu,
kami main ke rumah ibu ya...

ini Nayla dengan sang penginspirasi...
ayahnya Nay.... seorang chef juga...