Asal usulku |
Dia.. bapakku...
Suatu ketika saya mampir menengoknya,
berbicara seperti biasa,
betapa dia sayang sekali padaku
"Gimana kabarmu?"
tentu saya jawab, baik dong pak.....
"Ah kamu anakku yang paling kasihan....
kukasih uang ya, uangku banyak.... kukasih dolar ya Pin...
biar bisa nyaman hidupmu"
dan mulailah dia menghitung,
sambil meletakkan uang dolarnya helai demi helai di telapak tanganku
ahhh bapak...
saya hanya bisa tercekat...
"satu... dua... tiga... empat... lima.... enam ratus dolar ya Pin,
di simpen supaya gak kesusahan nanti ya"
dan berlalulah dia meninggalkan saya dan uang pemberiannya
ahhh bapak...
matanya bangga bisa menolong kesedihan anaknya
saya pun tak berniat membuatnya sedih
saya ciumi bapak "Terima kasih ya pak"
uangnya saya kembalikan ke ibu,
untuk di simpan ibu
6 helai uang kertas Rp 100.000,-
rupiah.....
bukan dolar
![]() |
bapak dan bungsu |
suatu ketika saya kunjungi lagi,
bapakku kecewa sekali dengan saya
"Kenapa kunci kamu bawa pulang ke rumahmu?"
saya heran.... kunci apa?
"Bapakmu belum mati, kamu sudah mau menguasai rumah ini.."
haaa????
duh bapak....
Kunci sengaja disembunyikan ibu,
karena pernah bapak berhasil keluar rumah
dan hilang entah berantah
membuat ibu dan adik perempuanku mencarinya seluruh jangkauan yang mungkin diraih
ditemukan diujung jalan komplek dikerubuti banyak orang
mungkin mereka bermaksud menolong bapak yang seperti kehilangan arah
begitu ditemukan....
marahlah bapak,
"Aku kan jadi malu.... dikerubuti banyak orang,
mereka bertanya tapi aku gak bisa jawab... kenapa kalian lama sekali ke sininya?"
waktu besoknya bapak mencari kunci...
ibu bilang kunci di bawa saya
di bawa bukan kebawa
jadi setiap bapak marah tidak bisa keluar rumah,
bapak selalu ngomel-ngomel "Pipiiiiiiiiiiin.... gimana sih anak itu"
ya marahlah bapak ketika bertemu saya,
bapak tidak bisa lagi keluar rumah
aaahhh... selesai bapak marah kepada saya,
di ujung mata saya, saya melihat ibu tertegun
entah mau berkata apa....
saya paham keadaannya,
ingin saya cium bapak, ah bapak....
ingin saya peluk ibu.... supaya luruh beban beratnya menjaga bapak yang sulit diatur
bapak waku itu dirasakan semakin menjauh,
punya dunia sendiri,
yang bapak bisa lihat tetapi kami tak bisa lihat
bapak mengalami halusinasi...
melihat ibu dikeroyok banyak orang
melihat anak kecil keluar dari AC
kadang bapak merasa seperti berada di situasi perang
pernah suatu ketika bapak menyiapkan baju ke dalam koper,
dan mengajak ibu siap mengungsi
masalahnya....
waktu itu semua menjadi kesal
karena waktu dikatakan bahwa kami tidak melihat anak kecilnya, misalnya
bapak marah besar
lingkungan merasa harus mengkoreksi penglihatan bapak
ketika bicara bahwa saat ini tidak perang lagi,
bapak semakin menerangkan bahwa sekarang sedang berperang
kadang ibu sedang tidur pulas,
pukul 3 pagi dibangunkan dengan terburu-buru
bapak panik,
sudah bawa koper,
dan mengajak ibu pergi keluar,
tidak aman katanya...
sesampainya di halaman rumah, bapak hanya mematung
tentu ibu naik tekanan darahnya...
menjadi marah-marah juga
pukul 3 pagi dibangunkan dengan terburu-buru
bapak panik,
sudah bawa koper,
dan mengajak ibu pergi keluar,
tidak aman katanya...
sesampainya di halaman rumah, bapak hanya mematung
tentu ibu naik tekanan darahnya...
menjadi marah-marah juga
bapak sulit mengingat
kalau bercerita menjadi tidak bersambungan
kalau tidak didengarkan karena kitanya bingung, bapak marah
mudah sekali bapak terusik emosinya
lalu semua menjadi memburuk,
Ini kesimpulan MRInya :
Brain memperlihatkan atrofi serebri dan serebelum, dan terlihat multipel iskemik infark di superior frontal girus kanan-kiri dan lakunar infark di halamus kanan, selain itu terlihat polyp nasi posterior kirimasuk rumah sakit.... awal-awalnya bapakku tidak menuju perbaikan sama sekali
semakin sulit berjalan malah
bicara pelo
dari bisa makan sendiri akhirnya tidak bisa menelan,
bapak di sonde
semakin buruk,
bicara semakin mengacau
kami harus membagi pengaturan jaga bapak,
kalau tidak diatur, lelah luar biasa...
