01 January 2015

Ke IKEA Indonesia Belajar Tertib dan Mandiri


15 Oktober 2014 IKEA Indonesia dibuka,
letaknya di Alam Sutra.
Hebohnya saat pembukaan sudah terbayang,
jadi saya skip hari itu...
lebih baik nanti-nanti saja,
pertimbangan lainnya menunda waktu itu adalah lokasi Alam Sutra yang jauh.
Beda planet soalnya, hehehe....
Bekasi kasihan ya...

Kesempatannya datang saat liburan penghujung tahun.
Akhirnya kami bisa ke IKEA, di sini di Indonesia....

Apa sih menariknya IKEA itu?


IKEA itu toko yang besar dan luas,
yang menjual perabotan rumah tangga dengan harga terjangkau.
Tujuannya tidak hanya membuat rumah menjadi lebih indah ,
tetapi juga memudahkan hidup.
Hidup menjadi lebih sederhana.

Ada saingannya di sini,
ada ACE Hardware, Informa, Olympic...
Bedanya dengan saingannya adalah....
Luasnya bagunan, di IKEA tentu barang yang dijual juga jauuuh lebih banyak....
Katalognya tebel banget, bukan lembaran kertas doang...
Ada pensil kecil untuk nulis, apa yang mau kita beli....
Ada kertas kecil panjang, yang dipakai untuk mengukur dimensi barang
Lay out nya menarik, per ruangan,



Saya pernah ke IKEA sebelumnya...
paling sering ke IKEA Singapura,
sudah pernah ke kedua tokonya.
Kalau ke Singapura dan tahu akan ke IKEA yang nitip minta beliin barang banyak banget,
temen-temen menjadi semangat sekali,
dan saya senang-senang aja beliinya...
kadang dicemberutin suami karena khawatir banget overweight....
belum selama bawain barang yang dibeli naik MRT, selalu cemberut...
aaahhh suami saya kurang menghayati betapa nikmatnya belanja,
termasuk membawanya dan menyerahkannya kepada pemesan,
puas banget....
maka... biarlah walau tiada senyumnya,
saya tetap teguh dan fokus mencari barang titipan teman-teman Jakarta....

karena behind the scene nya saja sudah mengasyikkan...
dari Jakarta kita sudah browsing...
sudah milih-milih barang,
sembari nerima uangnya, entah cash entah transfer,
saya ngitung-ngitung luas koper, cukup atau tidaknya saya tenteng kopernya...
anak-anak saya ikut senang kalau diajak ke IKEA Singapur,
hambatan hanya pada suami... hehehehe....
tapi dia setia aja nganterinnya hihihi.... acung jempol...

Saya juga pernah ke IKEA di Utrecht....
wah kenangan manis banget pas ke sana itu (di sini ceritanya)...
dianter teman baru... teman dunia maya...
baruuuuu ketemu di Belanda tapi baek banget mau nganterin sampe ke Utrecht padahal rumahnya di Gouda.




Sama saja... waktu itu saya browsing dulu,
untuk memudahkan belanja di sana... mengurangi kekalapan.
Walau tetep kalap... tapi cara kerja yang browsing lebih dulu itu ideal dilakukan.

Maka itu saya setuju dengan maksud IKEA yang tertulis di katalognya,
"Cara menjadi konsumen cerdas"

Tempatnya luas...
produknya bisa lebih dari 2000
Bisa 'tersesat'...
maksudnya gini....
mau beli handuk,
keluar dari sana ternyata beli sofa, lampu, lemari, pot, bantal dan malah handuknya gak jadi beli...
memang perlu lebih cerdas untuk belanja di IKEA,
supaya sesuai kebutuhan dan dana yang ada...

Di IKEA,
kemampuan diri yang musti ditingkatkan adalah kemandirian.
Mandiri dalam mencari letak barang,
Mandiri dalam membawa barang yang dibeli,
Mandiri dalam merakitnya nanti setibanya di rumah...

Petugasnya tidak melimpah ruah...
jadi IKEA sudah memudahkan konsumennya untuk melakukannya secara mandiri...
kita masuk daerah display terlebih dahulu,
mereka mendisplaynya bagus banget...
ada display ruang keluarga, ruang makan dan dapur dan sebagainya....
dengan semua produk yang mereka miliki,



Nah setelah mengitari ruangan display di lantai 2,
lalu kita masuk ke lantai satu yaitu daerah penyimpanan barang seperti 'Main Hall' dimana kita bisa ambil barangnya dan menaruhnya di kereta dorong,
walau tidak banyak petugas yang membantu kita,
mereka tertib menaruh barang-barang di rak dengan bagian dan nomer yang sesuai dengan yang ditulis di ruang display...
itu gunanya pensil kecil yang disediakan....
saat di ruang display kita tulis nama barangnya, dan letaknya di 'Main Hall' ,
lalu nanti kita ambil sendiri di rak



Kita dorong-dorong sendiri semua belanjaan kita sampai ke kasir,
nanti deket pintu keluar ada tempat kita mengambil sendiri barang yang sudah dalam kemasan datar misalnya untuk perabot yang besar seperti lemari atau bangku,
lalu kita dorong-dorong sendiri lagi ke mobil kita...
Gak ada tas kresek...