karena bapak bisa tidak tidur berhari-hari dan hanya bercerita...
kita yang nunggu lelah...
ibu menunggu bapak pagi sampai yang aplusan malam datang
selalu ibu tiap hari datang
ibu tidak mengeluh capai
tetapi
malam kami bergantian
Bapak disiapkan menerima sakramen minyak suci,
sakramen diberikan kepada orang yang dalam keadaan bahaya kematian atau orang yang dalam kondisi sakit berat/parah
sedih .... melihat batu karangku tergolek tak berdaya
tak tersentuh dengan kata-kata
apa yang diceritakannya tidak nyambung
lama kelamaan hanya menginat nama ibu...
yang lain hilang entah kemana ingatan bapak
(foto)
saat mengikuti ibadat perminyakan suci itu,
pergolakan batin saya sangat berat
rasanya kok jadi seperti ini....
rasanya belum siap ditinggal bapak
kasihan ibu nanti
tetapi melihat bapak juga tersenyum selama proses
itu membuat saya berpikir lain lagi,
kalau bapak yang dunianya tidak bisa saya sentuh,
tetapi bisa merasakan kekuatan sakramen minyak suci ini hingga tersenyum
kenapa saya juga tidak mencoba ringan hati,
ikhlas....
ya setelah pemberian sakramen selesai,
hati saya pribadi senang... lega tepatnya
bapak sudah berada di jalan yang tepat
sudah siap pulang,
ternyata malamnya demam...
begitu berulang
sampai akhirnya bapak kontrol di rumah sakit besar dan ditemukan kenyataan bahwa baapk sudah tidak memiliki refleks menelan lagi
bapak harus di sonde
hhheeehhh... berat nafasku,
tapi yang terbaik saja
Perawatan di rumah lebih harus hati-hati lagi,
ini segepok obat-obatan yang bapak harus minum
pagi siang dan sore
awalnya harus diperhatikan dan ditunggui untuk menelannya
atau di gerus halus dimasukkan sondenya
selain obat sudah siap tiap pagi, siang dan malam....
jadwal makan sudah diatur, kami ke dokter gizi
pengetahuan baru, hitung-hitungan kalori
kami harus menjadi cerdas terhadap jumlah kalori makanan yang masuk
keadaan seang di sonde dengan setelah selang sonde dicabut berbeda
ternyata proses dengan psikiater itu perlu pemahaman baru buat kami
sepertinya bukan dokter yang biasa beri resep sekian-sekian dan makan berapa kali sehari
tetapi saya baru memahami kenapa mereka lama menemukan dosis yang tepat
karena setiap penurunan atau kenaikan dosis, harus dilihat dampak perubahan perilakunya
jadi...
sekarang kami tahu,
bukan mereka lambat atau tidak mau tanggap,
tetapi memang dosis untuk setiap kasus berbeda-beda
harus sabar...
jadi... perlu tanya kitanya
kalau bisa tidak ganti-ganti dokter karena catetan rumus dosisnya kan ada di dokter
kalau dokter baru nanti akan mulai lagi trial error cari patokan dosis yang tepat
akan butuh waktu lagi kan tu
semoga bapakku lancar-lancar saja semua pegobatannya dan kesembuhannya
kalau dosis obatnya sudah pas,
bapak bisa tidak terganggu lagi dengan ingatan yang hilang
bapak harus mengembalikan ingatannya,
harus dibantu lagi membaca dan berhitung
ini bapak belajar untuk ulangan berhitung besok, hehehe....
(foto)
bapak juga belajar membuat garis dan lingkaran dan mengingat tandatangannya
(foto)
bisa bepergian walau terbatas,
tidak bisa jauh-jauh dan lama-lama
bisa diberi kesempatan untuk berulang tahun
yang paling membahagiakan adalah bisa nyambung komunikasinya
bisa ngelawak lagi
bisa cerita
dan
puji Tuhan.... bisa memberi nasehat
kalau pikun menyerang...
entah karena ketahanan tubuh bapak sedang lemah sehingga mudah mengalami infeksi
dan kalau sudah begitu bapak tidak ingat lagi
yang harus dilakukan adalah.....
kita menyamakan gelombang pembicaraan dengan bapak
tetep butuh di dengarkan, diberi komentar agar bapak merasa kita nyambung
yang terpenting agar bapak merasa BEING SOMEBODY
bukan nobody yang gak nyambung dunianya dengan kita
entah bagaimana,
pokoknya tugas utama aalah membuat bapak nyaman
dan tersenyum
dan dihargai
itu yang utama....
ada pengalaman yang sangat menyentuh hati,
yang sakit siapa??.... bapak
yang sehat siapa??.... ibu
tapi waktu itu,
ibu jatuh sakit...
kalau bapak ditengah keterbatasannya,
masih mengutamakan menjaga ibu yang sedang jatuh sakit waktu itu....
(foto)
wah... saya menangis
itu luar biasa inspirasinya....
itu sangat luar biasa...
ingatan pudar tapi cinta tidak pudar
aaahhh bapak.... ibu.... I love you so much
No comments:
Post a Comment