Maka itu katanya harga jadi terjangkau,
mereka gak bayar petugas banyak, biaya operasional rendah,
Kita diajari berhemat...
Mereka sudah packing barang dengan cara yang paling mudah dibawa,
gak banyak plastik atau streoform pembungkus atau kertas ganjel-ganjel kerdus.
Ekonomis.

Itu asyiknya belanja di sini.
Tapi ya sekalap-kalapnya, perlu mikir bagaimana nanti bawanya,
kalau barangnya berat, ya jangan pergi sendiri,
cari teman buat gotong-gotong

Sepertinya ribet ya belanja di IKEA...???
aaah ya dicari senengnya dong,
belum biasa aja sepertinya kita belanja cara begitu...
tapi ya jangan khawatir... IKEA juga menyediakan jasa pengantaran sih,
Ongkirnya mulai Rp 280.000,- per order

Bawa anak jadi gak nyaman dong ya ke IKEA,
secara kita emak-emak mikirin angkat-angkat barang, tentu gak cocok bawa anak ya...
Eeeh gak juga,
Bisa nikmat sih ke IKEA...
anak-anak bisa dititipkan di area bermain yang dijaga oleh petugas,
yang kalau waktu bermain habis nanti orangtua dipanggil pakai announcer,
"Panggilan ditujukan kepada orangtua xxx untuk menjemput anaknya di ruang berrmain karena waktu bermain sudah habis"
Soalnya pas di sana saya denger tu pengumuman seperti itu...
berapa waktunya sih anak-anak bisa main di arena bermain?
saya belum tanya, tapi ada aturannyalah....

Kenikmatan lainnya apa?
Parkir gratis....
dateng pagi pulang malem karena ketiduran di tempat tidur yang dicoba juga gak mempengaruhi biaya parkir, hehehe....


Terus,
belanjanya gak usah buru-buru...
santai...
jalan pelan-pelan sembari menghayati display yang ada...
tujuannya supaya kita juga bisa punya inspirasi bagaimana mengatur ruangan di rumah.
Kalau ada yang sesuai, tulis di kertas yang sudah disediakan,
tulis nama produk, harga, juga letaknya dimana,
sehingga nanti kita ngambilnya gampang....

Kenikmatan lain adalah...
IKEA mengantisipasi kerepotan kita, dengan menyediakan tempat untuk meletakkan tas belanjaan kita jika kita mau ke toilet ataupun makan di restoran.



Toiletnya bersih,
Petugasnya bekerja terus menerus, gak leyeh-leyeh dan hebatnya punya sikap yang asertif,
baru kali ini saya lihat petugas toiletnya sibuk memohon dengan tegas,
mengatur pengunjung untuk tertib antri.



Nah... kenikmatan lain adalah bisa juga nikmati makanan di restoran atau cemilan di bistro.
Pelayanan di restoran juga beda dengan yang biasa orang Indonesia lakukan,
kita mandiri mengambil makanan dan minuman yang kita inginkan...
kecuali memang yang diracik, tentu ini diambilkan petugasnya
Teh... kita ambil cangkirnya...
nanti semua dihitung di kasir, baru kita isi air tehnya sendiri...
karena ada cangkirnya.... teh ini sistem refill gratis..
Kalau mau cerdas... ambil 1 cangkir... nanti diisi ulang saja... jangan satu orang satu cangkir...


Menunya adalah berusaha menyajikan makanan sehat dengan harga terjangkau.
Salmon dan mashed potatonya lumayan enak.... tapi kalau dikasih garam dikit akan lebih enak,
Kue almond nya enak banget...
Siomaynya asyik... dalemnya diisi saus kacang,
Bola-bola dagingnya, saus meatballnya yang enak.... tapi bola2nya menurut kami agak kering kurang juicy (lembab),
sosisnya kelihatan lezat tapi pas giliran kami.... sudah habis
Kentang gorengnya standard deh....
Petugasnya ramah dan kerja terus, fokus...
Harganya ya.... gak bisa dibilang mahal tapi ya gak murah juga.



Kalau mau hemat.... makan pagi di sini aja,
seporsi Rp 5.000,-
Kalau dulu di Utrecht, makan pagi 1 Euro... andalan orang-orang di sana sih.
kalau saya mah berat diongkos deh,
makan pagi limaribu perak...
tapi ke situnya lebih mahal... naik roket dari Bekasi, hehehe...

Banyak hal yang perlu diadaptasi untuk belanja di IKEA,
perilaku belanja kita agak beda memang...

Bagus juga kita diajari mandiri...
sayangnya masih banyak pengunjung kurang mandiri dan kurang tertiba
hal itu banyak saya lihat saat di IKEA,


Contohnya,
setelah makan, jelas-jelas petugasnya sedikit....
Jelas-jelas ditulis untuk meletakkan barang-barang di suatu tempat,
nanti petugasnya yang mengumpulkan dan membersihkan di situ...


Tapi kita belum biasa tertib dan punya etos kerja datang bersih meninggalkannya juga bersih....
Sepertinya kita agak manja, biasa dilayani....
Jadi saya sempat melihat beberapa pengunjung yang jijik karena meja yang akan ditempatinya kotor...
Kotor karena pengunjung sebelumnya main ninggalin aja tu bekas makannya dan peralatan makan yang kotor...




Sayang ya...
padahal ini kan bagus kalau dijadikan kebiasaan....
Mandiri....
bukan manja karena biasa dilayani...

Ke IKEA bisa dijadikan ajang pembelajaran perilaku positif,
bagaimana mengambil makanan sendiri, hitung sesuai kemampuan...
kemampuan kekuatan perut dan tentu dananya...
tidak rakus,
sabar dengan perhitungan...
setelah selesai makan, dikumpulkan sendiri dan dibawa ke tempat petugasnya,
bukan berrharap petugas yang membersihkan dan membawa-bawa barang bekas makan kita

Mungkin guru-guru di sekolah bisa mulai mengajarkan murid2nya mandiri...
Latihan ke sini ke IKEA karena jarang bahkan hampir tidak ada restoran di sini yang pengunjungnya diminta bantuan untuk bersih2....
Kebanyakan di sini, setelah makan kita tinggalin saja segala sisa dan kotoran....

atau mulai kita belajar mandiri, menghargai setiap pekerjaan dengan lebih baik,
kalau di luar negeri gaji pekerja itu mahal,
pembantu itu gajinya tinggi,
dan untuk memotong ongkos produksi atau biaya operasional,
biasanya perusahaan jarang punya petugas bersih2nya atau pembantu atau cleaning service....
maka semua dilakukan mandiri,
kalau makan di restoran fast food, selesai makan, kita bawa baki ke tempat yang dianjurkan...
intinya kita datang meja bersih, selesai makan meja juga bersih oleh kita.

Belajar tertib juga saya dapatkan di toilet IKEA,
mbak petugasnya berulang kali memohon pengertian pengunjung untuk antri satu baris,
bukan seperti biasanya kita antri di depan masing-masing pintu...
selain memenuhi ruangan,
si mbak sulit bekerja membersihkan karena kita ngotot menuhin depan masing-masing pintu.
Walau sudah teriak dan memohon kadang dengan senyum menggiring ibu-ibu untuk antri satu baris, masih aja ada yang keukeuh di depan pintu....
kasihan ya kita.... gak peka...


Memang kalau antri satu baris lebih tertib...
dan adil...
karena kadang ada yang nunggu depan pintu lamaaaaaaaaa karena buang airnya bukan kecil lagi...
juga lebih nyaman,
karena petugasnya lebih leluasa untuk membersihkan area,

sayang... kita belum biasa...

belum biasa mandiri...
belum biasa browsing,
belum biasa mencatat,
belum biasa mandiri,
belum biasa tertib....

ke IKEA selain belanja ternyata saya bisa juga belajar banyak....
belajar menghitung kekuatan,
belajar disiplin dan mandiri....
belajar diskusi dan negosiasi diantara anggota keluargga kalau mau milih barang, apakah barang itu penting atau tidak....



asyik dan menyenangkan....
bersenang-senanglah di sini....
awas jebol dompet kalau mmemakai cara belanja biasa,
ambil2 barang tanpa mikir...






2 comments:

  1. Wow keren nih reviewnya... jadi ikut merasakan sensasi pilah pilih dan jumlah minyak mas yg dibalur pasca ngiderin tempat ini. Salut Pien! Ada review PRJ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo kita ke PRJ bareng-bareng aja yuk.... ngereview bareng yuk...

      Delete